Liputan6.com, Jakarta - Semakin banyak penelitian mendukung diet Mediterania sebagai pola makan sehat yang membantu mencegah penyakit jantung dan kondisi kesehatan kronis lainnya.
Namun, sebuah studi baru mengungkapkan bahwa orang-orang yang menjelajahi TikTok untuk informasi tentang diet Mediterania cenderung menemukan saran yang tidak selaras dengan diet itu sendiri.
Baca Juga
"Orang-orang tidak akan dapat mengikuti diet Mediterania kecuali mereka memahami apa itu dan bagaimana mengintegrasikannya ke dalam lingkungan makanan rumah mereka," kata Margaret Raber, penulis utama studi tersebut, yang juga merupakan asisten profesor di Pusat Penelitian Nutrisi Anak di Agricultural Research Service di U.S. Department of Agriculture and Baylor College of Medicine.
Advertisement
Rabert mempresentasikan temuannya di NUTRITION 2022 LIVE ONLINE, pertemuan tahunan American Society for Nutrition yang berlangsung pada 14-16 Juni.
Temuan Raber dan koleganya menunjukkan bahwa pengguna TikTok mungkin akan menemukan beberapa konten berkualitas tinggi yang dibuat oleh profesional kesehatan di platform itu.
"Namun, pengguna juga akan mendapati informasi yang bertentangan, tidak jelas, atau bahkan menyesatkan ketika mereka menjelajahi tagar #mediterraneandiet di TikTok," ujar Raber.
Diet Mediterania adalah pola diet yang menekankan pada makanan nabati yang diproses secara minimal, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan kacang-kacangan, sambil meminimalkan tambahan gula, karbohidrat olahan, dan lemak jenuh.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Asal-Usul Diet Mediterania
Diet Mediterania berasal dari pola makan tradisional beberapa negara yang berbatasan dengan Laut Mediterania.
Namun, tidak semua masakan yang beragam di wilayah Mediterania itu mencerminkan diet Mediterania. Ini, menurut Raber, telah menyebabkan kebingungan tentang apa itu sebetulnya diet Mediterania.
Untuk menilai bagaimana hal ini terjadi di TikTok, Raber dan koleganya menganalisis 200 video pertama yang muncul di platform itu dengan tagar #mediterraneandiet pada Agustus 2021.
Mereka menemukan bahwa sebagian besar postingan (78 persen) berkaitan dengan sisi kesehatan dalam beberapa hal, tetapi kurang dari 9 persen menawarkan definisi tepat tentang apa yang dimaksud dengan diet Mediterania.
Bahkan, 1 dari 5 postingan sama sekali tidak membahas tentang kesehatan, melainkan hanya berfokus pada makanan dan budaya dari negara-negara yang berbatasan dengan Laut Mediterania.
"Yang mengkhawatirkan, sebagian besar (69 persen) dari konten ini ini mempromosikan makanan yang bukan bagian dari pola makan sehat yang dipromosikan oleh diet Mediterania, seperti daging merah, karbohidrat olahan, permen, dan makanan olahan," tutur Raber.
Misalnya, kebab domba dan roti pita adalah makanan populer di beberapa negara Mediterania, tetapi tidak selaras dengan prinsip diet Mediterania.
Temaun lainnya adalah secara umum konten yang dibuat oleh akun yang mengklaim kredensial kesehatan cenderung lebih detail dan berkualitas lebih tinggi.
Advertisement
Diet Terbaik 2022
Diet Mediterania kembali dinobatkan sebagai diet terbaik 2022. Ini adalah kemenangan lima tahun berturut-turut dalam lomba tahunan diet terbaik, menurut peringkat yang diumumkan, Selasa, 4 Januari 2022 oleh U.S. News & World Report.
Dilansir dari CNN, Rabu (5/1/2022), menyusul diet Mediterania adalah diet DASH, singkatan dari pendekatan diet untuk menghentikan hipertensi dan menekankan pengurangan asupan garam. Berikutnya adalah diet flexitarian yang mendorong seseorang menjadi vegetarian sebagian besar waktu, tetapi cukup fleksibel untuk sesekali menyantap burger.
Ketiga diet ini mengurangi atau menghilangkan makanan olahan dan mengisi piring dengan buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan hingga biji-bijian. "Saya pikir penting untuk dicatat bahwa tiga diet teratas, yakni Mediterania, DASH dan flexitarian, semuanya menawarkan variasi, fleksibilitas dan sedikit, jika ada, aturan," kata Gretel Schueller, editor pelaksana kesehatan untuk US News & World Report dalam email kepada CNN.
Â
Â
Panel Ahli
Schueller melanjutkan semua dia yang berkinerja baik, aman, masuk akal dan didukung ilmu pengetahuan yang sehat.
"Pemenang diet juga semuanya menyediakan kalori yang cukup dengan fokus pada sayuran, buah-buahan dan biji-bijian, sejumlah kecil protein tanpa lemak, produk susu, dan treat sesekali," ungkapnya.
Sebuah panel yang terdiri dari 27 ahli memeriksa 40 diet. Mereka juga memberi peringkat pada beberapa kategori, yakni seberapa mudah diet untuk diikuti, seberapa besar kemungkinan seseorang kehilangan berat badan secara signifikan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, seberapa efektif diet dalam mencegah penyakit kardiovaskular atau diabetes, dan kelengkapan nutrisi diet.
"Secara umum, diet teratas didorong oleh apa yang bisa Anda makan, bukan apa yang tidak bisa Anda makan. Dan saat ini, selama masa pandemi yang penuh tekanan ini,itu sangat membantu orang-orang," tutur Schueller.
"Kami menginginkan makanan yang dapat kami nikmati, dan kami menginginkan makanan yang akan menjaga kesehatan kami, bahkan mungkin meningkatkan kekebalan kami. Diet peringkat atas menawarkan ini," tutupnya.
Advertisement