Liputan6.com, Jakarta 13 aplikasi Android berbahaya ditemukan telah terinfeksi malware Joker, sehingga wajib dihapus dari smartphone. Informasi ini menjadi sorotan para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Senin (11/7/2022) kemarin.
Berita lain yang juga menjadi sorotan datang dari riset Gartner yang mengungkap pengapalan PC global turun 9,5 persen pada 2022.
Baca Juga
Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.
Advertisement
1. Pengguna Android Wajib Hapus 13 Aplikasi Berbahaya Ini, Apa Saja?
Malware Joker kembali beraksi di berbagai aplikasi Android. Laporan Phone Arena berikut ini mengungkap berbagai aplikasi yang dihinggapi malware Joker.
Ada baiknya, para pengguna smartphone Android pun memeriksa dan menghapus semua aplikasi yang ada di dalam daftar ini, jika mereka menginstalnya.
Mengutip Phone Arena, Senin (11/7/2022), meski aplikasi-aplikasi berbahaya di bawah ini mungkin tidak begitu terkenal, tetapi mungkin saja ada pengguna yang tertipu untuk menginstalnya dengan nama yang menyesatkan:
1. Painting Photo Editor
2. Smile Bubble Message
3. Themed Emoji Keyboard
4. Fun Smart Message
5. Fun Text Message
6. Cute Emoji SMS
7. Quick Talk Message
8. Custome Picture Caller Show
9. Talk SMS
10. Text Launcher SMS
11. Shadow Galaxy Wallpaper
12. Face Emoji Maker
13. Simple Keyboard
Sekadar informasi, saat ini sejumlah Android di atas sudah dihapus dari toko aplikasi Google Play Store karena banyaknya laporan bahwa aplikasi ini menyebarkan malware.
Sebelumnya, para peneliti keamanan siber menemukan adanya aplikasi-aplikasi jahat yang makin merajalela di Google Play Store.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2. Gartner: Pengapalan PC Global Turun 9,5 Persen pada 2022
Pengapalan PC di seluruh dunia sedang mengalami penurunan 9,5 persen pada tahun 2022, jika dibandingkan dengan tahun 2021. Demikian menurut laporan terbaru dari Gartner, Inc.
Perusahaan riset pasar itu memperkirakan bahwa pasar PC akan mengalami penurunan paling tajam dari semua segmen perangkat tahun ini.
"Badai pergolakan geopolitik, inflasi yang tinggi, fluktuasi mata uang, dan gangguan di dalam rantai pasokan telah menurunkan permintaan atas perangkat bisnis dan konsumen di seluruh dunia," ujar Ranjit Atwal, direktur senior analis di Gartner dikutip dari keterangannya.
Kombinasi semua faktor itu, kata Ranjit, akan berdampak paling parah pada pasar PC pada tahun 2022.
"Permintaan PC konsumen sedang menurun 13,1 persen pada 2022 dan akan turun jauh lebih cepat daripada permintaan PC bisnis, yang diperkirakan turun 7,2 persen," tutur Ranjit.
Dari perspektif regional, pasar Eropa, Timur Tengah, dan Afrika diperkirakan mencatat penurunan 14 persen pada tahun 2022. Itu antara lain didorong oleh kurangnya permintaan PC konsumen.
Sementara itu, invasi oleh Rusia ke Ukraina, kenaikan harga, dan tidak tersedianya produk karena kebijakan lockdown di China juga secara signifikan memengaruhi permintaan konsumen di wilayah tersebut.
Â
Advertisement
3. Analis: Samsung Galaxy S23 Mungkin Tinggalkan Exynos dan Pakai Chip Qualcomm
Analis teknologi Ming-Chi Kuo baru-baru ini mengungkapkan prediksinya, mengenai kemungkinan seri terbaru dari Samsung Galaxy S, tidak akan lagi menggunakan chip Exynos.
Hal ini disampaikan oleh Ming-Chi Kuo melalui akun Twitternya. Alih-alih, seri flagship Samsung teranyar nantinya akan menggunakan chip dari Qualcomm.
Melalui Twitternya, Ming-Chi Kuo memperkirakan, Qualcomm kemungkinan akan jadi pemasok prosesor tunggal untuk Samsung Galaxy S23, berkat chip 5G unggulan SM8550 yang dibuat oleh TSMC 4nm.
"S23 mungkin tidak mengadosi Exynos 2300 buatan Samsung 4nm karena tidak dapat bersaing dengan SM8550 dalam semua aspek," kata Kuo seperti dikutip dari Engadget, Senin (11/7/2022).
Kuo menambahkan, keputusan itu bakal semakin memperkuat dominasi Qualcomm di pasar Android.
"Qualcomm/SM8550 akan memperoleh lebih banyak pangsa pasar di pasar Android kelas atas pada tahun 2023," kata Kuo dalam utas tersebut.
"Resesi ekonomi kurang mempengaruhi pasar kelas atas, sehingga perolehan pangsa pasar akan secara signifikan menguntungkan Qualcomm dan TSMC," imbuhnya Ming-Chi Kuo.
Jika benar, maka ini akan menjadi perubahan besar bagi Samsung. Selama bertahun-tahun perusahaan asal Korea Selatan ini menggunakan baik Snapdragon dan Exynos sebagai SoC di smartphone flagship-nya.
Beragam Model Kejahatan Siber
Advertisement