Liputan6.com, Jakarta Apple kini menghabiskan USD 501 (Rp 7,6 juta) untuk merakit iPhone 14 Pro Max. Sementara untuk memproduksi sebuah iPhone 13 Pro Max, Apple mengeluarkan USD 461 (Rp 7 juta).
Informasi mengenai ongkos merakit satu unit iPhone 14 Pro Max ini pun bikin penasaran para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Senin (10/10/2022) kemarin.
Baca Juga
Berita lain yang juga populer datang dari Spotify yang menyetop 11 judul podcast originalnya.
Advertisement
Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.
1. Apple Rogoh Rp 7,6 Juta untuk Bikin iPhone 14 Pro Max
Apple ternyata membayar 20 persen lebih mahal untuk memproduksi iPhone 14 series dibandingkan yang mereka bayarkan untuk membuat iPhone 13 series.
Informasi ini pertama dilaporkan oleh Nikkei Asia, setelah meneliti tentang rantai pasokan Apple.
Salah satunya, seperti dikutip dari Gizchina, Senin (10/10/2022), Apple kini menghabiskan USD 501 (Rp 7,6 juta) untuk merakit iPhone 14 Pro Max. Sementara untuk memproduksi sebuah iPhone 13 Pro Max, Apple mengeluarkan USD 461 (Rp 7 juta).
Analis pasar mengklaim, kenaikan biaya produksi yang ditanggung Apple ini merupakan dampak dari krisis pasokan chipset. Apalagi, chipset A16 Bionic harganya USD 110 (Rp 1,6 juta) per unit.
"Chipset A16 Bionic harganya 2,4 kali lebih mahal dibandingkan A15. A15 Bionic dipakai di iPhone 14 dan iPhone 14 Plus. Hal ini mungkin berdampak pada pilihan Apple untuk tetap memakai chip lawas di perangkat barunya," kata analis pasar.
Sementara itu, sensor CMOS terbaru Sony harganya USD 15 (Rp 230 ribu). Harga komponen ini 50 persen lebih mahal dibandingkan yang dipakai di versi iPhone sebelumnya.
2. Ubah Struktur Karyawan, Spotify Setop 11 Judul Podcast Originalnya
Spotify menghentikan sebelas judul podcast original yang diproduksi oleh studio Gimlet dan Parcast. Berdasarkan pernyataan juru bicara Spotify, Grey Munford, judul podcast tersebut di antaranya How to Save a Planet, Crime Show, dan Medical Murders.
Pengumuman ini muncul setelah adanya perubahan struktur posisi karyawan di dalam perusahaan. Direktur Pelaksana di studio Gimlet, Lydia Polgreen, meninggalkan studio tersebut pada musim panas ini.
Sementara pada musim semi, founder studio Parcast, Max Cutler, sudah dipromosikan menjadi Kepala Creator Content and Partnership.
Tidak lama setelahnya, perusahaan mulai mengumumkan pengganti direktur untuk kedua studio. Pertama adalah Nicole Beemsterboer, pengganti Lydia Polgreen sebagai direktur Gimlet.
Sebelumnya, Nicole Beemsterboer bergabung dengan Spotify pada Maret lalu sebagai Pimpinan News and Knowledge di studio yang sama.
Selain itu, Liliana Kim juga maju menduduki posisi Direktur Pelaksana di Studio Parcast, menggantikan Max Cutler. Liliana Kim sempat menjabat tiga tahun sebagai Manajer di studio APM.
Advertisement
3. Aiven Masuk ke Pasar Data Warehouse
Perusahaan open source cloud data platform Aiven merilis versi beta dari Aiven for ClickHouse. Perusahaan asal Finlandia itu mengumumkan produk terbarunya itu ajang konferensi pengembang tahunan perdana yang diadakan oleh Aiven bertajuk Uptime.
Melalui Aiven for ClickHouse, Aiven bermaksud memasuki pasar cloud data warehouse, yang akan memungkinkan pelanggan Aiven memanfaatkan open source columnar database untuk mengakses analitik berperforma tinggi.
Pada akhirnya, pelanggan akan mendapatkan wawasan (insight) yang akan mendorong pengambilan keputusan bisnis penting.
"Kami sangat bersemangat memperkenalkan Aiven for ClickHouse Beta kepada pelanggan kami dan membuka akses ke teknologi open source terbaik yang pernah ada," ujar Heikki Nousiainen, CTO di Aiven dalam pernyataan resmi perusahaan.
Meskipun pelanggan Aiven menyukai penawaran database terkelola seperti PostgreSQL dan MySQL, menurut Heikki, saat volume data mereka mengalami pertumbuhan, mereka harus memasukkan data warehouse ke dalam seluruh strategi mereka. Dalam hal ini, ClickHouse akan menawarkan performa dan skalabilitas guna memenuhi kebutuhan pelanggan.
"Dengan ClickHouse, sekarang kami bisa dengan lebih baik membantu pelanggan memanfaatkan data mereka menjadi infomasi yang bisa ditindaklanjuti untuk meningkatkan pemasukan dan keseluruhan produktivitas bisnis mereka," tutur Heikki.
Tabel App Annie yang menunjukkan durasi penggunaan aplikasi smartphone di berbagai negara (Dok. App Annie)
Advertisement