Sukses

Microsoft Tak Sengaja Izinkan Update Windows 11 ke Komputer Lawas

Secara tak sengaja Microsoft malah menjadikan upgrade Windows 11 tersebut tersedia untuk komputer yang harusnya sudah tidak compatible.

Liputan6.com, Jakarta - Microsoft merilis versi final dari update Windows 11 (22H2) pada penguji Release Preview pada Selasa lalu. Sayangnya, secara tak sengaja Microsoft malah menjadikan upgrade Windows 11 tersebut tersedia untuk komputer yang harusnya sudah tidak compatible.

Mengutip The Verge, Jumat (10/6/2022), para pengguna Twitter dan Reddit pun mulai menyadari kesalahan tersebut. Di mana, ada ratusan pengguna yang bisa meng-upgrade Windows 10 mereka dari PC yang harusnya tidak compatible.

Microsoft sebelumnya memiliki persyaratan hardware minimum yang bisa di-upgrade ke Windows 11. Persyaratan ini membuat jutaan PC, laptop, dan komputer tidak bisa mencicipi Windows 11.

Dengan begitu, kesalahan yang dilakukan itu membuat banyak pihak menyoroti kebijakan upgrade ke OS Windows 11 yang dinilai kontroversial.

Pasalnya, perangkat yang tidak sesuai standar masih bisa di-upgrade ke Windows 11, padahal seharusnya sudah tidak bisa.

Sekadar informasi, untuk update ke Windows 11 secara resmi membutuhkan CPU Intel generasi 8 Gen Coffee Lake atau Zen 2 atau yang lebih tinggi, dan sedikit pengecualian.

Meski ada cara mudah untuk menginstal Windows 11 pada CPU yang tidak didukung, Microsoft tidak mengizinkan Windows Insiders secara resmi menginstal versi beta dari sistem operasi ini pada PC yang tidak supported. Jadi kesalahan perilisan upgrade ini jelas agak tidak biasa.

Pada sisi lain, Microsoft menyadari kesalahan tersebut dan mengatakan tengah menyelidiki masalah ini.

"Ini adalah bug dan tim sedang menyelidikinya," kata akun Twitter resmi Windows Insider.

Jadi, jika ada pengguna yang berhasil menginstal Windows 11 pada PC yang sudah tidak didukung dan hanya mengharapkan pembaruan Release Preview untuk Windows 10.

Selain itu, jika sudah menginstal upgrade ini, pengguna harus mengembalikan upgrade yang tak terduga ini di bagian pengaturan Windows 11.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Uji Coba Android 12.1 untuk Windows 11

Sebelumnya, Microsoft mengumumkan pembaruan versi Android baru yang berjalan di komputer Windows 11 guna membuat aplikasi berjalan lebih lancar di PC.

Peningkatan utama adalah pembaruan ke versi Android yang mendukung kemampuan Windows untuk menjalankan aplikasi seluler.

Rilis publik saat ini kemungkinan menggunakan Android 11, tetapi versi yang diuji Microsoft menjalankan Android 12.1 alias Android 12L. Demikian sebagaimana dilansir The Verge, Sabtu (21/5/2022).

Artinya, komputer mungkin bisa menjalankan versi Android yang lebih baru ketimbang ponsel kamu sendiri (di luar perangkat Google Pixel anyar).

Pembaruan juga membawa peningkatan pada bagaimana aplikasi Android terintegrasi dengan Windows. Pesan pop-up dari aplikasi mungkin akam muncul sebagai pemberitahuan Windows, dan taskbar akan muncul jika aplikasi Android mengakses mikrofon atau lokasi kamu.

Microsoft mengatakan aplikasi Android akan 'berperilaku' lebih baik setelah pengguna mengaktifkan komputer dari keadaan standby.

Perusahaan menambahkan mereka sepenuhnya mendesain ulang aplikasi pengaturan yang kamu gunakan untuk mengelola Windows Subsystem untuk Android, mengelompokkan pengaturan bersama dan memberikan 'pengalaman pengguna yang lebih bersih'.

3 dari 4 halaman

Perbaikan Izin Akses Kamera

Pembaruan ini juga membuat berbagai perbaikan bagaimana aplikasi Android dapat mengakses kamera komputer dan bahkan telah meningkatkan kemampuan jaringan sehingga pengguna dapat mengatur perangkat rumah pintar menggunakan aplikasi Android yang berjalan di komputer.

Meskipun peningkatan itu terdengar mengesankan, tapi Microsoft memperingatkan bahwa peningkatan ke Android 12L 'dapat menyebabkan beberapa aplikasi gagal diakses.

Perusahaan mengaku sedang bekerja dengan mitra untuk mengatasi masalah ini sesegera mungkin.

Blokir 9,6 Miliar Malware

Sebelumnya, Microsoft Security mengungkapkan bahwa di tahun 2021, mereka telah memblokir lebih dari 9,6 miliar ancaman malware dan lebih dari 35,7 miliar phising serta email berbahaya lainnya.

Mereka juga melaporkan, secara aktif melacak lebih dari 35 ransomware dan 250 pelaku ancaman dari negara, ransomware, serta aktivitas kriminal yang diawasi, di mana teknologinya telah memblokir lebih dari 900 upaya pencurian kata sandi setiap detiknya.

4 dari 4 halaman

Perlunya Peningkatan Pertahanan Terhadap Malware

Vasu Jakkal, Vice President, Security, Compliance and Identity Microsoft dalam keterangan tertulisnya mengatakan, seiring dengan meningkatnya skala serangan, pertahanan juga perlu ditingkatkan.

"Semakin hari, semakin sulit bagi organisasi untuk membangun dan mengelola tim keamanan secara penuh, apalagi dengan terus berkembangnya keahlian yang dibutuhkan untuk memenuhi berbagai tuntutan keamanan saat ini," kata Jakkal, dikutip Jumat (13/5/2022).

Microsoft menilai, lanskap keamanan saat ini semakin menantang dan kompleks bagi semua pengguna. Berbagai ancaman tumbuh pada tingkat yang mengkhawatirkan selama setahun terakhir.

Kejahatan siber pun diperkirakan akan merugikan dunia hingga USD 10,5 triliun per tahun pada tahun 2025. Angka ini meningkat dari USD 3 triliun di satu dekade sebelumnya, dan USD 6 triliun di tahun 2021, menurut data Cybercrime Magazine.

"Itulah sebabnya kami meluncurkan Microsoft Security Experts, yang menggabungkan teknologi terlatih oleh pakar dengan layanan yang dipimpin manusia untuk membantu organisasi mencapai hasil kerja yang lebih aman, patuh, dan produktif," kata Jakkal.

Microsoft sendiri mengumumkan peluncuran penawaran layanan keamanan baru di bawah kategori layanan Microsoft Security Experts.

Tiga layanan ini adalah Microsoft Defender Experts for Hunting, Microsoft Defender Experts for Extended Detection and Response (XDR), Microsoft Security Services for Enterprise

Terdapat juga dua layanan yang sebelumnya sudah ada, Microsoft Security Experts for Modernization dan Microsoft Security Experts for Incident Response.  

(Tin/Ysl)