Liputan6.com, Jakarta - Platform video pendek terpopuler TikTok terkenal di kalangan anak muda di seluruh dunia, termasuk di Inggris. Karena platform ini banyak dipakai anak muda, ada banyak kepedulian mengenai masalah privasi.
Terbaru menurut Reuters, pemerintah Inggris mungkin memberlakukan sanksi denda sebesar 27 juta pounds atau setara Rp 437,4 miliar terhadap TikTok.
Baca Juga
Mengutip Gizchina, Rabu (28/9/2022), denda diberlakukan karena menurut hasil investigasi, TikTok kemungkinan telah melanggar undang-undang perlindungan data di Inggris. Investigasi mengungkap, TikTok gagal melindungi privasi anak-anak saat mengakses platform tersebut.
Advertisement
Berdasarkan investigasi, TikTok mungkin telah memproses data milik anak-anak di bawah 13 tahun tanpa izin resmi dari orang tua. TikTok juga dianggap gagal menyediakan informasi yang transparan.
Dalam pernyataan, regulator Information Commissione Office (ICO) mengeluarkan "Notice of Intent" bagi TikTok dan TikTok Information Technology UK Ltd.
Juru bicara TikTok mengatakan, "Kami menghormati peran ICO dalam melindungi privasi di Inggris. Namun kami tidak sepakat dengan pandangan yang diekspresikan dan kami berencana untuk merespon secara formal tentang hal ini."
Dianggap Langgar Perlindungan Data
ICO menganggap, TikTok telah melanggar undang-undang perlindungan data Inggris antara Mei 2018 hingga Juli 2020. Pada Juli, Komite Perdangan Senat AS menyetujui tindakan yang akan menaikkan usia anak, guna melindungi privasi online khusus kepada anak-anak 16 tahun.
Komite ini juga melarang perusahaan seperti TikTok dan Snapchat untuk menarget anak-anak tanpa persetujuan.
Terlepas dari upaya berbagai sektor untuk meyakinkan orang Amerika agar tidak memakai TikTok, anak-anak muda masih berkeras untuk memakainya.
Laporan terbaru menyebut, lebih banyak anak muda Amerika menggunakan aplikasi video pendek TikTok. Baik itu untuk mendapatkan info tempat makan yang hits hingga merencanakan liburan. TikTok bahkan menggantikan dominasi Google Search di kalangan anak muda.
"Konsumen berpindah ke media sosial, terutama TikTok, karena TikTok dianggap lebih autentik," kata Jenna Drenten, Profesor Marketing di Loyola University Chicago.
Â
Advertisement
Hadirkan Fitur Baru
Sebelumnya, TikTok menghadirkan fitur baru bagi para pengguna untuk membagikan rekomendasi buku bacaannya. Fitur ini memungkinkan pemilik akun TikTok menautkan tautan buku di dalam video, yang selanjutnya dapat dibuka dan dikunjungi pengguna lainnya.
Bagi pengguna TikTok yang suka melihat rekomendasi buku di dalam platform, pasti tidak asing dengan tagar #BookTok. Tagar ini biasa digunakan oleh pembuat konten TikTok untuk merekomendasikan sebuah buku di dalam videonya.
Mengutip informasi dari The Sun, Selasa (27/9/2022), tagar ini pun menjadi cukup populer dengan total pengunjung sekitar 77 miliar secara global. Namun, untuk mempermudah pengguna, TikTok kini menghadirkan fitur baru ini.Â
Dengan fitur ini, selain membagikan rekomendasi judul buku melalui video, kreator konten juga bisa menautkan link buku ke dalam video reviewnya.
Untuk melihat buku yang ditautkan ke dalam konten video, pengguna TikTok bisa melihat link buku terletak di bagian bawah video, tepatnya berada di atas tulisan caption.
Jika ingin melihat isi buku, pengguna bisa langsung mengetuk tautan tersebut. Selanjutnya, tautan tersebut akan membawa pengguna masuk ke dalam situs letak detail buku dan halaman spesial dari buku yang dibahas.
Isinya akan seperti rangkuman singkat dari buku tersebut. Untuk menyimpan judul buku, pengguna bisa menyimpannya ke dalam tab Favourites pada profil akun di aplikasi TikTok.
(Tin/Ysl)