Liputan6.com, Jakarta - WhatsApp memblokir 2,4 juta akun penggunanya di India sepanjang Juli 2022. Angka tersebut adalah jumlah akun terbanyak yang diblokir oleh WhatsApp selama setahun terakhir.
Mengutip Reuters, Kamis (8/9/2022), undang-undang IT di India mengharuskan platform digital besar untuk menerbitkan laporan kepatuhan mereka tiap bulannya.
Baca Juga
Pemblokiran jutaan akun WhatsApp tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menekan penyebaran informasi palsu dan hoaks. Dari jumlah akun yang diblokir, 1,42 juta di antaranya diblokir proaktif oleh WhatsApp sebelum adanya laporan dari pengguna.
Advertisement
Menurut WhatsApp, sejumlah akun lainnya diblokir berdasarkan keluhan yang diterima melalui kanal keluhan perusahaan dan tools serta sumber daya yang dipakai untuk mendeteksi pelanggaran tersebut.
Sekadar informasi, pada Juli 2022 lalu, WhatsApp menerima total 574 laporan aduan.
Platform perpesanan ini sebelumnya dikritik karena dianggap menyuburkan penyebaran informasi palsu dan ujaran kebencian di India dan negara lainnya di dunia. Pada Juni 2022, WhatsApp menghapus 2,21 juta akun di India.
Diandalkan
Di India, aplikasi WhatsApp telah menjadi aplikasi pesan terpopuler dengan jumlah sekitar 487 juta pengguna. Perkembangan informasi digital yang semakin berkembang di India membuat semakin banyak orang mengandalkan aplikasi ini untuk melakukan kegiatan seperti komunikasi. Salah satu kegiatan yang sering dilakukan melalui WhatsApp adalah menjalankan bisnis.
Meta, setelah melakukan akuisisi dan memperoleh WhatsApp pada 2014, membangun lebih banyak pilihan bagi penggunanya dalam menggunakan aplikasi. Opsi itu di antaranya seperti pembayaran tagihan dan jual beli barang atau jasa.
400 Juta Pengguna Pakai WhatsApp untuk Bisnis
"WhatsApp di India adalah sebuah cara hidup," ungkap Rajeev Khera selaku pendiri bisnis teknologi makanan Chakki Peesing, yang beroperasi di luar New Delhi.
Khera merupakan salah satu dari jutaan orang India yang menjalankan bisnis utamanya melalui WhatsApp. Sekitar 400 juta orang di India memanfaatkan WhatsApp tidak hanya sebagai sarana berbisnis, tetapi juga untuk berhubungan dengan dengan kerabat yang tinggal jauh, mengirim uang, dan mengakses informasi medis.
Desainnya yang sederhana dan mudah diakses, membuat aplikasi messaging ini menjadi sangat terkenal secara internasional, khususnya seperti di negara yang sebagian besar masyarakatnya tidak memiliki iPhone untuk mengakses iMessage.
Ketika Meta membeli WhatsApp dengan jumlah transaksi tunai dan saham sekitar USD 19 miliar delapan tahun lalu, hal ini dianggap seperti taruhan yang beresiko.
Namun, meskipun aplikasi tersebut tidak banyak memberikan kontribusi pada laba mereka, WhatsApp bisa disebut sebagai produk internasional paling esensial dari perusahaan.
Advertisement
Hadapi Misinformasi di India
Dalam waktu yang bersamaan, WhatsApp juga sedang berjuang menghadapi masalah misinformasi yang pernah terjadi di Facebook. Namun, berbeda dengan Facebook, aplikasi messaging ini menggunakan software komunikasi pribadi dan terenskripsi sehingga membuatnya perusahaan lebih sulit untuk memoderasi konten yang beredar.
Masalah ini menjadi terutama menjadi sangat kritis di India, saat isu tanpa dasar menyebar dalam aplikasi dan berujung pada konsekuensi serius. Hal ini membuat pemerintah India mengancam akan mengambil tindakan keras terhadap nilai ini WhatsApp, yaitu privasi pengguna, dengan menuntut agar pihak berwenang diperbolehkan mengakses pesan ketika dibutuhkan.
"Anda harus memikirkan apa arti dari menawarkan sebuah layanan tempat orang mengkomunikasikan pikiran mereka yang paling pribadi, pesan paling pribadi, panggilan paling pribadi kepada orang yang mereka sayangi di seluruh dunia," tutur Will Cathcart selaku pimpinan WhatsApp.
(Tin/Isk)