Liputan6.com, Jakarta - Taksi online telah menyelesaikan berbagai masalah. Namun seperti aplikasi lainnya, ada kerentanan di baliknya. Pasalnya belum lama ini, sekelompok turis mengalami kemacetan parah di Kota Moskow, Rusia, akibat peretasan.
Mengutip Gizchina, Rabu (7/9/2022), Kota Moskow memang terkenal dengan jalanannya yang macet. Namun kali ini, lumpuhnya jalanan Kota Moskow disebabkan karena serangan siber yang terencana dan terorganisir oleh kelompok hacker.
Baca Juga
Vice melaporkan, karena serangan siber, ada banyak taksi online Yandex yang dipanggil secara bersamaan. Serangan hacker terhadap taksi online Yandex tersebut terjadi pada 1 September 2022. Serangan siber tersebut membuat banyak kendaraan terhenti di jalanan menuju Kutuzovsky Prospect, jalanan yang sehari-hari memang sudah padat.
Advertisement
Seorang juru bicara Yandex mengkonfirmasi soal peretasan yang terjadi. "Pada pagi hari tanggal 1 September, Yandex Taxi menghadapi upaya penyerang untuk mengganggu layanan. Beberapa pengemudi menerima pesanan massal ke distrik Fili di Moskow," katanya.
Juru bicara tersebut menambahkan, tim keamanan YandexTaxi telah memecahkan masalah dalam waktu kurang dari satu jam.
"Layanan keamanan Yandex Taxi segera menghentikan upaya kemacetan akibat mobil dan meningkatkan algoritme untuk mendeteksi dan mencegah serangan semacam itu agar tidak membuat insiden serupa di lain waktu," kata pihak Yandex Taxi.
Someone hacked #YandexTaxi and ordered all available taxis to Kutuzov Prospect in Moscow Now there is a huge traffic jam with taxis. It‘s like James Bond movie. pic.twitter.com/IatuAEtA2i
— Russian Market (@runews) September 1, 2022
Peretasan Terkait Tentara Siber Ukraina?
Untuk saat ini belum ada pernyataan resmi mengenai kelompok hacker mana yang melancarkan serangan tersebut. Namun ada banyak alasan untuk menebak bahwa serangan tersebut kemungkinan besar terkait dengan kelompok IT Army of Ukraine alias serangan siber terkait Ukraina.
Sekadar informasi, sebelumnya tahun 2017, Uber dan Yandex Taxi menggabungkan bisnis mereka di Rusia dan beberapa pasar Eropa Timur. Pada perusahaan baru tersebut, Uber memegang 36,6 persen saham, sementara Yandex Taxi memegang saham mayoritas, 59,3 persen saham.
Yandex Taxi sendiri adalah bisnis taksi online dan memiliki bisnis pengiriman makanan di Rusia, Commonwealth of Independent States (CIS), Eropa Timur, Afrika, hingga Timur Tengah. Saat ini, perusahaan tengah membanggakan pengembangan teknologi mengemudi otonom.
Advertisement
Malware Baru Retas Router WiFi
Terlepas YandexTaxi, peretasan terhadap berbagai sistem terus terjadi. Sebuah laporan belum lama ini mengungkap, saat ini hacker gencar meretas router WiFi untuk mendapatkan akses ke seluruh perangkat terhubung di rumah.
Laporan ini datang dari Black Lotus Lab, sebuah divisi keamanan dari Lumen Technologies. Dijelaskan, laporan tersebut merinci beberapa serangan dunia nyata yang diamati pada router small home/ home office (SOHO) sejak 2020, yakni ketika jutaan orang mulai bekerja dari rumah di awal pandemi.
Mengutip Digital Trends, Selasa (5/7/2022), Black Lotus Lab menyebut, penyerang menggunakan malware remote access trojan (RATs) untuk membajak router WiFi rumahan.
Trojan tersebut menggunakan strain malware jenis baru bernama ZuoRAT. Tujuannya untuk mendapatkan akses dan melancarkan serangan siber di dalam router.
Ketika serangan digulirkan, RAT mengizinkan penyerang untuk mengunggah dan mengunduh seluruh file ke perangkat terhubung yang memakai jaringan internet dari router tersebut.
"Pergeseran masih ke bekerja jarak jauh pada awal pandemi Covid-19 memberi peluang baru bagi pelaku ancaman untuk menumbangkan perlindungan tradisional yang mendalam, dengan menargetkan titik terlemah dari perimeter jaringan baru, yakni router kantor atau rumah," kata Lumen Technologies dalam blog.
Lumen juga menjelaskan, aktor bisa memanfaatkan akses router WiFi rumah atau kantor untuk mempertahankan kehadiran deteksi rendah di jaringan target. ZuoRAT sendiri tergolong tahan terhadap upaya pemeriksaan.
(Tin/Ysl)