Sukses

Internet Explorer Dimatikan, Pria di Korea Selatan Bangun Batu Nisan

Seorang software engineer di Korea Selatan membangun batu nisan yang didedikasikan untuk Internet Explorer

Liputan6.com, Jakarta - Pekan ini, Microsoft akhirnya secara resmi mematikan layanan peramban lawas mereka yaitu Internet Explorer, setelah beroperasi sekitar 27 tahun. Pengguna pun diminta untuk beralih ke browser terbaru buatannya yaitu Edge.

Meski begitu, Internet Explorer tampaknya akan tetap dikenang sebagai salah satu bagian dari perjalanan industri teknologi dunia.

Sempat menjadi peramban paling banyak digunakan di dunia, menjelang akhir 'hidupnya', Internet Explorer seakan mulai terlupakan, seiring dengan semakin banyaknya browser baru, meski masih ada yang memakainya.

Seorang software engineer di Korea Selatan, memanfaatkan momen tersebut untuk membuat sebuah lelucon berupa "karya" batu nisan, yang didedikasikan untuk Internet Explorer.

Tidak tanggung-tanggung, dikutip dari New York Post, Sabtu (18/6/2022), pria bernama Jung Ki-young itu, bahkan merogoh kocek sampai USD 330 (sekitar Rp 4,8 juta), untuk membuat nisan tersebut

Di batu nisan itu, Jung menuliskan logo "e" yang merupakan ikon untuk Internet Explorer. Dia juga menulis: "Dia adalah alat yang bagus untuk mengunduh peramban lainnya."

Nisan itu dipamerkan di sebuah kafe yang dikelola oleh saudara Jung di Gyeongju, untuk selanjutnya menjadi viral di media sosial.

Kepada Reuters, Jung mengatakan bahwa apa yang ia lakukan memperlihatkan perasaannya yang campur aduk, terhadap peramban lawas itu, yang sudah berperan besar dalam pekerjaannya.

"Itu menyebalkan, tapi saya menyebutnya sebagai sebuah hubungan cinta dan benci karena Explorer sendiri pernah mendominasi sebuah era," ujar Jung tentang browser tersebut.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Nisan Internet Explorer Jadi Viral

Sebagai seorang software engineer, dia menceritakan butuh waktu lebih lama untuk mematikan situs web dan aplikasi daringnya, berfungsi di Explorer ketimbang peramban lainnya.

Meski begitu, pelanggannya terus memintanya untuk membuat situs web mereka terlihat bagus di Explorer, yang sempat menjadi browser default di kantor pemerintah Korea Selatan dan banyak bank selama bertahun-tahun.

Jung mengatakan, awalnya dia hanya ingin membuat orang tertawa dengan batu nisan itu. Namun ia mengaku terkejut dengan viralnya hasil karya itu di dunia maya.

"Itulah alasan lain bagi saya untuk berterima kasih kepada Explorer, itu sekarang memungkinkan saya untuk membuat lelucon kelas dunia," kata Jung.

Microsoft sendiri menyatakan menyuntik mati Internet Explorer pada hari Selasa pekan ini. Mereka juga menghentikan dukungan untuk peramban tersebut.

3 dari 4 halaman

Beralih ke Microsoft Edge

Sebagai gantinya, Microsoft meminta agar pengguna untuk beralih ke peramban teranyar buatan mereka yaitu Microsoft Edge, yang diklaim lebih cepat dan lebih aman.

"Dengan keamanan, privasi, kecepatan, dan kemudahan penggunaan yang ditingkatkan, Microsoft Edge melampaui pengalaman yang Anda kenal dengan Internet Explorer," tulis Microsoft dalam laman support-nya.

Microsoft menambahkan, aplikasi dan situs Internet Explorer 11 yang sama dan digunakan saat ini, dapat dibuka melalui Microsoft Edge dengan mode Internet Explorer.

Selain itu, ketika pengguna beralih ke Microsoft Edge, mereka juga dapat secara otomatis memindahkan favorit, preferensi, dan data penjelajahan pengguna lain dari Internet Explorer.

Internet Explorer pertama kali diluncurkan pada 24 Agustus 1995 atau 27 tahun yang lalu. Saat itu, peramban itu menjadi bagian dari software tambahan bagi pengguna Windows 95.

Di beberapa versi berikutnya, Internet Explorer sudah dapat diunduh secara gratis hingga langsung tersedia setiap kali pengguna meng-install Windows di PC.

4 dari 4 halaman

Edge Jadi Peramban Bawaan Windows 11

Browser Internet Explorer sempat dilaporkan mencapai puncak kejayaannya pada 2003 dengan 95 persen pangsa pengguna di seluruh dunia.

Namun dengan berjalannya waktu dan semakin banyak browser baru bermunculan membuat penggunanya semakin turun di tahun-tahun berikutnya.

Diketahui, Microsoft menghentikan pengembangan fitur baru di Explorer pada 2016 untuk fokus mengerjakan browser baru yang bernama Microsoft Edge.

Internet Explorer sendiri saat ini sudah tidak tersedia bagi pengguna PC berbasis Windows 11, dimana posisinya sudah digantikan oleh Microsoft Edge sebagai browser utama.

Microsoft menjelaskan, "untuk sistem operasi yang didukung, Internet Explorer 11 akan terus menerima update keamanan dan dukungan teknis berdasarkan siklus hidup versi Windows yang diinstal."

Pada Agustus 2020, perusahaan bentukan Bill Gates itu mengumumkan rencana untuk menghentikan dukungan browser IE 11 di Windows 10 dan Microsoft 365.

Saat itu, perusahaan mengumumkan rencana untuk menyuntik mati Internet Explorer pada 19 Mei 2021.

(Dio/Isk)