Sukses

Tanggapi Gugatan Twitter, Elon Musk Unggah Meme Tertawa Ngakak

Elon Musk mengunggah meme yang menujukkan dirinya tertawa terbahak-bahak melihat langkah yang dilakukan Twitter untuk menggugatnya.

Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk menanggapi gugatan yang dilayangkan Twitter kepadanya, setelah dirinya memutuskan untuk membatalkan pembelian raksasa media sosial tersebut.

Namun, Elon Musk tampaknya menanggapi situasi itu dengan cara yang tidak serius, yaitu dengan mengunggah sebuah meme di akun Twitter resminya.

Dalam unggahan meme tersebut, seperti dikutip Selasa (12/7/2022), terlihat foto empat ekspresi tertawa Elon Musk, yang seakan menertawai kalimat-kalimat di sebelahnya.

"Mereka bilang saya tidak bisa membeli Twitter. Lalu mereka tidak akan mengungkapkan informasi bot," kata tulisan di meme itu, disertai gambar Elon Musk tertawa biasa.

"Sekarang mereka ingin memaksa saya membeli Twitter di pengadilan. Sekarang mereka harus mengungkapkan informasi bot di pengadilan," ujar tulisan di meme lainnya, disertai gambar Elon Musk yang tertawa lebih terbahak-bahak alias ngakak.

Hal ini menunjukkan bahwa menurut Elon Musk, Twitter harus mengungkapkan informasi soal bot di platform mereka dalam pengadilan nanti.

Sebelumnya, Elon Musk mengumumkan dirinya batal membeli Twitter dengan harga USD 44 miliar, atau sekitar Rp 659 triliun, dengan alasan perusahaan telah membuat pernyataan menyesatkan soal jumlah bot spam di platform itu.

"Terkadang Twitter mengabaikan permintaan Musk, terkadang menolaknya karena alasan yang tampaknya tidak dapat dibenarkan," tulis pengacara Musk, Mike Ringler, sebagaimana dikutip dari NPR, Sabtu (9/7/2022).

Dia menambahkan, "Twitter juga terkadang mengklaim telah mematuhi permintaan Musk, sambil memberikan informasi yang tidak lengkap atau tidak dapat digunakan oleh Elon Musk dan timnya."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 5 halaman

Twitter Mau Gugat Elon Musk

Sejumlah pakar hukum mengatakan, hal ini tidak menjadi alasan yang cukup untuk membatalkan kesepakatan senilai USD 44 miliar dimana Musk akan dikenai denda yang besar.

Menanggapi surat resmi Elon Musk, ketua dewan Twitter mengatakan pihaknya berencana untuk menuntut bos Tesla dan SpaceX tersebut.

"Dewan Twitter berkomitmen untuk menutup transaksi pada harga dan persyaratan yang disepakati dengan Mr. Musk," kata Bret Taylor dalam tweet.

Dia menjelaskan, "Kami berencana untuk mengambil tindakan hukum untuk menegakkan perjanjian merger, dan yakin akan menang di Pengadilan Kanser Delaware."

Twitter dilaporkan telah menyiapkan gugatan hukum pada Elon Musk atas keputusannya membatalkan akusisi perusahaan tersebut. Tak tanggung-tanggung, perusahaan menggandeng firma hukum besar di Amerika Serikat.

 

3 dari 5 halaman

Twitter Sewa Firma Hukum dari New York

Mengutip laporan The Hill via Gadget 360, Selasa (12/7/2022), Twitter menyewa firma hukum yang berbasis di New York, yakni Wachtell, Lipton, Rosen & Katz LLP.

Laporan menyebut gugatan pada Elon akan didaftarkan di Delaware Court of Chancery pekan depan.

Sementara pihak Elon Musk akan diwakili oleh firma hukum Quinn Emanuel Urquhart & Sullivan. Langkah Twitter ini sudah diungkapkan oleh ketua dewan Twitter, Bret Taylor melalui kicauannya.

Baru-baru ini, perwakilan Twitter sendiri mengungkap laporan kepada media tentang upaya perusahaan untuk memberantas akun bot dan spam. Paparan ini dilakukan selang beberapa waktu setelah Elon Musk batal beli Twitter seharga USD 44 miliar.

Sebelumnya, platform media sosial ini menmbagikan informasi tentang jumlah akun bot dan spam di Twitter kurang dari 5 persen dari total pengguna.

Selama briefing, perusahaan mengkonfirmasi jumlah bot memang kurang dari 5 persen dari jumlah pengguna dan angka ini tidak berubah sejak 2013.

 

4 dari 5 halaman

Twitter Klaim Hapus Satu Juta Bot per Hari

 

Mengutip laporan Twitter via Reuters, Minggu (10/7/2022), perusahaan telah menghapus sekitar satu juta akun bot setiap hari.

"Karyawan secara manual memeriksa ribuan akun Twitter secara acak, dan menggunakan informasi publik dan internal untuk menghitung proporsi spam dan bot di jejaring sosial untuk selanjutnya dilaporkan ke pemegang saham," ujar Twitter.

Sebelumnya, tim Elon Musk tidak dapat memperkirakan jumlah bot dengan secara pasti. Twitter berpendapat, perhitungan eksternal data tidak efektif karena memerlukan "informasi pribadi."

Pada saat yang sama, perusahaan menolak untuk mengatakan mereka bermaksud memberikan data kepada Musk secara langsung.

(Dio/Isk)

5 dari 5 halaman

Infografis Mekanisme Virtual Police Awasi Pengguna Media Sosial. (Liputan6.com/Trieyasni)