Liputan6.com, Jakarta - Tesla baru-baru ini mengumumkan bahwa manufaktur Texas Gigafactory miliknya telah berhasil memproduksi SUV Model Y yang ke-10.000 unit.
Pencapaian ini mungkin bisa menjadi kabar baik bagi pelanggan yang ingin membeli Cybertruck tahun depan. Demikian sebagaimana dikutip dari Engadget, Minggu (18/9/2022).
Baca Juga
Ya, Tesla berencana untuk membangun truk pickup, terutama di Texas. Perusahaan awalnya diharapkan untuk memulai produksi volume pada tahun 2021, tetapi kemudian menunda Cybertruck hingga 2022 dan kemudian 2023.
Advertisement
Menurut sejumlah laporan, salah satu alasan mengapa mobil listrik Tesla generasi berikutnya belum mengaspal adalah karena terkendala dengan sel baterai 4680.
Pada 2020, CEO Tesla Elon Musk, mengatakan teknologi itu akan mengarah pada kendaraan listrik yang harganya lebih murah daripada mobil dengan mesin pembakaran.
Namun, pada saat itu, Tesla dan mitra baterai Panasonic belum memproduksi sel dalam skala besar. Baru pada Juni 2022, mereka tampak siap untuk lonjakan produksi.
Itulah mengapa tonggak Model Y sangat menarik. Pada April 2022, Tesla mulai menjual varian baru SUV yang memiliki 4680 sel baterai.
Sokongan baterai itu membuat Model Y dapat menempuh jarak 279 mil dengan sekali pengisian daya dan dijual mulai US$ 59.990 atau sekitar Rp 900 juta.
Pada Sabtu (17/9/2022), Tesla tidak mengatakan berapa banyak varian AWD Standard Range baru yang telah diproduksi hingga saat ini.
Namun, portal berita kendaraan listrik Electrek menginformasikan Texas Gigafactory saat ini memproduksi lebih dari 1.000 kendaraan Model Y setiap minggu dan pabrik tersebut kemungkinan akan mulai membuat 2.000 unit setiap tujuh hari.
Â
Microchip Tesla Bakal Lebih Pintar dari Otak Manusia Pada 2033
Pembesut mobil listrik asal AS Tesla kini didukung dengan beberapa chip dan mikrochip yang memiliki kemampuan pemrosesan kuat.
Namun inovasi Tesla tampaknya tidak mau berhenti di microchip yang sekadar kuat. Menurut laporan terbaru, pengembangan mikrochip Tesla akan mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun mendatang.
Mengutip Gizchina, Sabtu (3/9/2022), sebuah studi oleh perusahaan rental mobil dan van Vanarama mengungkap, pada 2033, mobil pintar Tesla bakal lebih pintar dari otak manusia.
Vanarama menganalisis kekuatan pemrosesan mikrochip Tesla. Mereka mendapati, mikrochip Tesla bakal berkinerja melampaui otak manusia (1 kuadriliun operasi per detik) dalam 11 tahun mendatang alias tahun 2033.
Selain itu, chip D1 Tesla diklaim bakal 30 kali lebih kuat dibanding chip yang mereka pakai enam tahun lalu. Hal ini memperlihatkan bahwa ada pertumbuhan konsisten dalam pengembangan chip Tesla.
Terus berkembang
Pada acara Tesla AI Day tahun lalu, Tesla merilis chip pelatihan jaringan saraf yang dikembangkannya sendiri, yakni chip D1. Chip ini dilengkapi dengan 1 transistor, 354 node pelatihan, dan sirkuit internal sepanjang 17,7 kilometer.
Kombinasi tersebut memungkinkan perangkat bisa mencapai kekuatan superkomputer dan bandwidth super.
Advertisement
Bakal Perkenalkan Robot Humanoid?
Pada awal Juni ini, CEO Tesla Elon Musk mengunggah, acara Tesla AI Day kedua akan ditunda dari 19 Agustus hingga 30 September 2022. Pada acara ini, perusahaan bisa saja merilis prototipe robot humanoid Optimus Prime, jika mereka mau.
Namun pada pertengahan Agustus lalu, Elon Musk mengklaim, robot humanoid Tesla bisa lebih murah dibandingkan harga mobil masa depan. Selain itu Musk juga mengatakan, tinggi dan berat robot ini mendekati ukuran orang dewasa.
Robot humanoid ini diklaim akan bisa membawa benda berat hingga berjalan cepat dalam langkah-langkah kecil.
Layar di wajah robot ini merupakan antarmuka interaktif yang bisa dipakai untuk berkomunikasi dengan orang.
Elon Musk pernah mengatakan di Twitter, tujuan acara Tesla AI Day adalah untuk meyakinkan bakat, kecerdasan buatan, perangkat lunak, atau chip yang luar biasa cerdas untuk bergabung dengan Tesla.
Beli Nikel dari Indonesia
Terlepas dari mikrochip yang makin cerdas, belum lama ini pembesut mobil listrik AS Tesla dikabarkan menandatangani kontrak pembelian olahan nikel sebesar USD 5 miliar (setara Rp 74,2 triliun) dengan perusahaan pengolahan nikel Indonesia.
Sekadar informasi, nikel merupakan bahan untuk baterai mobil listrik Tesla. Mengutip Reuters, Selasa (9/8/2022), informasi ini berasal dari seorang menteri senior di kabinet.
Reuters melaporkan, pemerintah Indonesia memang berupaya membuat Tesla mendirikan fasilitas produksi di Indonesia. Apalagi, Indonesia dikenal sebagai negara dengan cadangan nikel yang besar.
Sebelumnya pada pertengahan Mei, Presiden Joko Widodo juga pernah bertemu dengan pendiri Tesla Elon Musk dalam rangka menghidupkan iklim investasi Tanah Air.
"Kami terus bernegosiasi dengan Tesla, tetapi mereka sudah mulai membeli dua produk unggulan dari Indonesia," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut mengatakan, Tesla menandatangani kontrak lima tahun dengan perusahaan pengolahan nikel yang beroperasi di luar Morowali, Sulawesi Tengah. Nikel tersebut akan digunakan dalam baterai lithium Tesla.
Saat dimintai komentar oleh Reuters, Tesla tidak memberikan tanggapan.
Sekadar informasi, Indonesia memang tertarik mengembangkan industri kendaraan listrik dan baterai di dalam negeri. Reuters menyebut Indonesia telah menghentikan ekspor bijih nikel untuk memastikan pasokan cukup bagi investor.
Advertisement