Liputan6.com, Jakarta - - Co-CEO Netflix Ted Sarandos memastikan bahwa perusahaan berencara memperkenalkan layanan streaming yang didukung iklan.
Jika menilik perkataan Sarandos, layanan streaming yang didukung iklan akan hadir dalam bentuk tipe keanggotaan baru. Laporan The Hollywood Reporter menyebut, Sarandos mengatakan hal ini di sebuah wawancara di festival Cannes Lion.
Baca Juga
Menurut The New York Times bulan lalu, Netflix berencana meluncurkan tipe keanggotaan baru pada akhir 2022. Saat itu, publik ramai dengan informasi bakal ada iklan di Netflix.
Advertisement
"Kami telah meninggalkan segmen pelanggan besar, yakni mereka yang berkata 'Hei, Netflix terlalu mahal untuk saya dan saya tidak keberatan dengan iklan'," kata Sarandos, dikutip dari The Verge, Selasa (28/6/2022).
Lebih lanjut, Sarandos menyebut pihak Netflix tengah menambahkan tingkat langganan dengan iklan.
Sarandos memastikan pihaknya tidak akan menambahkan iklan ke tingkat keanggotaan yang sekarang ada. Melainkan, tingkat iklan bagi pelanggan yang menginginkan harga lebih rendah dan rela menonton iklan untuk menikmati layanan streaming.
"Kami tidak menambahkan iklan ke Netflix yang sekarang Anda kenal. Kami menambahkan iklan untuk orang-orang yang mengatakan 'hei saya ingin harga yang lebih rendah dan saya mau menonton iklan', " kata Sarandos.
Sebelumnya, layanan streaming ini diduga akan merilis paket langganan Netflix baru yang didukung iklan. April lalu, CEO Netflix lainnya, Reed Hastings mengatakan, pihaknya terbuka untuk ide tersebut.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kehilangan Banyak Pelanggan
Rencana Netflix untuk menghadirkan tipe keanggotaan baru yang lebih murah ini sejalan dengan laporan sebelumnya yang menyebut Netflix kehilangan banyak pelanggan untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade terakhir.
Sebelumnya, perusahaan melaporkan telah kehilangan 200.000 pelanggan pada kuartal pertama 2022, dibandingkan dengan kuartal empat tahun 2021.
Meski begitu, Netflix tetap menjadi layanan streaming terbesar yang memiliki sekitar 222 juta pelanggan di dunia. Namun, kerugian Netflix memaksa perusahaan untuk memikirkan kembali sikapnya terhadap iklan.
Kini, siapa yang mau beriklan di Netflix masih jadi pertanyaan. Namun, awal bulan Juni 2022 ini, The Wall Street Journal melaporkan bahwa NBC Universal dan Google adalah dua pesaing utama.
Saat ditanya, Ted Sarandos tidak tertarik pada ide dengan siapa Netflix akan bermitra. Sarandos menyebut Netflix tengah berbincang dengan banyak pihak terkait hal ini.
Namun, Sarandos menyebut, perusahaan bisa menggunakan kemitraan sebagai tindakan sementara sembari membangun bisnis iklannya sendiri.
Â
Advertisement
Belum Tahu Berapa Biaya Langganan
Sarandos juga sempat ditanya apakah penurunan harga saham Netflix bisa membuat Netflix diakuisisi oleh pihak lain.
Dia pun menjawab semua bisa saja terjadi. Namun ia juga mengklaim, Netflix memiliki semua yang dibutuhkan agar bisa tetap bertumbuh sendiri.
Sarandos juga menepis klaim yang menyebut Netflix mungkin membeli perusahaan penyedia hardware streaming seperti Roku. "Kami tidak membutuhkannya," kata dia.
Terlepas dari rencananya merilis tingkat keanggotaan yang lebih murah dan didukung iklan, pesaing Netflix, Disney Plus juga berencana meluncurkan penawaran serupa pada akhir tahun.
Tipe langganan yang didukung iklan bagi Disney akan rilis pertama kali di AS sebelum berkembang ke internasional pada 2023 mendatang. Perusahaan dikabarkan berencana membatasi iklan hingga maksimal 4 menit per jamnya.
Meski begitu, harga untuk tipe langganan baru Netflix dan Disney Plus belum diumumkan. Bagaimana menurut kamu?
Lakukan PHK Karyawan Gara-Gara Kerugian
Sebelumnya, Netflix melakukan PHK terhadap sebanyak 300 karyawannya. PHK kali ini adalah bagian dari layoff kedua perusahaan, di mana sebelumnya Netflix memutus kontrak 150 pekerjanya pada Mei 2022.
Mengutip The Verge, Jumat (24/6/2022), PHK kali ini berdampak pada berbagai tim yang berbeda dan paling banyak karyawan yang ada di Amerika Serikat. Meski begitu, ada juga karyawan-karyawan global Netflix yang terkena PHK.
Juru bicara Netflix Bao Nguyen dalam pernyataannya membenarkan perusahaan telah melakukan PHK karyawan.
"Hari ini dengan hati yang sedih, kami melepaskan sekitar 300 karyawan. Kami terus berinvestasi dalam jumlah signifikan dalam bisnis ini. Kami membuat penyesuaian ini, sehingga biaya kami tumbuh sejalan dengan pertumbuhan pendapatan kami yang lebih lambat," kata Nguyen.
Ini adalah putaran pemutusan hubungan kerja terbaru, setelah laporan pendapatan kasar kuartal 1 Netflix. Di mana, perusahaan mengumumkan bahwa pertumbuhan pendapatan melambat dan Netflix kehilangan pelanggan untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade.
Nguyen menolak berkomentar lebih lanjut terkait apakah perusahaan merencanakan PHK tambahan dalam waktu dekat.
Tidak menyebut soal Netflix PHK Karyawan, sebelumnya Co-CEO Netflix Red Hastings dan Ted Sarandos dalam email kepada The Hollywood Reporter mengatakan, "Kami berencana untuk kembali ke jalur bisnis yang lebih normal ke depannya."
(Tin/Isk)
Â
Advertisement