Liputan6.com, Jakarta - Setelah banyak kontroversi hingga gugatan yang disebabkan oleh challenge (tantangan) berbahaya, TikTok berupaya memperkuat perlindungan anak di bawah umur di platform-nya.
Platform berbagi video pendek ini memberikan rincian tentang Content Levels, sebuah sistem yang akan mencegah pengguna muda untuk mengakses konten bertema dewasa.
Baca Juga
Seperti diketahui, aplikasi video pendek milik ByteDance ini tengah mencoba memulihkan citranya selama beberapa bulan terakhir. Apalagi setelah adanya beberapa challenge yang dituding muncul di TikTok dan mengakibatkan sejumlah pengguna berusia anak meninggal dunia.
Advertisement
Terakhir, ada dua gadis berusia masing-masing 8 dan 9 tahun yang meninggal dunia. Keduanya kehilangan nyawa saat mencoba tantangan bernama blackout challenge tersebut pada 6 Juli 2022.
Tidak lama setelah tragedi ini, seperti dikutip dari Gizchina, Jumat (15/7/2022), orang dalam perusahaan disebut-sebut mengunggah informasi mengenai sistem baru yang tengah dalam pengujian TikTok.
Rupanya, fungsi baru yang dimaksud adalah salah satu upaya untuk melindungi pengguna usia-anak anak di TikTok. Fitur yang diuji coba itu bermaksud membatasi akses anak-anak di bawah umur ke konten dewasa.
Bakal Gulirkan Filter Konten dan Rating Usia
Sebelumnya pada Rabu 13 Juli lalu, TikTok memberikan rincian tentang sistem pembatasan tersebut melalui unggahan blog perusahaan.
Disebutkan dalam blog, Content Level berupaya menawarkan level konten yang berbeda untuk tiap pengguna, yang disesuaikan dengan usia penonton.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Konten Tema Dewasa Tak Bisa Jangkau Pengguna di Bawah 18 Tahun
"Seiring upaya kami terus membangun dan meningkatkan sistem, kami senang dengan peluang untuk berkontribusi pada tantangan industri yang sudah berjalan lama, dalam hal membangun berbagai audiens dan dengan sistem pemberi rekomendasi," kata pihak TikTok via blog.
"Kami juga mengakui, apa yang ingin kami capai merupakan hal yang kompleks dan kami mungkin membuat beberapa kesalahan," tulis TikTok.
Untuk itulah, dalam beberapa minggu mendatang, TikTok akan memperkenalkan Content Level versi pertama untuk mencegah konten bertema dewasa bisa menjangkau pengguna di bawah 18 tahun.
Faktanya, ketika sebuah video didedikasikan dengan tema dewasa, tingkat kedewasaan alias maturity rating akan diberikan pada video tersebut. Cara ini mirip dengan yang digunakan pada pe-rating-an video game.
Digugat Orang Tua Gara-Gara Blackout Challenge
Sebelumnya, TikTok mendapati beberapa gugatan dari sejumlah orang tua yang mengaku anaknya meninggal dunia karena mengikuti blackout challenge yang ramai di jejaring sosial tersebut.
Para orang tua ini menggugat TikTok karena algoritmanya sengaja memperlihatkan video dari orang lain yang mempraktikkan challenge alias tantangan tersebut.
Advertisement
7 Anak yang Meninggal karena Ikuti Blackout Challenge
Mengutip The Verge, Jumat (8/7/2022), satu gugatan yang diajukan terhadap perusahaan pada Juni lalu menyebut, setidaknya ada tujuh anak yang meninggal dunia ketika mencoba tantangan itu.
Menurut gugatan, blackout challenge adalah tantangan yang mendorong pengguna untuk mencekik diri mereka sendiri dengan ikat pinggang, tali dompet, atau apa pun hingga pingsan. Semua anak yang dilaporkan berusia di bawah 15 tahun.
Gugatan terbaru diajukan oleh orang tua Lalani Walton dan Arriani Arroyo yang berusia 9 tahun. Beberapa anak lain dikabarkan meninggal dunia setelah mencoba tantangan tersebut, memperlihatkan TikTok mengetahui adanya kasus serupa.
Selain Lalani Walton dan Arriani Arroyo, berikut adalah deretan kasus serupa:
- Anak 10 tahun di Italia yang dilaporkan meninggal dunia Januari 2021.
- Anak 12 tahun di Colorado yang dilaporkan meninggal dunia Maret 2022
- Anak 14 tahun di Australia yang meninggal pada Juni 2021
- Anak 12 tahun di Oklahoma yang meninggal dunia pada Juli 2021
- Anak 10 tahun di Pennsylvania yang meninggal dunia pada Desember 2021
Ibu dari seorang gadis 10 tahun asal Pennsylvania, Nylah Anderson, sebelumnya menggugat TikTok, menuding aplikasi tersebut sengaja mem-push TikTok challenge berbahaya tersebut. Hal ini dianggap tidak dapat diterima.
(Tin/Isk)