Sukses

Ketum APJII: 77 Persen Orang Indonesia Kini Terhubung ke Internet, Perlu Literasi Digital

Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia Muhammad Arif menyebut, 77 persen orang Indonesia atau setara 210 juta penduduk kini terhubung dengan internet. Untuk melakukan transformasi digital, para pengguna internet ini membutuhkan literasi digital.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif menyebut, 77,02 persen masyarakat Indonesia kini merupakan pengguna internet.

Arif mengatakan, jika dinyatakan dengan angka, per Juni 2022, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 210 juta user. Angka ini naik sekitar 50 juta pengguna dari jumlah pengguna di tahun 2020.

"Era pandemi mendorong masyarakat menggunakan internet, internet menjadi kebutuhan primer karena dalam waktu singkat ada 50 juta pengguna internet baru di Indonesia," tutur Arif dalam acara pembukaan Digital Transformation Indonesia Conference and Expo 2022, di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (3/8/2022).

Menurut Arif, berdasarkan data APJII, perkembangan digital di Indonesia tidak bisa terlepas dari perkembangan infrastruktur di Indonesia. Sekadar informasi, saat ini jumlah ISP (internet service provider) di Indonesia mencapai 780-an perusahaan dan ada lebih dari 2.800 pemilik IP address di Indonesia.

Arief mengatakan, bertambahnya jumlah pengguna internet Indonesia ditambah dengan makin banyaknya penyedia ISP, perlu diimbangi dengan hal-hal produktif.

"Kita tentu tidak ingin internet dipakai untuk hal-hal yang tidak produktif. Oleh karenanya, perlu mendorong literasi digital agar internet bisa dipakai untuk hal-hal yang berguna, seperti bekerja, belajar, dan lain-lain," ujarnya.

Menurut Arif, digelarnya Digital Transformation Indonesia Convension and Expo (DTI-CX) yang menghadirkan 15 kegiatan konferensi dengan 80-an narasumber serta pameran solusi teknologi dari perusahaan-perusahaan teknologi Indonesia dan global bisa membantu literasi digital sekaligus mempercepat agenda transformasi digital.

"DTI mendukung akselerasi dan pemerataan internet serta peningkatan pemanfaatan internet. Saat ini adalah eranya kolaborasi. Baik itu asosiasi swasta dan pemerintah harus berjalan bersama-sama agar proses transformasi digital berjalan dengan baik," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Tentang DTI-CX

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) membuka gelaran perdana Digital Transformation Indonesia Conference and Expo 2022 (DTI-CX).

Pameran ini merupakan salah satu upaya untuk turut mendukung agenda transformasi digital Indonesia sekaligus rangkaian acara Peringatan Hari Bhakti Pos dan Telekomunikasi ke-77.

Acara ini dihelat oleh PT Adhouse Clarion Events (PT ACE) bersama Kementerian Kominfo, Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL), dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).

Pameran yang bertempat di Jakarta Convention Center (JCC Senayan) pada 3-4 Agustus 2022 ini menghadirkan peserta penyedia solusi teknologi dari berbagai industri.

Mulai dari Telkom Indonesia, Telkomsel, EDGE DC, Indonet, Outsystems, VMWare, Veem, Elitery, XL Axiata, Kayreach System, dan lain-lain.

President Director PT Adhouse Clarion Events Toerangga Putra mengatakan, rangkaian Digital Transformation Indonesia telah digelar sejak Maret 2022 baik melalui webinar hingga roundtable discussion.

Toerangga menyebut, lewat pameran ini, "beragam perusahaan penyedia solusi teknologi digital bakal hadir dan memamerkan produk andalannya.

Mulai dari bidang keamanan digital, artificial intelligence, solusi enterprise, integrator system, talent & training, hingga cloud & data management."

Ia menambahkan DTI-CX 2022 juga akan menggelar konferensi yang berperan sebagai ruang diskusi mengenai isu-isu penting yang erat kaitannya dengan transformasi digital.

DTI-CX mengambil tema 'Transforming people, business, and society - Menyinergikan Transformasi Pelayanan Publik, Pelaku Bisnis, dan Masyarakat.'

Nantinya konferensi DTI-CX juga akan menghadirkan 85 pembicara yang ahli di bidang masing-masing yang dibagi dalam 14 panel diskusi.

Pameran dan konferensi ini digadang-gadang akan dihadiri lebih dari 1.000 delegasi mulai dari senior level di sektor pemerintah, jasa keuangan, telekomunikasi, FMCG, e-commerce, manufaktur, energi, utilitas, dan infrastruktur.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Maksimalkan Transformasi Digital di Indonesia

Transformasi digital di Indonesia dianggap penting dilakukan karena kini teknologi bukan hanya alat yang diperlukan dalam operasional bisnis atau organisasi, melainkan dasar dari keunggulan kompetitif.

Sayangnya, dalam perjalanan transformasi digital kerap menghadapi berbagai tantangan, mulai dari infrastruktur, talenta digital, hingga meningkatnya risiko keamanan siber karena adanya peningkatan arus data yang eksponensial.

Staf Ahli Menkominfo Bidang Digital dan SDM Dedy Permadi menyebut, sepanjang 2020, serangan ransomware meningkat lebih dari 3 kali lipat dari 2019.

Sebagai pemimpin asosiasi di bidang penyelenggara jasa internet, Ketua APJII Muhammad Arif menyebut, tantangan-tantangan yang ada dalam perjalanan transformasi digital tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak.

"Beragam masalah membutuhkan berbagai solusi yang tepat guna. Untuk itulah DTI-CX hadir untuk mempertemukan pelaku transformasi digital dari pihak-pihak yang bisa memaksimalkan perjalanan tersebut," katanya.

"Selain solusi teknologi, DTI-CX juga akan memberikan edukasi dan pengetahuan lebih lanjut mengenai transformasi digital," ucap Dedy.

(Tin/)