Sukses

Telkom-ITDRI Genjot Talenta Digital untuk Capai Kemandirian Teknologi

Telkom-ITDRI terus berupaya mencetak talenta digital berstandar global yang bisa berinovasi secara mandiri dan selalu up-to-date dengan perkembangan teknologi digital.

Liputan6.com, Jakarta - Melalui Indonesia Telecommunication and Digital Research Institute (ITDRI), Telkom terus melakukan berbagai langkah dan strategi dalam membangun ekosistem digital di Indonesia.

Salah satunya berkolaborasi dengan Narasi melalui program bertajuk Narasi Academy. Program ini dapat diikuti oleh seluruh masyarakat Indonesia, khususnya pelajar, fresh graduate, atau bahkan karyawan.

Chairman of ITDRI, Jemy V Confido, mengatakan pihaknya terus berupaya mencetak talenta digital berstandar global yang bisa berinovasi secara mandiri dan selalu up-to-date dengan perkembangan teknologi digital.

"Dengan tercetaknya talenta-talenta tersebut, diharapkan dapat mendorong Indonesia mencapai kemandirian teknologi, meningkatkan nilai inovasi, dan membangun ekosistem digital," ujar Jemy melalui keterangannya, Senin (11/7/2022).

Tak hanya kompetensi dalam bidang teknologi digital, ia menilai telenta digital juga harus mengembangkan kompetensi penting lainnya seperti di bidang komunikasi dan produksi konten kreatif sehingga mampu bersaing di era disrupsi digital yang sangat cepat.

"Para talenta digital bisa mengikuti program ini menggunakan platform myDigiLearn yang user friendly,” ucap Jemy menambahkan.

Pada program ini, para peserta akan menjajaki pengalaman dan wawasan di industri kreatif, khususnya di bidang Communication and Content Creative Production.

Program ini menghadirkan tujuh pembelajaran (course), meliputi Content production program, Journalism program, Writing program, Photography program, Art & design program, Social media program, serta Event creation program.

Peserta dapat mengikuti proses belajarnya melalui platform hasil karya digital talent ITDRI yaitu myDigiLearn.

Setiap course-nya akan dibagi tingkatan kelas agar sesuai dengan kebutuhan dan peminatan peserta, yaitu pemula (beginner), menengah (intermediate), dan lanjutan (advanced).

Masing-masing tingkatan course menerapkan metode belajar mandiri, sesi interaktif dengan mentor melalui webinar atau workshop, intensif mentoring dengan periode tertentu, hingga praktek langsung melalui proyek kolaboratif sampai on the job training.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 5 halaman

Menkominfo: Pemerintah Siapkan Program Stimulan untuk Talenta Digital

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyiapkan program stimulan untuk mempersiapkan talenta digital di Indonesia.

Menkominfo, dalam Halal Bihalal Keluarga Besar Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) secara hibrid pada Senin awal pekan ini mengatakan, stimulan ini dilakukan agar ruang digital dapat bermanfaat optimal bagi seluruh bangsa.

 

"Kita membangun ICT infrastructure agar digital space dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk faedah bangsa kita dan masyarakat kita. Karenanya betul sekali, kita butuh digital talent yang memadai," kata Johnny.

Johnny mengatakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo menyiapkan program stimulus pengembangan talenta digital di semua level.

Mengutip siaran persnya, ditulis Rabu (15/6/2022), Menkominfo menyebut bahwa di tahun lalu, 12,5 juta masyarakat sudah mengikuti program ini.

Menurutnya, ini setidaknya untuk merangsang Small Medium Entreprises atau UMKM dan Ultra Mikro untuk bisa digital onboarding.

"Basic digital skills dengan empat kurikulum dasar yakni digital skills, digital safety, digital culture dan digital ethics. Hal ini dilakukan agar jangan sampai ruang digital kita diisi dengan hoaks terus," kata Johnny. 

Selain itu, Johnny mengungkapkan bahwa program stimulan untuk mempersiapkan talenta digital ini juga menggandeng perguruan tinggi ternama di Indonesia, serta perusahaan teknologi dari dalam maupun dari luar negeri.

"Untuk menghasilkan intermediate digital skills dengan kurikulum-kurikulum seperti Coding, Big Data, Cloud Computing, Artificial Intelligence, Augmented Reality, Virtual Reality, dan Metaverse," kata Menkominfo.

3 dari 5 halaman

Pengambil Kebijakan Digital

Johnny mengakui bahwa upaya yang dilakukan oleh kementeriannya belumlah cukup, karena Indonesia membutuhkan rata-rata 600 ribu talenta digital setiap tahunnya.

Dia mengatakan, Kemkominfo hanya bisa menyiapkan 150 ribu sampai 200 ribu talenta digital, dengan kebutuhan sembilan juta untuk 15 tahun ke depan. Karena alasan inilah, Johnny mendorong peran dan partisipasi aktif ekosistem digital nasional.

Selain talenta digital di level menengah, Johnny juga menyatakan Indonesia membutuhkan pengambil kebijakan digital, agar bisa menjalankan program smart city, smart island, dan smart village.

Untuk mempersiapkan pemimpin-pemimpin digital ini, Kemkominfo pun menggaet beberapa universitas ternama dunia.

Lewat program Digital Leadership Academy, Kemkominfo menyiapkan hingga 500 seat dan menggandeng University of Singapore, Tshinghua University, Oxford University, Harvard Kennedy School, Cambridge University, London School of Economic, dan lain-lain.

"Kalau bisa ini diperluas untuk memastikan Indonesia memiliki digital policy makers baik pemerintah maupun startup companies," katanya.

4 dari 5 halaman

9 Juta Talenta Digital

Sebelumnya, Bank Dunia menyebut Indonesia butuh 9 juta talenta digital dalam 2015-2030. Itu artinya setahun Indonesia butuh 600 ribu talenta digital.

Apalagi, kini banyak startup yang bermunculan membuat talenta digital kian dibutuhkan. Perusahaan pun kini membutuhkan talenta digital untuk mendukung transformasi digital masing-masing.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemkominfo Usman Kansong mengatakan, perubahan dalam tranformasi digital perlu dilalui bersama-sama, dan Indonesia butuh talenta digital untuk itu.

Talenta digital yang dimaksud Usman pun tidak melulu dipenuhi dengan lulusan baru alias fresh graduade. Menurutnya, tenaga sudah berpengalaman alias eksisting pun perlu meningkatkan ilmunya.

"Para eksisting hingga fresh graduate, semuanya harus siap menghadapi perubahan dengan mempelajari semua hal baru yang dibutuhkan di ekosistem digital," kata Usman, dalam Webinar Selular Congress 2022.

Sementara itu, Vice President HC Workforce Solution and Enabler Telkomsel, Harris Wijaya, mengatakan, talenta digital yang saat ini dibutuhkan meliputi big data specialist, fintech engineer, dan beberapa pekerjaan baru.

"Saat ini, talenta digital sangat dibutuhkan. Mungkin lima tahun lalu kita belum kepikiran untuk mencari berbagai talenta digital yang ada saat ini," katanya.

Menurutnya, tren dari sektor telekomunikasi pun kian mempengaruhi kebutuhan talenta digital yang beragam dan berkembang.

"Dulu hanya ada pesan singkat dan telepon suara. Kini Telkomsel menjangkau kebutuhan pelanggan untuk menonton film, main gim, hingga bekerja. Nantinya kemungkinan akan berkembang lagi," katanya.

5 dari 5 halaman

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia