Sukses

Majoo Ingin Dorong UMKM Perluas Pangsa Pasar Lewat Toko Online

UMKM dapat membuat toko online mereka sendiri secara mudah, cepat, dan gratis di dalam aplikasi Majoo.

Liputan6.com, Jakarta - Melihat kebutuhan UMKM yang cukup kompleks dalam pengelolaan operasional bisnis di dua channel berbeda (offline dan online) sekaligus, aplikasi wirausaha Majoo menyuguhkan fitur yang dapat memudahkan para pelaku usaha mengatur operasional bisnis mereka.

Melalui salah satu fiturnya, toko online, UMKM dapat membuat toko online mereka sendiri secara mudah, cepat, dan gratis di dalam aplikasi Majoo.

Founder & CEO Majoo Indonesia, Adi Wahyu Rahadi, menjelaskan fitur toko online adalah sebuah website resmi instan yang disediakan untuk UMKM Indonesia.

"Selain dapat memiliki domain premium sendiri, fitur toko online juga sudah dilengkapi dengan home banner, katalog produk, informasi kontak, peta lokasi toko, promo, dan Whatsapp chat. Semua fungsi tadi dapat diatur langsung dari dashboard aplikasi Majoo," ujar Adi menambahkan, dikutip Kamis (20/6/2022).

Selanjutnya, fitur toko online juga dapat dimanfaatkan UMKM untuk memperluas pangsa pasar, membuat pelanggan lebih mudah bertransaksi, dan meningkatkan penjualan.

"Pembayaran mudah dalam fitur toko online juga menjadi salah satu keuntungan yang bisa dimanfaatkan oleh para merchant Majoo," ucap Adi.

Mengenai opsi pembayaran online, Majoo mendukung e-wallet, virtual account, debit, kartu kredit, dan transfer bank guna memudahkan customer untuk langsung melakukan pembayaran dalam fitur ini.

Perusahaan mengklaim sebanyak 30.000 UMKM Indonesia telah tergabung dalam fitur toko online aplikasi Majoo. Hal ini membuktikan UMKM Indonesia terus bergerak mempersiapkan diri dan mengeksplorasi cara-cara untuk menjadi semakin kreatif dan inovatif dalam menghadapi persaingan bisnis.

Dengan memberikan lebih banyak layanan dan fitur inovatif, Majoo menegaskan akan terus menghadirkan teknologi dan hadir sebagai solusi end to end SaaS terlengkap untuk UMKM Indonesia, terutama mengingat jumlah UMKM di Tanah Air sangat banyak, bahkan memiliki peran vital sebagai salah satu pilar perekonomian nasional.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 5 halaman

Sederet Faktor Pendukung UMKM Beralih ke Digital

Selama pandemi, jumlah pembelanja online di Indonesia naik dari 75 juta orang menjadi 85 juta orang. Nilai transaksi e-commerce di Indonesia diperkirakan menjadi ke-3 terbesar di dunia setelah Cina dan India.

Namun, untuk mencapai nilai transaksi e-commerse terbesar juga diperlukan keterampilan dan pengetahuan bagaimana berjualan di marketplace agar bisa bersaing dengan jutaan penjual, serta ikut menikmati keuntungan di pasar digital tersebut.

Lantas, cara apa yang sesuai untuk meningkatkan keterampilan agar penjualan di marketplace bisa berkembang?

CEO ukmindonesia.id, Gilang Ageng mengungkapkan bahwa landscape UMKM di Indonesia sebenarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang memunculkan digitalisasi, dan untuk bisa menjadi digital, UMKM membutuhkan faktor pendukung.

“Kalau dibilang landscape digitalisasi UMKM di Indonesia tidak terputus dengan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi faktor-faktor digitalisasi itu muncul. Di Indonesia, di masa pandemi, ada jutaan UMKM yang masuk ke dunia digital, karena itu salah satu kebutuhan UMKM itu sendiri," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (28/6/2022).

Untuk menjadi digital, UMKM membutuhkan faktor pendukung. Yang pertama pastinya infrastruktur yang dimulai dengan infrastruktur internet. Dan sekarang pemerintah juga swasta sudah mulai gencar ke pelosok-pelosok desa, dan itu harusnya sudah tidak menjadi masalah di tahun-tahun ke depan.

