Liputan6.com, Jakarta - Setelah gembar gembor soal kehadiran teknologi telekomunikasi generasi kelima, India akhirnya merilis layanan 5G-nya. Di negara-negara lain, layanan 5G sudah ada sejak beberapa tahun lalu, termasuk di Indonesia yang rilis pada Juni 2021 lalu.
Perilisan layanan 5G di India dilakukan langsung oleh Perdana Menteri India Narendra Modi.
Baca Juga
Meski begitu, seperti di negara-negara lain, perilisan 5G di India masih terbatas di 13 kota negara tersebut. PM Modi berjanji, layanan 5G akan menjangkau seluruh negeri nantinya.
Advertisement
Sebelumnya, India membuka lelang untuk spektrum frekuensi yang memungkinkan untuk 5G. Mulai dari pelelangan pita frekuensi selebar 72,097.85 MHz, yang terdiri dari 600 MHz, 700 MHz, 900 MHz, 1.800 MHz, 2.100 MHz, 3.300 MHz, dan 26 GHz.
Mengutip Gizchina, Senin (3/10/2022), layanan 5G di India akan dirilis dalam beberapa tahapan. Kota-kota pertama yang akan diselimuti 5G adalah Ahmedabad, Bengaluru, Chandigarh, Chennai, Delhi, Gandhinagar, Gurugram, Hyderabad, Jamnagar, Kolkata, Lucknow, Mumbaik, dan Pune. Total menjadi 13 kota.
Sementara, kota-kota dan wilayah lainnya di India mungkin akan bisa mengakses layanan 5G dalam beberapa bulan mendatang. Proses keseluruhan menghadirkan internet 5GÂ di seluruh India diperkirakan antara 2-3 tahun.
Bertahap
India menjanjikan layanan 5G akan menjangkau setidaknya 76 persen populasinya pada akhir tahun .
Sekadar informasi, 5G kini merupakan teknologi komunikasi generasi terbaru. 5G tak hanya membuat kecepatan unduh lebih cepat, tetapi juga membawa banyak keuntungan.
5G bisa menjadi landasan untuk cloud gaming dan kendaraan otonom. Layanan 5G juga akan membawa manfaat bagi berbagai layanan publik, mulai dari bidang kesehatan, pertanian, dan manajemen bencana.
Meski begitu, di kota-kota India yang dialiri 5G, penyedia telekomunikasi seperti Airtel, Jio, dan Vodafone Idea masih akan menggulirkan 5G secara bertahap. Para pengguna yang tinggal di kota tersebut pun masih harus menunggu hingga mereka memiliki akses ke jaringan 5G.
Sementara beberapa wilayah besar seperti Mumbai, Delhi, Kolkata, dan Chennai menjadi wilayah pertama yang dialiri jaringan 5G.
Advertisement
Smartfren Tak Ikut Lelang Frekuensi 2,1 GHz
Terlepas dari itu, Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys menuturkan pihaknya kali ini tidak akan berpartisipasi. Hal ini dipastikan setelah Smartfren melakukan studi terlebih dulu.
"Kami sudah melakukan studi, karena itu merupakan spektrum baru dari kami yang sudah ada. Investasinya ternyata cukup besar. Dengan jumlah frekuensi 2x5 MHz dibandingkan investasi yang demikian besar, kami memandang untuk tidak ikut dulu," tuturnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (27/9/2022).
Kendati demikian, Merza menuturkan, Smartfren tetap tertarik pada lelang frekuensi lain yang nantinya akan digelar oleh Kementerian Kominfo. Hanya terkait hal itu tentu perlu menunggu kebijakan pemerintah untuk melakukannya.
Sebelumnya, Merza menuturkan, Smartfren berminat untuk mendapatkan spektrum frekuensi 2,1 GHz. Hal itu diungkapkannya saat ditemui Tekno Liputan6.com beberapa pekan lalu.
"Kalau ditanya minat enggak, pasti berminat. Perkara masuk atau enggaknya, ya lihat nanti. Siapa sih yang tidak berminat dikasih spektrum, tetapi kan dapat atau tidaknya beda lagi," tuturnya ketika itu.
Ia juga menuturkan, rentang frekuensi 2,1 GHz yang ditawarkan pemerintah dalam seleksi kali ini tidak tidak terlalu besar, yakni 2x5 MHz. Untuk itu, menurut Merza, lebar pita tersebut tidak cukup efektif jika dipakai untuk menggelar layanan 5G.
Namun, meski frekuensi yang dilelang tidak terlalu lebar, pemerintah dinilai harus segera melakukan lelang. Sebab, frekuensi merupakan sumber daya langsung untuk menggelar jaringan.
"Jangan sampai dibiarkan tidak terpakai, sayang. Jadi siapa pun yang berminat, akan menawar tentu dengan harga paling tinggi," katanya.
(Tin/Isk)