Liputan6.com, Jakarta - Ubisoft mengumumkan akan menunda peluncuran game Avatar: Frontiers of Pandora. Informasi ini diketahui dari laporan keuangan perusahaan untuk kuartal pertama.
Awalnya, game ini akan rilis pada 2022, tapi kini ditunda hingga 2023 atau 2024. Mengutip informasi dari The Verge, Selasa (26/7/2022), penundaan ini dilakukan untuk memastikan game tersebut tampil sempurna saat rilis nanti.
Baca Juga
"Penting bagi kami untuk hadir dengan sesuatu yang sempurna," tutur CEO Ubisoft, Yves Guillemot. Sebagai informasi, game Avatar besutan Ubisoft ini pertama kali diumumkan pada 2017 dan trailer pertama rilis pada 2021.
Advertisement
Menurut prediksi, game ini kemungkinan besar akan rilis di 2022, bersamaan dengan sekuel filmnya yang berjudul Avatar: The Way of Water. Namun dengan pengumuman ini, kehadirannya masih perlu ditunggu hingga setidaknya 2023.
Saat pertama kali diumumkan, game ini disebut akan rilis pada PC, PS4, dan Xbox. One. Lalu, game ini akan menggunakan mesin grafis yang sama seperti TomClancy's The Division yaitu Snowdrop Engine.
"Game baru Avatar ini akan lebih luas dan berkaitan erat dengan semesta Avatar dalam konsep inovatif dan menarik seperti di dalam filmnya," tutur Ubisoft ketika itu.
Untuk diketahui, ini bukan gim Avatar pertama yang Ubisoft luncurkan. Bersamaan dengan peluncuran filmnya pada 2009, Ubisoft Montreal sempat meluncurkan James Cameron's Avatar: The Game.
Selain membahas soal game Avatar, dalam laporan keuangan tersebut, Ubisoft juga menyatakan akan mengungkapkan masa depan brand Assassin’s Creed pada September 2022. Lalu, ada beberapa penundaan jadwal rilis sejumlah game premium yang belum diumumkan.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ubisoft Akan Tutup Multiplayer di Assassin's Creed: Brotherhood dan Sejumlah Game Lawas
Di sisi lain, Ubisoft mengumumkan penutupan layanan multiplayer daringnya pada beberapa game lawas besutan mereka, di mana salah satu yang paling populer adalah Assassin's Creed: Brotherhood di PC, PlayStation 3 (PS3) dan Xbox.
Selain Assassin's Creed: Brotherhood, ada beberapa judul lain dari seri Assassin's Creed dan beberapa game lain yang tidak akan bisa mengakses multiplayer daring mulai tanggal 1 September 2022 mendatang.
Dikutip dari The Verge, hal ini berarti para pemain tidak akan bisa memanfaatkan fitur-fitur multiplayer dan daring (online), menautkan akun Ubisoft dalam game, atau memasang dan mengakses downloadable content (DLC).
"Menutup layanan daring untuk beberapa game lawas membuat kami dapat fokus untuk memberikan pengalaman yang baik bagi pemain yang memainkan judul yang lebih baru atau lebih populer," tulis Ubisoft di laman resminya.
Mengutip laman resminya, Rabu (6/7/2022), kebanyakan judul game Ubisoft yang akan menutup layanan daringnya adalah mereka yang diluncurkan di beberapa konsol lawas seperti PS3, Wii U, dan Xbox 360.
Beberapa judul lawas ini di antaranya Anno 2070, Assassin's Creed II, Assassin's Creed 3 versi 2012, Assassin's Creed Brotherhood, Assassin's Creed Revelations, Driver San Francisco, serta Far Cry 3 versi 2012.
Namun, versi remaster dari game Assassin's Creed 3 dan Far Cry 3 disebut tidak akan terkena dampak penutupan ini.
Advertisement
CEO Ubisoft Potong Gaji Sendiri
Sementara itu, CEO Ubisoft Yves Guillemot dikabarkan akan melakukan potong gaji hingga 30 persen, setelah target perusahaan pengembang serial gim Assassin's Creed itu tidak tercapai beberapa waktu lalu.
Hal ini tercatat dalam Universal Registration Document Ubisoft, di mana Guillemot akan mengalami pemotongan gaji sebesar 30 persen tahun ini, atau USD 326 ribu (sekitar Rp 4,8 miliar).
Dikutip dari The Gamer, Senin (27/6/2022), Guillemot masih akan mendapatkan USD 657 ribu tahun ini (sekitar Rp 9,7 miliar). Namun angkanya masih lebih sedikit dari USD 1,08 juta seperti yang ia terima tahun sebelumnya.
Ubisoft mengatakan, keputusan pemotongan gaji ini merupakan keputusan dari Guillemot sendiri. "Ini adalah keputusan pribadi oleh Yves Guillemot," seorang perwakilan perusahaan mengatakan kepada Axios.
Menurut perwakilan perusahaan, hal ini diambil oleh sang CEO mengingat perusahaan belum mencapai target keuangan yang telah dikomunikasikan secara publik.
Kurangnya Game Populer
Laba operasional Ubisoft sendiri dilaporkan turun 14 persen dan pemesanan bersih turun 5 persen. Saham perusahaan juga hilang hampir setengah nilainya dari kisaran waktu ini pada tahun 2020.
Pada tahun 2020 juga, Ubisoft diguncang oleh beberapa isu skandal pelecehan seksual. Kondisi ini diperparah dengan kurangnya game populer yang mereka rilis.
Dikutip dari IGN, meski Assassin's Creed Valhalla terbilang sukses, namun Ubisoft telah berjuang untuk menyamai kesuksesan yang mereka miliki di masa lalu.
Gim Ghost Recon Breakpoint terbilang gagal saat peluncurannya, judul teranyar Prince of Persia masih tertunda, Immortals Fenyx Rising kurang mendapat perhatian, sementara Skull and Bones masih dalam pengembangan.Â
Sebelumnya, game besutan Ubisoft, Assassin's Creed Valhalla, dilaporkan sukses meraup pendapatan hingga US$ 1 miliar (sekitar Rp 14,3 triliun).
Pencapaian ini membuat Assassin's Creed Valhalla menjadi gim pertama dari waralaba andalan Ubisoft tersebut yang berhasil meraup pendapatan sebesar itu.
(Dam/Isk)
Advertisement