Liputan6.com, Jakarta Twitter mulai melakukan uji coba terhadap fitur baru mereka yang bernama CoTweets. Dengan fitur ini, pengguna dapat bersama orang yang dipilih membuat sebuah cuitan atau Tweet secara bersama-sama.
Juru Bicara Twitter Joseph J. Nunez juga telah mengonfirmasi kabar uji coba ini dalam sebuah pernyataan kepada The Verge, seperti dikutip Senin (11/7/2022).
Baca Juga
Melalui pernyataan tersebut, Nunez mengatakan bahwa Twitter terus mengeksplorasi cara baru bagi orang-orang untuk melakukan kolaborasi di platformnya.
Advertisement
"Kami menguji CoTweets dalam waktu terbatas untuk mempelajari bagaimana orang dan merek dapat menggunakan fitur ini untuk mengembangkan dan menjangkau pemirsa baru, serta memperkuat kolaborasi mereka dengan akun lain," ujarnya.
Dalam sebuah tweet di akun Twitter Create, raksasa media sosial asal Amerika Serikat (AS) ini juga mengonfirmasi bahwa fitur tersebut baru tersedia untuk akun-akun tertentu di AS, Kanada, dan Korea Selatan.
CoTweet sendiri merupakan Tweet atau cuitan, yang diunggah secara bersama-sama oleh pembuatnya, ke profil penulis dan linimasa pengikut mereka.
Nantinya, CoTweets akan bisa dilihat dengan dua foto profil penulis dan nama pengguna di header-nya. Ini mirip dengan fitur serupa yang sebelumnya sudah diperkenalkan oleh Instagram beberapa waktu lalu.
Cara kerjanya, dua penulis harus sepakat terlebih dulu untuk menggarap konten yang ingin mereka bagikan, misalnya dengan janjian atau bekerja sama melalui Direct Message untuk kolaborasi.
Setelah pesan siap, salah satu dari mereka membuat CoTweet dan membuat undangan ke rekannya.
Saat rekan penulis menerima undangan tersebut, CoTweet akan bisa diunggah ke profil masing-masing penulis dan timeline kedua pengikut atau followers mereka.
Untuk menggunakan fitur baru Twitter CoTweet, pengguna bisa masuk ke pembuat cuitan, lalu pilih co-authored messaging atau pesan yang ditulis bersama, dan klik ikon CoTweet. Lalu, pilih siapa rekan yang diinginkan dari daftar follower dan klik Send undangan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Twitter Klaim Hapus 1 Juta Akun Bot Setiap Hari
Sementara itu baru-baru ini, perwakilan Twitter mengungkap laporan kepada media tentang upaya perusahaan untuk memberantas akun bot dan spam. Paparan ini dilakukan selang beberapa waktu setelah Elon Musk batal beli Twitter seharga USD 44 miliar.
Sebelumnya, platform media sosial ini menmbagikan informasi tentang jumlah akun bot dan spam di Twitter kurang dari 5 persen dari total pengguna.
Selama briefing, perusahaan mengkonfirmasi jumlah bot memang kurang dari 5 persen dari jumlah pengguna dan angka ini tidak berubah sejak 2013.
Mengutip laporan Twitter via Reuters, Minggu (10/7/2022), perusahaan telah menghapus sekitar satu juta akun bot setiap hari.
"Karyawan secara manual memeriksa ribuan akun Twitter secara acak, dan menggunakan informasi publik dan internal untuk menghitung proporsi spam dan bot di jejaring sosial untuk selanjutnya dilaporkan ke pemegang saham," ujar Twitter.
Sebelumnya, tim Elon Musk tidak dapat memperkirakan jumlah bot dengan secara pasti. Twitter berpendapat, perhitungan eksternal data tidak efektif karena memerlukan "informasi pribadi."
Advertisement
Elon Musk Tak Jadi Akuisisi Twitter
Pada saat yang sama, perusahaan menolak untuk mengatakan mereka bermaksud memberikan data kepada Musk secara langsung.
Elon Musk sendiri mengumumkan dirinya batal membeli Twitter seharga USD 44 miliar atau sekitar Rp 659 triliun. CEO Tesla itu menyebutkan, Twitter telah membuat pernyataan yang menyesatkan atas jumlah bot spam di platform jejaring sosial tersebut.
"Terkadang Twitter mengabaikan permintaan Musk, terkadang menolaknya karena alasan yang tampaknya tidak dapat dibenarkan," tulis pengacara Musk, Mike Ringler, sebagaimana dikutip dari NPR, Sabtu (9/7/2022).
Dia menambahkan, "Twitter juga terkadang mengklaim telah mematuhi permintaan Musk, sambil memberikan informasi yang tidak lengkap atau tidak dapat digunakan oleh Elon Musk dan timnya."
Sejumlah pahak hukum mengatakan, hal ini tidak menjadi alasan yang cukup untuk membatalkan kesepakatan senilai USD 44 miliar dimana Elon Musk akan dikenai denda yang besar.
Twitter Larang Karyawan Mencuit Soal Batalnya Akuisisi Elon Musk
Lebih lanjut, Elon Musk batal beli Twitter ikut berdampak pada para pekerja Twitter, yang dilaporkan oleh The Verge, dilarang untuk mengunggah cuitan atau komentar, terkait perjanjian merger tersebut.
Mengutip The Verge, Minggu (10/7/2022), permintaan ini disampaikan oleh Sean Edgett, penasihat umum Twitter, ke karyawan pada Jumat pekan ini. Dalam catatan itu, perusahaan menyatakan bahwa merger ini adalah masalah hukum yang sedang berlangsung.
Tercatat juga, Dewan Direksi sudah berkomitmen untuk menutup transaksi pada harga dan persyaratan yang disepakati dengan Elon Musk, dan berencana mengambil tindakan hukum untuk menegakkan kesepakatan merger.
"Mengingat bahwa ini adalah masalah hukum yang sedang berlangsung, Anda harus menahan diri dari Tweeting, Slacking, atau berbagi komentar apa pun tentang perjanjian merger," tulis memo tersebut.
"Kami akan terus berbagi informasi jika kami mampu, tetapi ketahuilah bahwa kita akan sangat terbatas pada apa yang dapat kita bagikan untuk sementara waktu," tambah memo itu.
(Dio/Isk)
Advertisement