Liputan6.com, Jakarta Media sosial Instagram dilaporkan telah memblokir akun resmi dari situs porno populer, Pornhub di platform mereka, karena dianggap telah melanggar panduan komunitasnya.
Sebelum dihapus, akun Instagram dari Pornhub diketahui memiliki 13,1 juta pengikuti dengan lebih dari 6.200 unggahan. Mengutip Variety, Senin (6/9/2022), tak ada tanggapan Meta selaku induk Instagram, untuk hal ini.
Baca Juga
Pemblokiran ini terjadi satu bulan setelah Visa dan Mastercard memutus hak pembayaran TrafficJunky, cabang periklanan dari perusahaan induk Pornhub, MindGeek.
Advertisement
Pemutusan ini mengikuti putusan pengadilan federal pada Juli, yang menolak permintaan Visa untuk dihapus dari kasus di mana MindGeek dituntut karena diduga mendistribusikan pornografi anak.
Tuntutan ini menuding Visa secara sadar memfasilitasi kemampuan MindGeek untuk memonetisasi konten ilegal.
Melalui akun Instagram resminya, situs dewasa Pornhub dilaporkan mengunggah berbagai video dan gambar yang sifatnya "non-pornografi."
Meski begitu, menurut Dawn Hawkins, CEO National Center on Sexual Exploitation, mereka dinilai "secara langsung mempromosikan pornografi" dan menampilkan video seperti "Tujuan Berkarir Berikutnya."
Menurutnya, unggahan-unggahan tersebut mendorong orang untuk menjadi pelaku pornografi. Hawkins dan kelompoknya sendiri menjadi pendukung Instagram untuk menghapus Pornhub.
"Instagram dengan berani memilih untuk berhenti bermitra dengan Pornhub, dan inilah saatnya bagi semua entitas perusahaan untuk mengikuti teladannya," kata Hawkins.
Dukungan Bagi Instagram
Laila Mickelwait, CEO organisasi nirlaba Justice Defense Fund mendukung langkah Instagram bergabung dengan Visa, Mastercard, Discover, PayPal, Grant Thornton, Heinz, Unilever, dan Roku yang menolak berbisnis dengan Pornhub.
Mickelwait mengatakan, Pornhub adalah "situs yang terkenal karena memonetisasi perdagangan seks dan pelecehan seksual kriminal terhadap korban yang tak terhitung jumlahnya termasuk anak-anak."
"Perlu diingat bahwa ilegal di Amerika Serikat menurut Undang-Undang Perlindungan Korban Perdagangan Orang untuk secara sadar mengambil keuntungan dari usaha perdagangan seks," imbuhnya, mengutip LAD Bible.
Mickelwait pun mendorong beberapa layanan seperti Google Search, Amazon Web Service, Google Cloud, hingga Microsoft Azure, untuk mengikuti langkah tersebut.
Advertisement
Instagram Perketat Pengaturan Konten Sensitif bagi Remaja
Sebelumnya, Instagram menjadikan Sensitive Content Control sebagai pengaturan standar baru bagi pengguna di bawah 16 tahun. Kontrol tersebut sebelumnya ditambahkan oleh platform sebagai opsi untuk membatasi konten sensitif pada Juni lalu.
Platform hanya membuat kontrol konten sensitif sebagai salah satu penawaran opsi yang bisa digunakan remaja untuk membatasi seberapa banyak konten sensitif yang mereka dapat dari media sosial.
Mengutip The Verge, Minggu (28/8/2022), aplikasi milik Meta ini mengumumkan tentang pembaruan untuk Sensitive Content Control di Instagram.
Rencananya, perusahaan akan membuat opsi tersebut menjadi pengaturan bawaan bagi akun pengguna berusia di bawah 16 tahun.
Kini, akun Instagram yang dimiliki oleh remaja dapat diaktifkan dengan pengaturan Sensitive Content Control sebagai standar pembuatan akun, meskipun masih menampilkan beberapa konten sensitif.
Dari platform menyebutkan bahwa kontrol tersebut akan mempersulit remaja untuk mendapat atau melihat konten yang berpotensi bersifat sensitif di Instagram.
Pengaturan tersebut pun akan memengaruhi Search, Explore, Hashtag Pages, Reels, Feed Recommendations, dan Suggested Accounts. Kontrol ini bukan satu-satunya pengaturan yang dimiliki Instagram untuk melindungi pengguna di bawah umurnya.
Â
Peninjauan Kembali Bagi Pengguna Remaja
Platform ini juga meminta pengguna remaja untuk meninjau kembali opsi untuk diterapkan pada akun mereka, termasuk pengaturan untuk mengontrol siapa yang dapat membagikan ulang konten atau postingan mereka.
Tak hanya itu, mereka juga dapat mengatur siapa yang dapat mengirim pesan ke akun mereka, dan juga jumlah waktu yang mereka habiskan di Instagram.
Agresifnya algoritma suggestion yang dibuat Instagram dalam berkompetisi dengan TikTok, membuat pengguna, khususnya para orangtua menjadi khawatir tentang apa yang anak muda peroleh dari jejaring sosial.
Instagram mengatakan, mereka terus mengembangkan kontrol untuk membantu orang mempersonalisasi pengalaman mereka.
"Musim panas terakhir, kami meluncurkan Sensitive Content Control sehingga pengguna dapat memilih berapa banyak atau seberapa sedikit konten sensitif untuk dilihat dalam Explore dari akun yang mereka tidak ikuti."
"Hari ini, kami mengumumkan pembaruan dari kontrol tersebut," ungkap Instagram.
(Dio/Isk)
Advertisement