Liputan6.com, Jakarta - Indonet (PT Indointernet Tbk) melalui anak usahanya, EDGE DC (PT. Ekagrata Data Gemilang), tengah membangun data center berkapasitas 23 megawatt (MW) bernama EDGE2 di Jakarta.
EDGE2 menandai ekspansi EDGE DC, menyusul kesuksesan fasilitas data center pertama EDGE1 dan memanfaatkan peluang transformasi digital yang pesat di Indonesia pasca-pandemi global.
Baca Juga
Data center baru ini menerapkan prinsip desain ramah lingkungan (green design) untuk mengurangi emisi karbon dioksida, serta didesain untuk mencapai PUE (Power Usage Effectiveness) 1.27 dengan memanfaatkan teknologi liquid cooling StatePoint yang inovatif dari Nortek.
Advertisement
Dengan demikian, EDGE2 diklaim sebagai data center paling hemat energi di pusat kota Jakarta. EDGE2 juga akan memanfaatkan solusi energi terbarukan yang sama dengan Renewable Energy Certificate yang diterima fasilitas EDGE1 belum lama ini.
EDGE2 menawarkan hingga 3.430 kabinet dan beban IT sebesar 23MW, serta didesain untuk menjawab meningkatnya kebutuhan akan aplikasi-aplikasi dengan densitas tinggi dan daya besar dari implementasi hyperscale berbasis cloud, jaringan lokal, dan internasional, serta para penyedia jasa keuangan.
Ditargetkan rampung pada Q4 2023, proyek ini diperkirakan akan menjadi data center terbesar di pusat kota Jakarta, yang menyediakan kapasitas beban IT yang dibutuhkan bagi kota metropolitan berpenduduk 10 juta ini.
Berlokasi kurang dari 3 km dari fasilitas EDGE1 yang sudah berdiri, EDGE2 dan EDGE1 akan membentuk sebuah virtual campus sehingga para pelanggan dapat memanfaatkan densitas jaringan dan pusat pertukaran Internet yang sudah tersedia di EDGE1 sejak awal.
Proyek ini juga sangat dekat dengan pusat teknologi dan finansial utama di Indonesia yang didukung oleh banyak jalur serat optik dari berbagai penyedia layanan yang terhubung ke lokasi data center, sehingga para pelanggan dapat memperoleh manfaat dari konektivitas dengan latensi rendah.
Delay Minimal
Chief Executive Officer Digital Edge, Samuel Lee, dalam konferensi pers virtual belum lama ini mengatakan peluang pertumbuhan di Asia Tenggara sangat besar dan kehadiran perusahaan di Indonesia memiliki peran penting dalam misi untuk menjembatani kesenjangan digital.
"Keahlian kami dalam desain, konstruksi, dan operasional data center yang mutakhir dan ramah lingkungan dikombinasikan dengan layanan dan akses jaringan Indonet terhadap serat optik menghasilkan penawaran yang unggul bagi pelanggan lokal dan internasional yang membutuhkan dukungan untuk meningkatkan kehadiran digital mereka di Indonesia,” katanya.
Sementara Founder dan Chairman Indonet, Toto Sugiri, menilai seiring pertumbuhan ekonomi digital dan penggunaan data di Indonesia yang akan mendorong peningkatan kebutuhan penerapan latensi rendah, tentu juga memerlukan IT workloads yang berada dekat dengan penggunanya.
"EDGE2 akan menyediakan kapasitas dan konektivitas yang diperlukan untuk mengoptimalkan volume data yang besar dengan delay minimal karena berlokasi di tengah kota dan didukung infrastruktur jaringan berkonektivitas tinggi dari Indonet,” klaim Toto Sugiri.
Dalam kesempatan sama, CEO EDGE DC Stephanus Oscar, menambahkan kombinasi beragam solusi jaringan dari Indonet dan teknologi yang mumpuni dari Digital Edge mengakomodasi perusahaan dalam memberikan solusi lengkap untuk layanan data center dengan standar keunggulan tingkat dunia.
"Fasilitas yang berkelanjutan ini juga akan melengkapi data center EDGE1 untuk terus menunjang kebutuhan bisnis klien kami dalam meningkatkan operasional digital mereka di Jakarta,” tuturnya.
Advertisement
Pasar Data Center di Indonesia
Pasar data center Indonesia terus meningkat karena adanya permintaan yang tinggi dari penyedia layanan cloud hyperscale global, yang dipicu oleh pengadopsian internet yang pesat dan meningkatnya penggunaan layanan digital selama pandemi Covid-19.
Menurut Structure Research, pasar colocation di Jakarta diperkirakan akan tumbuh mencapai USD 938 juta pada 2027, di mana colocation hyperscale mencapai 72 persen dari keseluruhan, dengan pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) sebesar 34 persen dalam kurun waktu 5 tahun.
Menurut Biro Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki 450.000 perusahaan skala menengah-besar.
Lalu menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia memiliki 107 bank umum nasional, 10 bank digital yang sudah beroperasi, dan 1.280 lembaga keuangan non-bank yang sebagian besar kantor pusat dan para pelanggan utamanya berada di sekitar pusat kawasan bisnis (CBD) Jakarta.
EDGE2 diklaim akan menyediakan kapasitas data center yang sangat dibutuhkan di pusat kota Jakarta guna mendukung kebutuhan yang meningkat dari pada hyperscaler dan sektor keuangan Indonesia.
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Advertisement