Sukses

Top 3 Tekno: Rencana NASA Tanam Reaktor Nuklir di Bulan hingga Harga Chipset Naik

NASA ingin menanam reaktor nuklir di Bulan guna menghasilkan daya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan rover, melakukan eksperimen, dan membantu mendukung kehidupan.

Liputan6.com, Jakarta - NASA ingin menanam reaktor nuklir di Bulan guna menghasilkan daya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan rover, melakukan eksperimen, dan membantu mendukung kehidupan.

Berita ini sontak menjadi sorotan para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Rabu (29/6/2022) kemarin.

Informasi lain yang juga menuai perhatian datang dari perusahaan pembesut chipset TSMC yang memutuskan untuk menaikkan harga chipset sekitar 16 persen, mulai Januari 2023.

Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. NASA Ingin Tanam Reaktor Nuklir di Bulan untuk Salurkan Energi Listrik

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (The National Aeronautics and Space Administration/NASA) selangkah lebih dekat untuk menyelesaikan tenaga nuklir sekitar 238.900 mil jauhnya dari Bumi.

Badan antariksa dan Departemen Energi AS telah memilih tiga proposal konsep desain untuk sistem tenaga permukaan fisi yang akan ditempatkan di bulan.

Harapannya adalah reaktor nuklir akan menghasilkan daya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan rover, melakukan eksperimen, dan membantu mendukung kehidupan.

Mengutip New York Post, Rabu (29/6/2022), para ilmuwan mengatakan bahwa konsep teknologi akan bermanfaat untuk eksplorasi masa depan di bawah payung Artemis dan akan siap diluncurkan pada akhir dekade ini.

"Kontrak tersebut mendanai pengembangan konsep desain awal untuk sistem tenaga fisi kelas 40-kilowatt yang direncanakan untuk bertahan setidaknya 10 tahun di lingkungan bulan dan masing-masing bernilai sekitar US$ 5 juta," kata NASA.

Empat puluh kilowatt listrik dinilai cukup untuk menjalankan 30 rumah tangga selama sepuluh tahun secara terus-menerus.

Baca selengkapnya di sini 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

2. Harga Chipset Naik, Smartphone Bakal Makin Mahal di 2023?

Perusahaan pembesut chipset TSMC memutuskan untuk menaikkan harga chipset sekitar 16 persen, mulai Januari 2023.

Kenaikan harga ini terjadi meskipun ada kekhawatiran yang menyatakan permintaan chipset di banyak pasar akan berkurang pada paruh kedua 2022.

Menurut laporan Digitimes, banyak perusahaan desain sirkuit terintegrasi (IC) pesimis dengan kenaikan harga chipset ini. Apalagi, prospek penjualan di akhir 2022 bukanlah yang terbaik.

Dengan kenaikan harga chipset ini, diperkirakan akan ada pengurangan pesanan dari pemasok, di tengah meningkatnya ketidakpastian makro.

Namun, menurut sumber tersebut, TSMC mungkin masih melihat pendapatan mereka di 2022 akan mencapai rekor tertinggi.

Laporan juga menyatakan, pesanan pasokan dari TSMC dan pelanggan lainnya di Taiwan belum berkurang secara signifikan. Namun kemungkinan akan terjadi pada tahun ini.

Penyebab Peningkatan Harga Chipset

Pesanan dari pelanggan masih akan mencapai lebih dari 95 persen dari kapasitas produksi.

Pabrik TSMC di Taiwan juga belum lama ini mencari perluasan kapasitas karena mereka memiliki komitmen jangka panjang dengan pelanggan.

Selain itu, ada kenaikan bahan baku dan biaya tenaga kerja. Ditambah pula dengan biaya listrik yang menekan operasional pabrik untuk lebih meningkatkan penawaran mereka.

Sumber dalam juga menyebut, siklus pengiriman peralatan semikonduktor yang berkepanjangan menurunkan kapasitas ekspansi ke pabrik-pabrik global dan harga smartphone diprediksi akan naik pada tahun 2023.

Baca selengkapnya di sini 

 

3 dari 4 halaman

3. CEO Startup Ideal Ingin Proses Pengajuan KPR Semudah Pesan Makan Siang

Saat ingin mengajukan kredit pemilikan rumah (KPR), umumnya masyarakat harus datang langsung ke bank untuk menyerahkan data sebagai syarat administrasi dan verifikasi.

Agar lebih mudah dan hemat waktu, startup lokal yang bergerak di bidang financial technology (fintech), Ideal Indonesia, merilis platform agregator layanan KPR dengan nama serupa.

Platform ini didesain membantu calon pembeli dalam proses pengajuan pinjaman untuk hunian pilihan mereka. Di dalam aplikasi Ideal, calon pembeli akan terhubung dengan berbagai bank dan pengembang properti di dalam satu platform dengan berbagai penawaran KPR.

Didirikan pada 2021 oleh dua profesional di bidang fintech, Albert Surjaudaja dan Indira Nur Shadrina, bersama Ian Daniel Santoso yang dikenal sebagai seorang serial entrepreneur, Ideal memiliki misi untuk membantu masyarakat Indonesia dalam mencapai impian memiliki tempat tinggal secara bertanggung jawab.

Melalui aplikasi ini calon pembeli dapat melakukan pengajuan aplikasi, pengumpulan dokumen, dan verifikasi data dalam satu pintu. Bukan hanya untuk satu bank, melainkan ke berbagai bank dan produk KPR yang berbeda, secara sekaligus dalam satu waktu.

Melalui platform Ideal, calon pembeli rumah tak perlu lagi menghabiskan berjam-jam untuk mendatangi dan mengisi formulir fisik dari bank-bank yang berbeda.

“Sebagai milenial, saya mengerti betapa membingungkannya proses pengajuan KPR. Harus berurusan dengan lusinan dokumen fisik untuk diserahkan, mendatangi agen bank, berkutat dengan ketidakpastian status aplikasi, dan banyak lagi. Hal itu belum termasuk beratnya cicilan yang harus ditanggung," kata Albert selaku Co-founder dan CEO Ideal, dikutip Rabu (29/6/2022).

Berangkat dari situ, Albert mengungkapkan, perusahaan ingin mengoptimalkan proses pinjaman besar seperti KPR untuk meringankan sebagian beban calon peminjam.

"Impian kami suatu hari nanti mengajukan kredit pemilikan rumah atau KPR akan semudah memesan makan siang lewat aplikasi,” ucap Albert menambahkan.

Baca selengkapnya di sini 

4 dari 4 halaman

Infografis Apollo dan Jejak Manusia di Bulan