Sukses

Aktris Jessica Alba Bergabung ke Dewan Direksi Yahoo

Jessica Alba bergabung dengan lima orang lain ke dalam dewan direksi baru Yahoo

Liputan6.com, Jakarta Aktris Amerika Serikat pemeran Invisible Woman di 'Fantastic Four' versi Tim Story, Jessica Alba, ditunjuk oleh Yahoo sebagai anggota dewan direksi perusahaan tersebut.

Dilansir Deadline, dikutip Rabu (15/6/2022), Yahoo memang diketahui memilih sekelompok pimpinan yang inklusif, demi mendukung era baru pertumbuhan dan transformasi.

Selain Alba, Bergabung juga CEO LionTree Aryeh Bourkoff, CEO Array dan Sapho Fouad ElNaggar, pendiri K5 Global Michael Kives, Katie Stanton yang pernah bekerja di Twitter dan Google, serta CEO Amerika Dallas Maverick Cynthia Marshall.

Tak cuma sebagai seorang aktris, Jessica Alba sendiri juga memiliki perusahaan yang bergerak di bidang produk konsumen bernama The Honest Co.

"Saat kita memasuki era baru Yahoo, membentuk dewan direksi yang kuat dengan pengetahuan strategis tentang beragam industri akan mendorong pertumbuhan, inovasi, dan skala yang lebih besar," kata Jim Lanzone, Chief Executive Office di Yahoo Lanzone.

Dalam pengumumannya, Lanzone mengatakan, persimpangan media, teknologi, produk, dan konten menjadi lebih relevan daripada sebelumnya. Sehingga menurutnya, dewan direksi tersebut mewakili para pemikir terbaik dalam kategori-kategori itu.

Mengutip Variety, Lanzone sendiri adalah mantan eksekutif di Tinder dan CBS, sebagai CEO.

Ia digaet oleh Yahoo setelah Verizon Media menjual Yahoo pada tahun lalu, dengan harga USD 5 miliar ke perusahaan ekuitas swasta Apollo Group, sementara Verizon tetap mempertahankan 10 persen kepemilikan saham.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Disambut Baik

Keenam anggota dewan direksi baru ini nantinya akan bergabung dengan Lanzone dan perwakilan dari Apollo dan Verizon.

Sementara itu, Chairman Yahoo Reed Rayman mengatakan, mereka sangat senang menyambut "eksekutif berkaliber tinggi" seperti ini ke dewan direksi Yahoo.

Menurutnya, hal ini menjadi bukti kepemimpinan Yahoo "dalam memberikan produk konsumen tanpa batas dan solusi media digital pada skala yang tidak tertandingi, dan peluang yang terbentang di depan."

Yahoo juga mengatakan bahwa mereka telah menjangkau hampir 900 juta orang di seluruh dunia.

Selain Yahoo Finance, beberapa jenama milik mereka termasuk AOL, Engadget, TechCrunch, Yahoo Sports, Yahoo Finance, Yahoo Fantasy, dan Yahoo Mail.

 

3 dari 4 halaman

Yahoo Undur Diri dari Tiongkok

Tahun lalu, Yahoo Inc. memutuskan untuk angkat kaki dan menghentikan layanan mereka di Tiongkok, dengan alasan lingkungan operasional yang semakin menantang.

"Sebagai pengakuan atas lingkungan bisnis dan hukum yang semakin menantang di Tiongkok rangkaian layanan Yahoo tidak akan lagi bisa diakses dari daratan utama Tiongkok mulai 1 November," tulis mereka.

Dilansir AP News, Rabu (3/11/2021), perusahaan teknologi Amerika Serikat ini mengatakan mereka "tetap berkomitmen pada hak-hak pengguna kami dan internet yang bebas dan terbuka."

Mengutip The Guardian, beberapa produk yang terdampak keputusan ini adalah Aol.com dan outlet berita seperti TechCrunch.

Dilaporkan Wall Street Journal, pengguna aplikasi seperti Yahoo Weather juga diberitahu pada bulan Oktober lalu tentang informasi bahwa Yahoo akan menghentikan layanannya.

 

4 dari 4 halaman

Yahoo Menyusul Google dkk

Yahoo menjadi perusahaan teknologi luar Tiongkok yang menyusul cabut dari negeri Tirai Bambu tersebut.

Google sudah tidak lagi beroperasi di sana. Sementara beberapa bulan lalu, Microsoft memutuskan menutup layanan LinkedIn di Tiongkok, dan akan menggantikannya dengan layanan pencari kerja biasa.

Dengan kekosongan perusahaan asal luar Tiongkok, pemerintah Tiongkok menciptakan layanan alternatif mereka dengan raksasa digitalnya sendiri.

Mesin pencari Baidu sebagian besar sudah menggantikan Yahoo dan Google di Tiongkok. Sementara WeChat dan Weibo menjadi platform media sosial terkemuka di sana.

Hengkangnya Yahoo bertepatan dengan penerapan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi Tiongkok, yang membatasi informasi apa yang bisa dikumpulkan perusahaan, serta menetapkan standar bagaimana informasi harus disimpan.

(Dio/Isk)