Liputan6.com, Jakarta Seorang mantan karyawan Twitter terancam dibui setelah dinyatakan bersalah dalam kasus mata-mata untuk pemerintah Arab Saudi. Juri menjatuhkan putusan ini di pengadilan federal San Fransisco, Amerika Serikat, pada Selasa pekan ini waktu setempat.
Karyawan bernama Ahmad Abouammo yang dinyatakan bersalah karena tidak terdaftar sebagai agen Arab Saudi di AS, itu juga dihukum atas kasus konspirasi untuk melakukan wire fraud, pencucian uang, dan pemalsuan catatan.
Baca Juga
Mengutip The Verge, Kamis (11/8/2022), Abouammo sebelumnya bekerja di Twitter sebagai Media Partnership Manager dan membantu tokoh-tokoh di Timur Tengah dan Afrika Utara mempromosikan akun mereka.
Advertisement
Namun, ia disebut memanfaatkan posisinya untuk mengakses alamat email, nomor telepon, dan tanggal lahir pengguna yang kritis terhadap pemerintah Arab Saudi.
Abouammo, yang merupakan warga negara AS, juga dilaporkan mengirimkan informasi itu kepada pejabat Saudi antara November 2014 sampai Mei 2015, dan menerima hadiah sebagai imbalannya.
Tahun 2019, Departemen Kehakiman AS mendakwa Abouammo dan mantan karyawan Twitter lainnya, Ali Alzabarah, dengan tuduhan spionase alias mata-mata.
Tuduhan itu lalu diperluas di tahun 2020 dengan memasukkan orang ketiga, Ahmed Almutairi, yang diduga mengoordinasikan skema tersebut.
Almutairi diduga telah bekerja dengan keluarga kerajaan Saudi sebagai perantara. Almutairi dan Alzabarah masih dinyatakan sebagai buronan oleh pemerintah AS.
Laporan Bloomberg menyebutkan, jaksa menuding Abouammo bekerja dengan ajudan Mohammed bin Salman yang sekarang menjabat sebagai putra mahkota Arab Saudi, untuk menekan para pembangkang.
Sementara mengutip New York Post, Abouammo menyatakan dirinya tidak bersalah. Ia berargumen hanya melakukan pekerjaannya dan menyalahkan Twitter karena tak bisa mengamankan data pengguna.
Abouammo pun harus menghadapi ancaman 10 sampai 20 tahun penjara saat dijatuhi hukuman. Twitter menolak berkomentar soal kasus ini.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Twitter Buka Suara Soal 5,4 Juta Data Pengguna Terekspos
Sebelumnya, Twitter sempat tersandung masalah terkait kebocoran 5,4 juta data penggunanya pada akhir Juli 2022 lalu.
Sempat bungkam, perusahaan akhirnya mengakui platform mereka miliki kerentanan zero-day. Hal itu mengakibatkan pelaku kejahatan menyusun profil pengguna Twitter.
"Akibat dari kerentanan ini, jika seseorang mengirimkan alamat email atau nomor telepon ke sistem, maka Twitter akan memberi tahu orang itu akun Twitter mana yang terkait dengan alamat email atau nomor telepon tersebut," kata perusahaan.
Twitter mengatakan, bug tersebut telah diketahui sejak Januari 2022 diakibatkan kode yang diperkenalkan pada Juni 2021 mengalami perubahan.
Meski bocor, perusahaan mengatakan tidak ada kata sandi dari 5,4 juta data pengguna yang terekspos kepada hacker, sebagaimana dikutip dari The Hacker News, Minggu (7/8/2022).
Jeda enam bulan hingga kabar ini mencuat di internet, setelah ada hacker yang berusaha menjual 5,4 juta data pengguna Twitter di forum peretasan memang terbilang cukup lama.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Komentar Twitter Soal Pelanggaran Data
Restore Privacy menyebutkan, 5,4 juta data pengguna Twitter tersebut dijual seharga USD 30,000 atau sekitar Rp 448 juta. Twitter juga mengatakan, saat ini mereka sedang proses memberitahukan keseluruh akun pengguna yang terkena dampak dari masalah ini.
Selain itu, perusahaan juga meminta agar pengguna dapat mengaktifkan fitur two-factor authentication (2FA) untuk lebih mengamankan akun bilamana ada login tak dikenal.
Lebih lanjut, Twitter belum mengonfirmasi kasus pelanggaran data saat ini, dengan mengatakan mereka sedang menyelidiki keaslian klaim tersebut.
“Kami menerima laporan tentang kejadian ini beberapa bulan lalu melalui program bug bounty, segera menyelidiki secara menyeluruh dan memperbaiki kerentanannya," tulis Twitter kepada BleepingComputer.
Â
Waspada Jika Menerima Email Atas Nama Twitter
"Seperti biasa, kami berkomitmen untuk melindungi privasi dan keamanan orang-orang yang menggunakan Twitter. Kami berterima kasih kepada komunitas keamanan yang terlibat dalam program karunia bug kami untuk membantu kami mengidentifikasi potensi kerentanan seperti ini."
Namun, BleepingComputer memverifikasi beberapa pengguna Twitter terdaftar dalam sampel kecil data yang dibagikan oleh peretas, informasi pribadi (alamat email dan nomor telepon) akurat.
Meskipun sebagian besar data yang dijual tersedia untuk umum, penjahat siber dapat menggunakan alamat email dan nomor telepon dalam serangan phishing yang ditargetkan.
Oleh karena itu, semua pengguna Twitter harus waspada saat menerima email dari Twitter, terutama jika meminta Anda memasukkan kredensial login, dimana pengguna hanya boleh lakukan itu di Twitter.com.
Advertisement