Liputan6.com, Jakarta Twitter dilaporkan akan memenuhi permintaan Elon Musk terkait aliran data penggunanya di minggu ini. Menurut The Washington Post, perusahaan berencana untuk memberikan akses penuh "firehose" ke Musk.
Mengutip Engadget, Kamis (9/6/2022), firehose adalah database internal yang mencakup rincian lebih dari 500 juta tweet yang di-posting ke Twitter setiap hari.
Baca Juga
Selain mewakili catatan real-time tentang apa yang terjadi di Twitter setiap saat, 'harta karun' tersebut mencakup data perangkat dan informasi tentang akun yang mengakses platform.
Advertisement
Setelah Twitter menerima tawaran pembelian senilai US$ 44 miliar dari Elon Musk pada April 2022, miliarder itu mengumumkan pada Mei 2022 bahwa kesepakatan itu 'sementara ditahan' karena kekhawatirannya tentang akun palsu.
Sementara Twitter mengklaim bahwa bot itu hanya berjumlah kurang dari lima persen dari pengguna hariannya. Namun Elon Musk ingin memastikan hal tersebut sebelum melanjutkan proses akuisisi.
Pada Senin, (6/6/2022), Musk menuduh perusahaan melakukan "pelanggaran material" dari perjanjian merger--diduga menolak untuk mengungkapkan informasi yang cukup tentang akun palsu.
Pada saat itu, Twitter mengatakan akan 'terus berbagi informasi secara kooperatif' dengan Musk saat berupaya menyelesaikan transaksi.
"Kami percaya perjanjian ini adalah untuk kepentingan terbaik semua pemegang saham," kata perusahaan itu kepada The Washington Post.
“Kami bermaksud untuk menutup transaksi dan menegakkan perjanjian merger dengan harga dan persyaratan yang disepakati,” sambung Twitter.
Jumlah bot dan akun palsu yang ada di Twitter penting bagi Elon Musk karena angka itu akan berdampak signifikan pada kemampuannya untuk memonetisasi platform melalui iklan.
Musk telah berkomitmen sekitar US$ 33 miliar dari kekayaan pribadinya untuk membeli Twitter, dan dia harus menyelesaikan kesepakatan itu kecuali dia dapat membuktikan bahwa Twitter 'memberikan data yang tak akurat' atau nilainya telah berubah.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Elon Musk Ancam Tak Jadi Beli Twitter, Kenapa?
Elon Musk sekali lagi mengancam tak jadi mengakuisisi Twitter dengan harga USD 44 miliar, setelah menuding Twitter melanggar kontraknya karena tidak bisa memberikan informasi mengenai akun spam pada Senin pekan ini.
Pengacara untuk Musk menulis, Twitter telah menolak memberikan informasi yang akan "memfasilitasi evaluasinya tentang spam dan akun palsu di platform perusahaan,"
Pihak Musk berpendapat, dugaan penghalangan Twitter sama dengan pelanggaran materi yang jelas terhadap kewajiban Twitter berdasarkan perjanjian merger.
"Tuan Musk yakin perusahaan secara aktif menolak dan menggagalkan hak informasinya (dan kewajiban terkait perusahaan) di bawah perjanjian merger," kata pengacara Musk, seperti mengutip New York Post, Selasa (7/6/2022).
"Tuan Musk memiliki semua hak yang dihasilkan darinya, termasuk hak untuk tidak menyelesaikan transaksi dan hak untuk mengakhiri perjanjian merger," tulis pengacara dalam suratnya.
Adapun, surat tersebut ditujukan ke Twitter dan diajukan melalui Securities and Exchange Commission.
Sebuah sumber menyebut, bos SpaceX dan Tesla itu mengklaim dia berhak untuk mulai bekerja saat kesepakatan Twitter ditutup. Namun, media sosial tersebut tidak memberinya cukup informasi untuk melakukan itu.
Apabila kesepakatan Elon Musk beli Twitter dibatalkan, dia terancam harus membayar biaya perpisahan senilai USD 1 miliar, ditambah risiko biaya hukum yang besar dari gugatan pelanggaran kontrak.
Advertisement
Twitter Tak Biarkan Kesepakatan Terlepas
Sementara itu, Twitter menegaskan tidak akan membiarkan sang miliarder melepaskan begitu saja ketentuan yang asli dari kesepakatan mereka.
"Kami bermaksud untuk menutup transaksi dan menegakkan perjanjian merger dengan harga dan persyaratan yang disepakati," kata juru bicara Twitter kepada The Post.
Musk sendiri sempat mengatakan, kesepakatannya membeli Twitter ditunda sementara. Hal ini karena jejaring sosial Twitter melaporkan jumlah akun palsu dan spammer mencapai 5 persen dari 226 juta pengguna aktif hariannya.
Sebelumnya, CEO Tesla Elon Musk beli Twitter seharga USD 44 miliar atau setara Rp 635 triliun secara tunai beberapa waktu lalu.
"Kesepakatan Twitter untuk sementara ditangguhkan, detail yang mendukung perhitungan akun spam/palsu memang mewakili kurang dari 5 persen pengguna," ujar Elon Musk melalui cuitan, seperti dikutip dari The Verge.
Namun dalam cuitan berikutnya ia menambahkan, dirinya masih berkomitmen untuk melakukan akuisisi terhadap Twitter.
Elon Musk Tak Percaya Metodologi Perusahaan
Perusahaan diketahui menawarkan pengajuan SEC pekan lalu untuk memberikan Musk informasi tambahan tentang cara mengukur bot spam. Namun pengacara Musk mengklaim tawaran itu sebagai upaya untuk mengaburkan dan membingungkan masalah.
"Penawaran terbaru Twitter untuk sekadar memberikan rincian tambahan mengenai metodologi pengujian perusahaan sendiri, baik melalui materi tertulis atau penjelasan lisan, sama saja dengan menolak permintaan data Musk," kata pengacara Musk hari Senin.
Pengacara juga menulis, Musk telah menjelaskan dirinya tidak percaya metodologi pengujian perusahaan yang longgar sudah memadai, sehingga harus melakukan analisanya sendiri.
Elon Musk sendiri berupaya mengurangi jumlah akun spam dan bot di Twitter sebagai bagian penting dari promosinya untuk meningkatkan layanan.
Ia juga mengklaim akan berupaya memprioritaskan kebebasan berbicara di platform tersebut. Selain itu, Musk mau menyediakan algoritma peringkat open source.
Elon Musk Beli Twitter
Sebelumnya, April lalu Elon Musk resmi menjadi pemilik Twitter. Tawaran Elon Musk untuk membeli Twitter senilai USD 44 miliar atau Rp 635 triliun secara tunai disetujui oleh pemegang saham Twitter.
Rencana Elon Musk beli Twitter sendiri terungkap sejak 14 April 2022, di mana saat itu Elon Musk berniat membeli Twitter dengan harga USD 54,20 per lembar sahamnya.
"Kebebasan berbicara adalah landasan cara kerja demokrasi, dan Twitter adalah alun-alun kota digital di mana orang mendiskusikan isu-isu penting bagi masa depan umat manusia," kata Elon Musk dalam sebuah pernyataan yang menyertai siaran pers.
Elon Musk menambahkan, "Saya ingin membuat Twitter lebih baik dari sebelumnya dengan meningkatkan produk dengan fitur baru, membangun algoritme open source, mengalahkan bot spam, dan mengautentikasi semua orang."
Advertisement