Sukses

Samsung Galaxy Z Flip 3 Jadi Smartphone Layar Lipat Paling Laris di Dunia

Samsung Galaxy Z Flip 3 menjadi smartphone layar lipat paling laris di dunia. Pengapalan smartphone layar lipat di dunia mencapai 2,22 juta unit.

Liputan6.com, Jakarta - Samsung dan Huawei kini masih menjadi pemain utama di pasar smartphone layar lipat. Sayangnya, persaingan Huawei di industri smartphone terganjal dengan larangan yang diberlakukan di AS.

Larangan AS atas Huawei telah menciptakan semacam monopoli di segmen smartphone layar lipat. Menurut data DSCC, total pengapalan smartphone layar lipat pada kuartal 1 2022 mencapai 2,22 juta unit.

Menurut laporan Gizchina, Sabtu (4/6/2022), jumlah pengapalan tersebut meningkat 571 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Di antara berbagai perangkat smartphone layar lipat, Galaxy Z Flip 3 menumbang 51 persen dari pangsa pasar smartphone layar lipat di seluruh dunia. Hal ini pun menjadikannya sebagai smartphone layar lipat terlaris di dunia pada kuartal pertama.

Samsung Galaxy Z Flip 3 telah menjadi pemimpin pasar selama tiga kuartal berturut-turut. Sekadar informasi, Galaxy Z Fold 3 menjadi smartphone layar lipat terpopuler kedua di kuartal pertama.

Dengan popularitas kedua perangkatnya, Samsung saat ini mendominasi pasar smartphone layar lipat dengan pangsa pasar 74 persen.

Sementara, pangsa pasar smartphone Huawei layarnya dapat dilipat juga meningkat, mengikuti Samsung.

Pada kuartal pertama tahun ini, pangsa pasar Huawei mencapai 20 persen. Di mana, penjualan smartphone Huawei P50 Pocket memainkan peran besar atas capaian tersebut. Dengan demikian, Huawei dan Samsung mengklaim menguasai 95 persen dari pasar smartphone layar lipat global.

Peneliti DSCC mengatakan bahwa pasar smartphone layar lipat telah mengalami ekspansi yang cepat. Pengapalan smartphone layar lipat diharapkan meningkat sebesar 107 persen tahun ini dengan jumlah 16 juta unit.

Selain itu, pengiriman panel smartphone layar lipat akan meningkat 102 persen menjadi lebih dari 20 juta unit panel yang dikirimkan.

Nantinya, Samsung Galaxy Z Flip 4 dan Galaxy Z Fold 4 yang akan dirilis tahun depan serta model smartphone layar lipat Huawei yang baru akan menjadi pendorong pertumbuhan ini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Masih ada Masyarakat yang Terkejut Liat Smartphone Layar Lipat

Terlepas dari pangsa pasarnya, tren ponsel lipat berpotensi bangkit lagi di masa depan, seiring dengan semakin banyak smartphone layar lipat atau foldable smartphone.

Adapun, salah satu yang mempopulerkan smartphone lipat, khususnya di Indonesia, adalah Samsung dengan beberapa produk mereka seperti seri Galaxy Z Flip dan Galaxy Z Fold.

Carl Nordenberg, Head of MX Business, Samsung Southeast Asia & Oceania mengungkapkan tidak sedikit orang yang masih terkejut saat melihat smartphone lipat.

"Kami ada di industri, Anda ada di industri, kita semua sudah familiar dengan ponsel layar lipat saat ini, tapi publik secara umum belum semuanya familiar," kata Nordenberg dalam virtual meeting, Rabu (25/5/2022).

"Saya masih sering bertemu dengan orang-orang yang terkejut ketika saya membuka ponsel saya," imbuhnya.

Maka dari itu, Samsung, sebagai salah satu vendor yang mengangkat tren produk HP Android layar lipat mengatakan, membangun familiarity atau keakraban dengan produk sangatlah penting.

"Kami membangun kepercayaan diri dan semangat dengan itu. Saya pikir perasaan bersemangat datang dengan sendirinya ketika Anda pertama kali melihat hal-hal semacam ini, terbuka tertutup, lalu digunakan," ujarnya.

Selain itu, menurut Nordenberg, bagi Samsung, untuk membuat ponsel lipat dapat diterima dengan lebih luas, fokus terhadap pelanggan juga menjadi salah satu strategi mereka.

3 dari 4 halaman

Mengetahui Kebutuhan Pengguna

"Kami benar-benar mencoba memahami apa yang pengguna kami ingin gunakan dari bentuk baru ini, dan kami menggunakannya untuk mengetahui bagaimana kami mengembangkan produk dan layanan kami," kata Nordenberg.

Nordenberg mencontohkan, Galaxy Z Flip 3 dan Galaxy Fold 3 sendiri saja merupakan produk yang benar-benar berbeda, dan menarik konsumen yang juga berbeda dengan kebutuhan personal yang berbeda.

"Jadi yang pertama adalah mindset yang kami bawa, dalam hal pengembangan produk," kata Nordenberg.

Sebelumnya, sebuah studi yang dilakukan Canalys dan dirilis pada Februari lalu memperkirakan, pengiriman smartphone lipat akan melebihi 30 juta di tahun 2024, seperti dikutip dari laman resminya, Jumat (11/3/2022).

Menurut perkiraan Canalys, segmen ini diperkirakan tumbuh dengan compound annual growth rate sebesar 122 persen antara tahun pertama peluncurkan smartphone lipat pertama di 2019, dan 2024.

Firma riset teknologi ini menyebutkan, pada 2021 pengiriman smartphone lipat mencapai 8,9 juta, yang didorong oleh penjualan HP lipat dari Samsung.

Selain itu, segmen ponsel lipat juga bertumbuh 148 persen year-on-year meskipun harganya masih tinggi, di saat pasar ponsel keseluruhan hanya tumbuh tujuh persen.

4 dari 4 halaman

Penggunaan Layar Besar

"Katalis utama untuk foldable smartphone adalah penggunaan perangkat layar besar yang berkembang pesat selama pandemi," kata Runar Bjørhovde, Research Analyst di Canalys.

Bjørhovde mengatakan, konsumen terus mencari pengalaman yang lebih baik di perangkat seluler mereka sehari-hari. Menurutnya, ini membuat standar menjadi lebih tinggi karena pengalaman produktivitas dan hiburan di layar besar.

"Saat dunia terus dibuka kembali, membawa peluang baru bagi vendor smartphone untuk menyediakan produk seperti smartphone yang dapat dilipat yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen," kata Bjørhovde.

Toby Zhu, Analis di Canalys juga mengatakan, faktor bentuk yang bisa dilipat menghadirkan diferensiasi penting bagi vendor, untuk merangsang penjualan smartphone.

Menurut Zhu, ponsel lipat sangat menarik bagi pengguna awal dan pengguna kelas atas. "Vendor Android berada di bawah tekanan besar di segmen premium," ujarnya.

"Karena pengiriman smartphone senilai lebih dari US$ 800 telah turun 18 persen di bawah level 2019 sementara pengiriman iOS tumbuh 68 persen pada waktu yang sama," Zhu menambahkan.

(Tin/Isk)