“Dan yang berikutnya adalah logistik. Ini beratnya Indonesia dengan banyaknya kepulauan yang ada. Kebutuhan akan logistik yang memadai tidak hanya dihadapi, tapi juga relevansinya terhadap perluasan pasar yang juga pasti menjadi tantangan di daerah-daerah tertentu,” lanjutnya.

“Tapi yang harus dipahami pada saat pandemi kemarin ada faktor kebutuhan UMKM yang apakah para pelaku UMKM merasa harus masuk ke market digital atau tidak. Akhirnya itu mempengaruhi dari kapasitas untuk mengoptimalkan digitalisasi,” tambah Gilang Ageng.

3 dari 5 halaman

Adaptasi

Sementara itu, Founder Ederra Fashion Indah Wahyu Wardani mengatakan, diperlukan adaptasi yang cepat agar usaha tetap bisa berjalan di tengah pandemi Covid-19.

“Tips untuk bisa survive menjalankan usaha di tengah pandemi karena faktor luck. Apalagi selama pandemi 2 tahun itu juga luar biasa pasti jadi sesuatu yang baru buat kita, karena semua orang belum pernah ada di posisi itu, jadi itu sesuatu yang baru. Dan Alhamdulillah kita melewatinya dengan baik, karena salah satunya trial and error, yang berhasil kita lanjutin, kita cari lagi inovasi yang berbeda. Ketika gagal kita cari jalan lagi,” tutur Indah.

“Sampai kita nemuin ternyata perlu adaptasi yang luar biasa cepet ketika pandemi. Waktu itu sempat 4 bulan toko ditutup dan tidak bisa buka. Titik balik tim store untuk mencoba jualan online, tidak cuma tim office saja yang jualan. Akhirnya customer bisa belanja dan kita bisa buka store di Senayan Jakarta,” pungkasnya.

Dengan demikian, peran infrastruktur memang sangat penting untuk bisa mengembangkan dan memajukan perdagangan UMKM Indonesia agar bisa bersaing dengan jutaan penjual lain di pasar digital.

4 dari 5 halaman

Pengguna QRIS Tembus 18,7 Juta UMKM

Bank Indonesia (BI) mencatat, hingga Mei 2022, jumlah merchant QR code Indonesian standard atau QRIS telah menembus angka 18,7 juta pengguna. Artinya, penggunaan QRIS sebagai pembayaran digital dari segmen UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) sudah semakin meluas.

“Secara nasional pengguna QRIS sudah 18,7 juta dan 90 persen adalah merchant-merchant UMKM yang tersambung secara digital,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Puncak Acara Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia LAGAWIFEST 2022, di Lampung, Kamis (23/6/2022).

Sementara, pada Mei 2022 penyedia QRIS di provinsi Lampung telah mencapai sedikitnya 257.000 merchant, meningkat 17 persen dibandingkan akhir tahun 2021.

“Ini menjadi bukti pembayaran yang dilakukan oleh bank Indonesia melalui QRIS, dan BI-Fast payment mampu mempercepat akselerasi pengembangan UMKM di daerah dan secara nasional,” ujar Perry.

Menurut Perry, di tengah pemulihan ekonomi saat ini yang terus membaik pasca pandemi covid-19, akselerasi digital ada di UMKM menjadi suatu keharusan, diantaranya dapat ditempuh melalui kemudahan transaksi pembayaran UMKM, yaitu dengan memanfaatkan QR Indonesian atau QRIS.

“Kami sampaikan kepada pemerintah provinsi Lampung, dan semua pihak yang terus mendorong dan memperluas penggunaan QRIS dalam berbagai transaksi-transaksi Ekonomi keuangan ritel termasuk UMKM,” ujarnya.

Lebih lanjut, Perry mengatakan, perekonomian provinsi Lampung pada tahun 2021 tumbuh sebesar 2,79 persen ditopang oleh kinerja UMKM yang menguat, seiring dengan penyaluran kredit UMKM yang terus membaik sangat tinggi mencapai 15,99 persen.

Hal ini tentunya dapat terwujud berkat berbagai upaya, dan kolaborasi Sinergi koordinasi antar instansi dalam mendorong pengembangan UMKM di provinsi Lampung.

5 dari 5 halaman

Infografis Nasib Dunia Usaha Diterpa Corona