Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu, operator telko China Mobile merilis panduan teknis arsitektur jaringan 6G.
Makalah teknis ini mengusulkan desain arsitektur keseluruhan 6G dan merupakan makalah sistematis pertama yang membahas desain arsitektur jaringan 6G di industri.
Baca Juga
Kini jaringan 5G sudah dirilis secara komersial di Tiongkok. Dalam kurun waktu dua tahun perilisannya, jumlah pengguna 5G di Tiongkok mencapai 400 juta orang.
Advertisement
Menurut aturan negara tersebut, teknologi komunikasi seluler diperbarui setiap 10 tahun atau lebih, di mana jaringan 6G diharapkan bisa dikomersialkan sekitar 2030.
Di dalam makalah tersebut juga ada usulan rancangan jaringan dari implementasi arsitektur 6G tersebut.
Sebelumnya, pada 2019, buku putih 6G pertama di dunia diluncurkan ke publik.
Buku tersebut memperlihatkan bahwa sebagian besar indikator kinerja 6G akan lebih baik antara 10-100 kali lipat (dibandingkan 5G).
Mengutip Gizchina, Jumat (24/6/2022), di era 6G, pengguna bisa mengunduh 10 video HD dalam waktu satu detik.
Makalah 6G sebelumnya menyebutkan, jaringan 6G bakal menghadirkan kecepatan tinggi, koneksi besar, latensi rendah, dan keandalan tinggi, dibandingkan jaringan 5G.
Hantarkan 1TB dalam Sedetik
Sebelumnya, Tiongkok disebut-sebut membuat kemajuan pesat pada arsitektur konektivitas teknologi 6G untuk komunikasi nirkabel. Demikian menurut laporan South China Morning Post.
Mengutip Gizmochina, Selasa (15/2/2022), tim peneliti Tiongkok yang dipimpin Profesor Zhang Chao mampu mengalirkan 1TB data dengan jarak lebih dari 1Km dalam waktu 1 detik.
Profesor Zhang Chao merupakan peneliti dari Fakultas Teknik Dirgantara dari University of Tsinghua. Bersama tim penelitinya, Profesor Zhang Chao mencapai prestasi tersebut menggunakan gelombang radio frekuensi sangat tinggi yang disebut sebagai vortex millimeter wave.
Implikasi dari kecepatan streaming yang cepat ini sangatlah luas, karena ada banyak aplikasi yang menunggu teknologi 6G untuk mengubah dunia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dicoba Saat Olimpiade Musim Digin
Kecepatan streaming 6G ini bisa digunakan salah satunya untuk senjata dan sistem pertahanan, dengan kemungkinan menggunakan senjata hipersonik. Komponen komunikasi dan aplikasi di seluruh ekosistem IoT pun juga menarik untuk dikembangkan lebih lanjut menggunakan teknologi 6G.
Tiongkok mengungkap, negaranya kini tengah memimpin perkembangan riset 6G dengan jumlah investasi masif guna mendukung teknologi baru. Hasil yang baik pun telah ditunjukkan dari penelitian ini.
Sekadar informasi, eksperimen sistem jaringan nirkabel dikerahkan pada Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022. Di mana, jaringan nirkabel ini digunakan untuk streaming lebih dari 10.000 live feeds dengan sangat mulus.
Pimpinan tim, Profesor Zhang Chao menegaskan, vortex milimeter waves tidak seperti gelombang radio lain yang pernah disebarkan, sejak gelombang radio diperkenalkan lebih dari 100 tahun lalu.
Teknologi baru ini telah menambahkan dimensi baru pada transmisi nirkabel saat ini. Itu artinya, vortex millimeter waves memiliki tiga dimensi yang mirip dengan gerakan pusaran tornado.
Peneliti juga mengembangkan pemancar inovatif yang memungkinkan gelombang (waves) berputar dalam tiga mode berbeda untuk transmisi data yang efisiensi.
Arsitekturnya juga mencakup penerima khusus untuk memecahkan kode sejumlah besar data dengan kecepatan super cepat, sub-detik.
Advertisement
Tiongkok Pegang 40 Persen Paten 6G
Dengan penurunan Huawei yang secara besar-besaran mempelopori penelitian dan pengembangan teknologi 6G, Tiongkok masih memegang sebagian hak paten 6G, sebesar 40 persen dari keseluruhan hak paten global 6G.
Sekadar informasi, teknologi 6G dapat memberikan kecepatan 100 kali lebih cepat ketimbang kecepatan internet 5G yang saat ini. Selain Tiongkok, beberapa negara lainnya tengah melakukan penelitian ke arah 6G.
Meski begitu, penyebaran teknologi 6G masih bertahun-tahun lagi. Deployment 6G diperkirakan akan dimulai tahun 2030.
Saat ini fokus global terkait teknologi jaringan adalah sebagian besar dunia memiliki penyebaran konektivitas 5G sesuai dengan keperluan, meski ada kekhawatiran yang menyertai, terutama terkait kesehatan dan keselamatan penerbangan.
Seperti 5G, teknologi 6G juga akan hadir dengan berbagai potensi perubahan yang bakal terlihat seiring dengan perkembangan teknologi.
(Tin/Ysl)