Liputan6.com, Jakarta - Di tengah dunia digital yang kian berkembang, kebutuhan akses internet yang memadai dan merata meningkat baik di kota maupun pelosok.
Guna menjawab kebutuhan akan akses internet di pelosok, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menggelar proyek penyediaan akses satelit untuk wilayah yang tidak bisa dijangkau secara terestrial.
Baca Juga
Di bawah inisiasi BAKTI, KacificBroadband Satellites Group bersama mitra lokal PT Bis Data Indonesia (Bignet) dan PT Primacon Interbuana (Primacom) menyelesaikan pembangunan lebih dari 2.500 lokasi akses internet satelit dalam lima bulan.
Advertisement
Seperti diketahui, BAKTI bertugas untuk menyediakan akses internet yang setara dengan akses di kota untuk masyarakat yang tinggal di wilayah 3T. BAKTI menggunakan dan mengelola data dari Universal Service Obligation (USO) dari operator seluler Indonesia, guna menyediakan infrastruktur dan layanan telekomunikasi.
Mengutip keterangan yang diterima Tekno Liputan6.com, Senin (13/6/2022), dalam menghadirkan akses internet merata ke daerah yang dianggap tidak layak secara bisnis, Kacific, Bignet, dan Primacom bekerja sama dengan BAKTI, menyediakan akses internet broadband.
Akses internet ini disediakan ke sekolah-sekolah, pusat pelatihan kejuruan, pusat kesehatan masyarakat, lokasi wisata, balai desa, hingga kantor pemerintah. Logistik pun menjadi tantangan dalam penyelesaian pembangunan proyek di lokasi terpencil di seluruh Indonesia.
Sekadar informasi, Kacific menjadi salah satu penyedia layanan internet satelit terbesar untuk proyek BAKTI. Pasalnya perusahaan ini mampu memenuhi permintaan bandwidth berkecepatan tinggi dengan harga paling kompetitif.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kecepatan Capai 85 Mbps
Kacific juga menjadi satu-satunya penyedia yang menawarkan layanan satelit Ka-band dengan kecepatan lebih dari 85 Mbps. Sehingga bisa dengan mudah memenuhi persyaratan BAKTI untuk menghadirkan akses internet berkecepatan minimal 10Mbps.
CEO Kacific Christian Patouraux mengatakan, layanan satelit akan dipakai untuk mendukung peningkatan kuantitas dan kualitas layanan transmisi program BTS Lastmile BAKTI dan program lainnya.
"Indonesia dengan cepat dapat melakukan implmentasi terhadap perencanaan mengesankan untuk konektivitas nasional. Banyak negara akan sangat diuntungkan jika mereka memiliki pendekatan serupa (yang dilakukan BAKTI) untuk mengatasi kesenjangan digital," kata Patouraux.
BAKTI dan Kacific disebut-sebut memiliki misi yang sejalan, yakni ingin menjembatani kesenjangan digital dengan menyediakan akses intrenet berkecepatan tinggi dan terjangkau di daerah-daerah yang terpencil dan kurang terlayani.
Akses internet di sebuah wilayah pun diklaim bisa menjangkau kantong-kantong populasi di kondisi geografis menantang.
Advertisement
Untuk Konektivitas
Direktur Infrastruktur BAKTI Bambang Noegroho, mengatakan, dalam proyek konektivitas satelit ini, BAKTI mengambil langkah signifikan untuk mencapai tujuan meratakan konektivitas.
"Pemerataan teknologi informasi dan komunikasi untuk memperkuat persatuan nasional, mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat ketahanan nasional terhadap bencana dan keadaan darurat," kata Bambang.
Bambang mengapresiasi komitmen Kacific, Bignet, dan Primacom yang mampu membangun jaringan konektivitas satelit dalam waktu singkat di daerah yang sebelumnya tidak terlayanai.
"Ini akan terus meningkatkan pendidikan, kesehatan, dan keamanan penduduk kita di masa depan," katanya.
Berdampak untuk Ribuan Orang
Sekadar informasi, Bignet menjadi mitra Kacific pada 2015, jauh sebelum satelit pertamanya diluncurkan. Menurut Bignet, high throughput satellite (HTS) Ka-band bakal menjadi game-changer di industri satelit Indonesia.
Hal ini terbukti di tahun 2020, BAKTI memberikan Bignet kontrak lebih dari 4 Gbps yang mencakup lebih dari 2.000 lokasi di Indonesia, dengan sebagian besar wilayah di Indonesia Timur.
CEO Bignet Nicolas Tannady mengungkap rasa bangganya karena Kacific mendapatkan konrrak hampir 100 persen dari kapasitasnya, yang mencakup seluruh kepulauan Indonesia.
"Ini akan berdampak pada ratusan ribu orang Indonesia melalui pendidikan, kesehatan, dan kantor-kantor pemerintah di daerah tersebut.
Layanan broadband dengan satelit dianggap jadi bagian penting dari layanna komunikasi, terutama yang tidak dijangkau oleh konektivitas terestrial.
(Tin/Ysl)
Â
Â
Advertisement