Sukses

Robot Catur Tak Sengaja Patahkan Jari Bocah Saat Bertanding

Menurut laporan terbaru, sebuah robot pemain catur telah mematahkan jari lawannya seorang bocah laki-laki berusia 7 tahun dalam kompetisi di Rusia.

Liputan6.com, Jakarta - Pertarungan catur antara robot dan manusia telah beberapa kali berlangsung. Meski biasanya berjalan lancar, dalam sebuah pertandingan yang digelar di Rusia, pertarungan antara robot dan manusia di papan catur ternyata bisa berakhir fatal.

Peristiwa itu terjadi ketika sebuah robot sedang bertanding meremas jari lawan mainnya, seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun. Sontak, kejadian dalam pertandingan dalam Moscow Open itu membuat jari sang anak patah.

Mengutip informasi dari The Guardian, Selasa (26/7/2022), insiden tersebut terjadi pada 19 Juli 2022. Menurut VP Russian Chess Federation, Sergey Smagin, peristiwa ini menjadi yang pertama kali terjadi.

Ia menuturkan, saat pertandingan melawan robot catur, sang lawan seharusnya menunggu hingga robot tersebut benar-benar selesai melangkah. Namun, anak laki-laki tersebut ternyata langsung melangkah.

"Ada aturan keselamatan tertentu, dan anak itu, tampaknya, melanggarnya. Ketika dia melangkah, dia tidak menyadari harus menunggu terlebih dulu," tuturnya.

Akibatnya, ketika anak itu melangkah, robot tersebut langsung menangkap jarinya. Anak laki-laki yang diketahui bernama Christoper itu merupakan salah satu dari 30 pemain catur terbaik di ibu kota Rusia dalam kategori di bawah 9 tahun.

Laporan menyebut Christopher yang jarinya digips terlihat tidak terlalu trauma dengan peristiwa tersebut. Ia diketahui masih bermain lagi keesokan harinya dan menyelesaikan turnamen dengan dibantu sukarelawan.

Kendati demikian, orang tua Christopher dilaporkan telah menghubungi kantor kejaksaan terkait peristiwa ini. Sergey menuturkan, peristiwa ini merupakan kecelakaan dan robot tersebut dapat dipastikan tidak berbahaya.

Sebagai informasi, robot tersebut biasanya digunakan memainkan beberapa pertandingan catur sekaligus. Robot itu juga telah tampil di beberapa pameran tanpa kendala berarti.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Ilmuwan Bikin Robot Kepiting yang Lebih Kecil dari Kutu untuk Operasi Bedah

Di sisi lain, tim ilmuwan di Universitas Northwestern, Illinois, Amerika Serikat (AS) tengah merancang robot sub-milimeter berbentuk kepiting yang bisa berjalan tanpa hidraulik dan sistem rumit lainnya, dengan ukuran lebih kecil dari seekor kutu.

Kepiting berkaki 8 (ditambah 2 lengan) ini dapat berjalan menyamping, berkat bahan yang dikembangkan secara khusus. Demikian sebagaimana dilansir Ubergizmo, Rabu (15/6/2022).

Teknologi itu dimanfaatkan untuk membangun kaki yang mirip kepiting asli. Saat dipanaskan dengan laser, kaki berubah bentuk, memungkinkan terjadinya gerakan.

Laser secara efektif mengontrol bagaimana robot bergerak, dan ini adalah cara untuk melepaskan beberapa sumber daya dan mekanik dari robot.

Bergantung pada bahan dan kekuatan laser, beberapa desain robot bahkan bisa "melompat", tetapi robot kepiting ini bergerak relatif lambat.

Teknologi semacam ini adalah salah satu cara robot kecil dapat bergerak dan sudah populer di dunia robot nano.

Diyakini perangkat ini akan dapat beroperasi di tempat yang biasanya tidak dapat diakses, termasuk tubuh manusia untuk keperluan operasi bedah atau memperbaiki kerusakan jaringan.

Sebelumnya, para peneliti di Universitas Northwestern menyebut robot terkecil di dunia ini dapat dikendalikan dari jarak jauh.

Dengan lebar setengah milimeter, robot berbentuk kepiting kecil ini bisa membungkuk, memutar, merangkak, berjalan, berbalik, dan bahkan melompat.

"Robotika adalah bidang penelitian menarik, dan pengembangan robot skala mikro adalah topik menyenangkan untuk eksplorasi akademis," kata John A. Rogers, profesor di Northwestern.

3 dari 4 halaman

Untuk Keperluan Industri

John menyontohkan beberapa kasus di mana penelitian robotika semacam ini dapat berguna. Misalnya, robot mikro sebagai agen untuk memperbaiki atau merakit struktur atau mesin kecil di industri.

"Atau sebagai asisten bedah untuk membersihkan arteri yang tersumbat, untuk menghentikan pendarahan internal atau untuk menghilangkan tumor kanker," ujar John.

Selain itu, para peneliti juga mengembangkan robot berukuran milimeter lainnya yang menyerupai cacing inci, jangkrik, dan kumbang.

Meskipun saat ini penelitian yang terbit di jurnal Science Robotics itu masih bersifat eksploratif, para peneliti percaya bahwa teknologi mereka dapat membawa bidang ini lebih dekat untuk mewujudkan robot berukuran mikro yang dapat melakukan tugas-tugas praktis.

"Teknologi kami memungkinkan berbagai modalitas gerak terkontrol dan dapat berjalan dengan kecepatan rata-rata setengah panjang tubuhnya per detik," tutur Yonggang Huang, peneliti lainnya. 

4 dari 4 halaman

Terinspirasi dari buku pop-up

Untuk membuat robot sekecil itu, John dan Yonggang menerapkan teknik yang mereka perkenalkan delapan tahun lalu, yakni metode perakitan pop-up yang terinspirasi dari buku pop-up anak-anak.

Pertama, tim membuat prekursor untuk struktur kepiting berjalan dalam geometri datar dan planar.

Kemudian, mereka mengikat prekursor ini ke substrat karet yang sedikit meregang. Ketika substrat yang diregangkan menjadi rileks, proses tekuk terkontrol terjadi yang menyebabkan kepiting "muncul" ke dalam bentuk tiga dimensi.

Dengan metode ini, tim Northwestern dapat mengembangkan robot dengan berbagai bentuk dan ukuran.

"Dengan teknik perakitan dan konsep material ini, kita bisa membuat robot berjalan dengan hampir semua ukuran atau bentuk tiga dimensi," ujar John. 

(Dam/Ysl)