Liputan6.com, Jakarta - SpaceX dikabarkan telah memecat beberapa karyawan yang dikabarkan telah dan menyebarkan surat terbuka, di mana isinya adalah kritik terhadap sang bos besar yaitu Elon Musk.
Dikutip dari The Verge, Sabtu (18/6/2022), surat itu menjelaskan bagaimana tindakan Musk dan tuduhan pelecehan seksual yang dialamatkan kepadanya baru-baru ini, terhadap dampak negatif pada reputasi SpaceX.
Baca Juga
Dokumen itu mengklaim bahwa karyawan "di semua spektrum gender, etnis, senioritas, dan peran teknis telah berkolaborasi" dalam menulis surat tersebut.
Advertisement
"Perilaku Elon di ruang publik sering menjadi sumber gangguan dan rasa malu bagi kami, terutama dalam beberapa minggu terakhir," tulis surat itu.
Menurut penulis, sebagai CEO dan juru bicara yang paling terkemuka, Elon Musk dipandang sebagai wajah SpaceX. Sehingga, penulis surat itu menilai bahwa setiap Tweet yang dikirim Elon adalah pernyataan publik de facto oleh perusahaan.
"Sangat penting untuk menjelaskan kepada tim kami dan kepada kumpulan bakat potensial kami bahwa pesannya tidak mencerminkan pekerjaan kami, misi kami, atau nilai-nilai kami," kata penulis surat itu.
Dalam surat yang beredar di Microsoft Teams perusahaan itu, penulis juga menuding SpaceX tidak memenuhi kebijakan "nol orang brengsek" dan kebijakan nol toleransi terhadap pelecehan seksual.
Surat kritik itu pun menyarankan tiga tindakan untuk mengatasi situasi tersebut. Pertama, SpaceX harus "secara publik membahas dan mengutuk perilaku berbahaya Elon di Twitter."
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
SpaceX Pecat Karyawan yang Terlibat
Rekomendasi kedua, perusahaan harus "meminta semua pimpinan bertanggung jawab secara setara" untuk perilaku buruk.
Berikutnya, SpaceX perlu "mendefinisikan dengan jelas apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh kebijakan 'nol brengsek' dan 'tanpa toleransi' serta harus menegakkannya secara konsisten."
Karyawan SpaceX diajak untuk menandatangani rekomendasi dalam surat ini, entah secara terbuka atau anonim, dengan versi surat yang ditandatangani akan dikirimkan ke meja presiden SpaceX Gwynne Shotwell.
Jumlah tanda tangan tidak segera diungkap, tetapi karyawan diminta untuk menandatangani surat dengan mengisi survei atau memindai kode QR.
Menyusul beredarnya surat itu, dikutip dari Engadget, SpaceX kabarnya telah memecat karyawan yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan dan pendistribusian surat itu.
The New York Times melaporkan, menurut tiga karyawan anonim dan email dari COO dan Presiden Gwynne Shotwell, perusahaan memecat beberapa pembuat surat itu, meski tidak diketahui berapa banyak yang dipecat.
"Surat, ajakan, dan proses umum membuat karyawan merasa tidak nyaman, terintimidasi dan diintimidasi, dan/atau marah karena surat itu menekan mereka untuk menandatangani sesuatu yang tidak mencerminkan pandangan mereka."
"Kita memiliki terlalu banyak pekerjaan penting yang harus diselesaikan dan tidak perlu semacam aktivisme yang berlebihan ini," tulis email tersebut.
Advertisement
Karyawan Diminta Fokus Bekerja
Shotwell juga mengatakan, mengajak ribuan orang di seluruh perusahaan dengan email berulang-ulang yang tidak diminta, serta meminta untuk menandatangani surat dan mengisi survei yang tidak disponsori selama hari kerja tidak dapat diterima.
"Harap tetap fokus pada misi SpaceX, dan gunakan waktu Anda untuk melakukan pekerjaan terbaik Anda. Ini adalah bagaimana kita akan sampai ke Mars," tulis Shotwell.
Sebelumnya, Business Insider menerbitkan laporan yang menyebut SpaceX membayar US$ 25.000 atau sekitar Rp 3,6 miliar kepada mantan pramugari perusahaan setelah dia menuduh Elon Musk melakukan pelecehan seksual.
Musk membantah tuduhan itu, dan mengatakan kepada Insider bahwa ada "ada lebih banyak lagi cerita semacam ini" sambil menyebut artikel itu sebagai "sepotong hit yang bermotif politik."
Shotwell bulan lalu juga mengirim email kepada seluruh karyawan perusahaan pada minggu lalu, menanggapi laporan tuduhan pelecehan seksual terhadap CEO Elon Musk.
Presiden SpaceX Bela Elon Musk Terkait Isu Pelecehan Seksual
Email tersebut pertama kali dilaporkan CNBC dan ditinjau oleh The Verge. Ia menegaskan bahwa SpaceX memiliki kebijakan "Nol Toleransi" terhadap pelecehan seksual.
“Secara pribadi, saya percaya tuduhan itu salah," tulis Shotwell dalam email.
"Bukan karena saya bekerja untuk Elon Musk, tetapi karena saya telah bekerja sama dengannya selama 20 tahun dan tidak pernah melihat atau mendengar apa pun yang menyerupai tuduhan ini,” ujarnya, dikutip dari The Verge, Selasa (24/5/2022).
Ia menambahkan, "Siapa pun yang mengenal Elon seperti saya, tahu dia tidak akan pernah melakukan atau memaafkan perilaku yang tidak pantas ini."
Dalam email-nya kepada karyawan perusahaan, berjudul "Kisah Berita Terbaru," Shotwell berpendapat bahwa setiap tuduhan pelecehan ditanggapi dengan sangat serius, terlepas dari siapa yang terlibat' dan tim HR SpaceX menyelidiki semua klaim yang diterimanya.
“Untuk alasan privasi, saya tidak akan pernah mengomentari masalah hukum apa pun yang melibatkan masalah ketenagakerjaan,” tulis Shotwell.
(Dio/Isk)
Advertisement