Sukses

ByteDance Garap TikTok Music, Pesaing Baru Spotify dan YouTube Music?

Menurut laporan terbaru, ByteDance diketahui tengah mendaftarkan merek dagang baru untuk layanan bernama TikTok Music di Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan induk TikTok, ByteDance, diketahui telah mendaftarkan merek dagang produk baru mereka bernama TikTok Music di Amerika Serikat. Berdasarkan dokumen pendaftaran, aplikasi ini memungkinkan pengguna membeli, memainkan, membagikan, dan mengunduh musik dari platform tersebut.

Selain itu, aplikasi ini juga memungkinkan pengguna membuat, membagikan, sekaligus merekomendasikan playlist, serta mengomentari musik, termasuk siaran langsung musik dan video yang ditampilkan.

Mengutip informasi dari The Verge, Senin (1/8/2022), pendaftaran ini tidak hanya dilakukan di Amerika Serikat, tapi juga Australia pada November tahun lalu. Rencana ini lantas menarik perhatian publik, karena Bytedance sendiri bukan kali pertama merilis aplikasi musik.

Pada 2020, perusahaan asal Tiongkok itu merilis aplikasi streaming musik Resso di India, Brasil, dan Indonesia. Dari dokumen yang didaftarkan di AS, Resso memiliki kemampuan yang serupa dengan TikTok Music.

Untuk itu, kehadiran TikTok Music disebut menjadi langkah ByteDance untuk memperluas cakupan layanan streaming musiknya ke pasar lain. Namun belum dapat dipastikan, apakah TikTok Music akan dibangun dari sistem yang sama dengan Resso atau menjadi aplikasi yang berbeda sama sekali.

Resso sendiri saat ini juga dilaporkan tengah berkembang pesat. Laporan The Information pada November 2021 menyebut aplikasi itu memiliki lebih dari 40 juta pengguna bulanan di India, Brasil, dan Indonesia.

Sementara laporan lain dari Business Insider memperkirakan pengguna aktif bulanan Resso tumbuh 304 persen antara Januari 2021 hingga Januari 2022 di India. Jauh berbeda dari pertumbuhan Spotify di negara dan periode yang sama, yakni sekitar 38 persen saja.

Dengan pertumbuhan tersebut, tidak menutup kemungkinan, layanan streaming musik dari ByteDance bisa menjadi pesaing baru untuk YouTube Music dan Spotify. Karenanya, menarik untuk menunggu rencana perusahaan tersebut terhadap layanan ini selanjutnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Fitur Baru TikTok, Penonton Bisa Aktifkan Teks dan Terjemahan Otomatis

Di sisi lain, TikTok mengumumkan penambahan fitur baru di aplikasinya, yang memungkinkan penonton untuk mendapatkan teks yang dibuat secara otomatis, dalam sebuah video.

Sebelumnya, fitur caption di TikTok hanya akan muncul apabila kreator atau pembuat video mengaktifkan teks otomatis pada sebuah konten, sebelum mereka mengunggahnya.

Apabila pembuat video tidak mengaktifkannya, maka teks otomatis atau caption tidak dapat ditambahkan setelah video diunggah.

TikTok mengatakan, dengan fitur Auto-generated captions ini, "selain pembuat, penonton memiliki opsi untuk mengaktifkan teks untuk video, juga membantu membuat konten yang menghibur lebih mudah diakses."

Selain itu, TikTok juga memperkenalkan beberapa fitur baru TikTok lainnya yaitu terjemahan untuk teks dan deksripsi video, serta terjemahan untuk stiker teks.

"Solusi terjemahan yang mudah ini membantu mengatasi hambatan bahasa dan mendekatkan orang melalui hiburan bersama," tulis TikTok via blog-nya, dikutip Senin (25/7/2022).

"Melalui upaya ini, konten global akan menjadi lebih mudah diakses terlepas dari bahasa yang Anda gunakan dan di mana Anda berada di dunia," kata mereka.

Fitur-fitur baru di aplikasi TikTok ini akan mulai tersedia dalam bahasa Inggris, Portugis, Jerman, Indonesia, Italia, Korea, Mandarin, Spanyol, dan Turki.

TikTok mengatakan, fitur ini akan diperluas ke lebih banyak pengguna aplikasi TikTok "dalam beberapa bulan mendatang."

3 dari 4 halaman

Pengguna TikTok Bisa Filter Konten di FYP

Selain itu, TikTok juga mengumumkan fitur baru yang memungkinkan pengguna mengontrol konten yang ditampilkan di laman For You (FYP) miliknya. Dengan fitur ini, pengguna dapat memilih kata atau hashtag spesifik agar tidak muncul di feed mereka.

Sebagai contoh, apabila pengguna tidak ingin lagi melihat konten tutorial di laman feed miliknya, mereka tinggal memilih tagar DIY atau yang sejenis. Selanjutnya, TikTok akan melakukan filter agar tagar tersebut tidak lagi muncul di feed pengguna.

Dikutip dari The Verge, Kamis (14/7/2022), TikTok juga meluncurkan dua tool moderasi baru. Pertama, ada fitur yang diberi nama Content Levels.

Sesuai namanya, fitur ini akan membuat peringkat konten berdasarkan sasaran audiensnya. Jadi, apabila ada konten yang ditujukan untuk pengguna lebih dewasa di aplikasi TikTok, konten tersebut dijaga agar tidak muncul di pengguna lebih muda.

TikTok membandingkan sistem ini dengan sistem rating yang ada di film atau game. Lalu, fitur lain yang dihadirkan TikTok adalah melakukan identifikasi video yang dirasa dapat bermasalah jika diputar terlalu sering.

Salah satu contoh tipe konten TikTok yang dimaksud adalah konten terkait Depresi, sehingga tidak ditampilkan berulang pada pengguna. Rencananya, fitur baru ini akan meluncur untuk pengguna dalam beberapa minggu ke depan.

4 dari 4 halaman

TikTok Akan Ingatkan Pengguna untuk Istirahat dari Aplikasi

Sebelumnya, TikTok meluncurkan fitur yang dapat membantu pengguna untuk mengambil jeda dan beristirahat sejenak dari menggunakan aplikasi tersebut.

"Di TikTok, kami percaya bahwa pengalaman di dunia digital harus membawa kegembiraan, hiburan, koneksi, dan kaya makna," kata Jordan Furlong, Product Manager, Digital Well-Being, TikTok dalam laman resminya.

Dikutip Jumat (17/9/2022), Furlong mengatakan, hubungan positif dengan gawai dan aplikasi digital bukan hanya tentang mengukur screen time (waktu layar).

"Tetapi juga bagaimana kita memiliki kontrol dan kendali saat menggunakan teknologi, memastikan waktu yang dihabiskan secara daring dapat berkontribusi secara positif terhadap kesejahteraan kita," ujarnya.

Furlong mengatakan, TikTok sebelumnya sudah menyediakan fitur pemakaian waktu layar aplikasi harian, yang dapat membantu pengguna memutuskan berapa lama mereka bisa mengakses TikTok setiap harinya.

(Dam/Ysl)