Liputan6.com, Jakarta - Mantan Kepala Keamanan Twitter Peiter Zatko menuding Twitter menyembunyikan praktik keamanan yang lalai dan menyesatkan regulator federal tentang keamanannya.
Selain itu, Zatko juga menuduh Twitter gagal memperkirakan jumlah akun bot di platformnya dengan tepat.
Baca Juga
Tudingan dari Zatko yang merupakan hacker legendaris beralih jadi ahli keamanan siber ini pun berpotensi menyebabkan konsekuensi besar, termasuk denda federal dan potensi terurainya tawaran CEO Tesla Elon Musk untuk membeli Twitter.
Advertisement
Mengutip The Verge, Kamis (25/8/2022), Zatko dipecat Twitter Januari lalu. Ia mengklaim tudingan ini menjadi pembalasan atas penolakannya untuk tetap diam mengenai kerentanan perusahaan.
Sebelumnya pada bulan Juli, Zatko mengajukan keluhan ke SEC menuding Twitter telah menipu para pemegang saham dan melanggar perjanjian yang dibuat dengan FTC (komisi perdagangan AS) untuk menegakkan standar keamanan tertentu. Keluhan tersebut memiliki total lebih dari 200 halaman.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Zatko menyebut dirinya bergabung dengan Twitter pada 2020 atas permintaan CEO Jack Dorsey. Ia bergabung dengan Twittter tepat setelah perusahaan mengalami peretasan besar-besaran.
Saat itu, akun milik tokoh-tokoh terkemuka seperti Barack Obama, Bill Gates, dan Kanye West diretas.
Zatko menyebut, ia bergabung dengan Twitter karena meyakini Twitter merupakan sumber daya penting bagi dunia. Namun Zatko kecewa dengan penolakan CEO Parag Agrawal untuk mengatasi banyak kegagalan keamanan perusahaan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Klaim Ingin Perbaiki Platform
"Ini tidak akan pernah menjadi langkah pertama saya, namun saya yakin masih akan memenuhi kewajiban saya kepada Jack dan pengguna platform," kata Zatko kepada The Washington Post, mengenai keputusannya untuk melaporkan tudingan terkait bot dan keamanan.
"Saya ingin menyelesaikan pekerjaan yang Jack berikan untuk saya, yakni memperbaiki platform," tutur Zatko.
Berikut adalah tudingan-tudingan kepada Twitter, yang diungkapkan Zatko kepada SEC:
- Akses sembarangan: bagian penting dari kerentanan Twitter adalah terlalu banyak karyawan yang memiliki akses ke sistem kritis. Zatko menyebut, sekitar setengah dari 7.000 atau lebih dari karyawan Twitter memiliki akses ke data pribadi sensitif pengguna dan software internal.
Zatko juga menuding ada ribuan laptop yang berisi salinan lengkap source code Twitter.
- Membohongi FTC: Pada 2010, Twitter menyelesaikan tuntutan dengan FTC karena gagal melindungi informasi pribadi konsumen. Keluhan Zatko mengklaim, Twitter berulang kali membuat pernyataan palsu dan menyesatkan pengguna dan FTC.
- Mengabaikan bot: Twitter mengklaim kurang dari 5 persen pengguna adalah akun palsu. Namun, Zatko menyebut, metode Twitter untuk mengukur angka ini menyesatkan.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Twitter Sebut Zatko Mau Bikin Twitter Rugi
- Agen pemerintah: Zatko menuding Twitter merupakan alat utama untuk berbagi berita dan mengorganisir protes, menjadikannya target matang bagi pemerintah yang ingin menindak perbedaan pendapat.
Ia yakin, pemerintah India memaksa Twitter untuk menyewa agen pemerintah yang kemudian memiliki akses ke sejumlah besar data sensitif Twitter
- Kegagalan untuk menghapus: Zatko menyebut, Twitter gagal menghapus data pengguna. Belum lama ini seorang karyawan Twitter mengatakan ke The Washington Post menyelesaikan sebuah proyek bernama Project Eraser untuk memastikan penghapusan data pengguna yang tepat.
Menanggapi tudingan Zatko, juru bicara Twitter mengatakan, Zatko dipecat karena perfoma yang rendah dan kepemimpinan yang tidak efektif, sekitar 6 bulan lalu.
"Meskipun kami belum memiliki akses ke tuduhan spesifik yang dirujuk, apa yang kami lihat sejauh ini adalah narasi tentang praktik privasi dan keamanan data kami yang penuh dengan inkonsistensi dan ketidakakuratan, serta tidak memiliki konteks penting," kata pihak Twitter.
"Tudingan Tuan Zatko dan waktu yang oportunistik tampaknya dirancang untuk menarik perhatian dan menimbulkan kerugian di Twitter, para pengguna, dan pemegang sahamnya. Keamanan dan privasi telah lama menjadi prioritas Twitter," kata Twitter.
(Tin/Ysl)