Liputan6.com, Jakarta - Meski banyak dijadikan sebagai platform bermain anak-anak, game Roblox rupanya tak lepas dari bahaya yang mengincar mereka, salah satunya adalah ancaman child grooming.
Menurut Kaspersky, hal ini diungkap dalam sebuah dokumen internal yang diterbitkan secara daring oleh peretas tak dikenal.
Baca Juga
Isi dokumen itu adalah wawasan tentang penargetan anak-anak oleh predator di platform dan bagaimana platform tersebut dimanfaatkan untuk upaya child grooming.
Advertisement
Salah satu masalah yang diidentifikasi adalah meski sistem Roblox memindai 100 persen laporan penyalahgunaan yang dikirim, hanya sekitar 10 persen yang dapat ditindaklanjuti.
"Ini menunjukkan pada platform game, di mana konten dimoderasi, tetap terdapat sejumlah besar risiko bagi anak-anak," tulis Kaspersky dalam pernyataan tertulis, Senin (8/8/2022).
Andrey Sidenko, peneliti keamanan di Kaspersky mengatakan, di dunia game, pengguna juga berpotensi dengan penipu online, yang bisa menjadi anggota dari permainan yang dipilih, atau bahkan menjadi penulisnya.
"Ancaman dari mereka bisa datang baik di dalam dunia game - mereka sering menunjukkan agresi, penipuan atau intimidasi," kata Sidenko.
Ia mencontohkan dalam Roblox, tema dunia bisa digunakan untuk membuat sumber daya phishing demi mencuri login dan kata sandi dari akun, untuk selanjutnya menarik dana dari para korban.
Atau, menggunakan kedok mata uang dalam game (Robux), pengguna ditawari mendaftar dengan nama asli atau membayar "no-lose lottery." Ini tidak akan menghasilkan apapun selain kerugian materi.
Meski Roblox memiliki sistem moderasi konten, Kaspersky pun meminta pengguna untuk tidak mengandalkan fitur ini sepenuhnya. Apalagi, bagi anak sekolah yang kurang memiliki pengalaman sehingga mungkin tidak menyadari sejumlah aturan dasar keamanan siber.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Yang Harus Diajarkan Saat Bermain Roblox
Kaspersky pun memberikan sejumlah tips yang dapat dilakukan oleh orangtua, di mana beberapa di antaranya bisa diajarkan oleh ke anak-anak mereka, untuk menghindari ancaman bahaya di ruang online. Berikut yang harus dilakukan:
- Jangan bagikan nama asli, tempat tinggal, sekolah, atau informasi pribadi lainnya yang dapat membantu penyerang mengidentifikasi Anda di dunia nyata;
- Hanya mengobrol dengan pengguna yang Anda kenal secara pribadi; jangan mengobrol dengan orang asing di Roblox atau di mana pun;
- Gunakan kata sandi yang rumit dan unik dan selalu akhiri sesi di akhir permainan, terutama jika Anda memilih untuk terhubung dari perangkat yang tidak dikenal. Jangan lupa untuk menggunakan otentikasi dua faktor;
- Roblox menggunakan sistem pemantauan konten internal dan jika ditemukan iklan yang tidak diinginkan, kecurangan online, berbagai jenis pelecehan atau agresi terhadap Anda atau pengguna lain, segera melapor ke moderator;
- Evaluasi secara kritis informasi yang Anda temui di dunia game. Pelaku dapat menggunakan berbagai teknik, termasuk rekayasa sosial. Misalnya, mereka mungkin menawarkan hadiah dalam bentuk mata uang dalam game (Robux) untuk mendapatkan informasi pribadi. Jika seseorang menawarkan ini kepada Anda, maka kemungkinan besar itu adalah penipuan yang memiliki "kepentingan sendiri".
- Gunakan solusi antivirus dan program kontrol orang tua untuk memastikan anak Anda dapat menggunakan Internet dengan aman.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Hacker Jual Kunci Dekripsi Ransomware via Roblox Game Pass
Sebelumnya dilaporkan, pelaku kejahatan siber kedapatan melakukan pendekatan yang tidak biasa ketika menjual kunci dekripsi mereka. Berusaha menghindari tangan penegak hukum, pelaku kejahatan menjual kunci dekripsi ransomware mereka di platform Roblox.
Dengan ini, korban ransomware harus membeli kunci deskripsi di toko game Roblox menggunakan mata uang di dalam game, yakni Robux.
Informasi, Roblox adalah platform game online anak-anak di mana pemainnya dapat membuat game mereka sendiri dan memonetisasinya dengan menjual Game Pass.
Lewat Game Pass, pemain dapat menjual beragam item atau akses khusus dan membelinya menggunakan Roblox. Dalam catatan yang dikirimkan kepada para korban, mereka perlu membeli kartu permainan tertentu, seharga 1700 Robux, atau sekitar USD 20.
Setelah mendapatkan game pass, korban ransomware perlu menghubungi alamat email tertentu dengan nama pengguna mereka, dan tangkapan layar untuk membuktikan pembelian.
Pelaku meminta korban ransomware untuk tidak menghapus game pass karena hal tersebut akan membuat proses dekripsi menjadi tidak valid.
Walau USD 20 terhitung sangat murah ketimbang kasus ransomware senilai puluhan ribu dolar lainnya, perlu diingat target korban serangan ini sebagian besar adalah gamer.
Varian Chaos Ransomware
Adalah para peneliti keamanan dari MalwareHunterTeam yang menemukan ransomware baru bernama 'WannaFriendMe', sebagaimana dikutip dari Bleeping Computer, Selasa (14/6/2022).
Disebutkan, 'WannaFriendMe' adalah varian dari Chaos Ransomware yang terkenal sangat ganas dan sering dipakai pelaku kejahatan untuk memeras perusahaan.
Pada Juni 2021, seseorang menjual tool yang memungkinkan pembeli membuat Chaos ransomware versi ereka sendiri dengan tebusan yang disesuaikan, ekstensi file terenkripsi, dan fitur lainnya.
Salah satu alasan varian ransomware ini berbahaya adalah karena mereka tidak hanya mengenkripsi data korban, tetapi di beberapa kasus juga dapat menghancurkannya.
Saat mengenkripsi perangkat korban, file yang berukuran lebih dari 2MB akan ditiban dengan data acak dan tidak dienkripsi. Karena itu, meski korban membeli kunci dekripsi pun hanya file yang berukuran lebih kecil dari 2MB yang dapat dipulihkan.
(Dio/Isk)
Advertisement