Liputan6.com, Jakarta - Google mengumumkan akan menyetop dukungan Google Chrome untuk Windows 7 dan 8.1 mulai Februari 2023.
Walau pamit dari Windows 7 dan 8.1, Google meyakinkan pengguna Windows 10 masih dapat menggunakan browser Chrome untuk menjelajah internet.
Baca Juga
"Dengan peluncuran Chrome 110 (7 Februari 2023), kami resmi mengakhir dukungan untuk Windows 7 dan Windows 8.1," tulis Google yang dikutip Bleeping Computer, Rabu (26/10/2022).
Advertisement
Keputusan Google menghentikan dukungan Chrome ini sesuai dengan kebijakan siklus Microsoft Windows.
Disebutkan, dukungan program Extended Security Update (ESU) untuk Windows 7Â dan Windows 8.1 ini akan berakhir pada 10 Januari 2023.
Menurut Statcounter GlobalStats, Windows 7 saat ini masih dipakai di lebih dari 10 persen seluruh perangkat Windows di dunia, dan Windows 8.1 hanya 2,8 persen.
Informasi, Google Chrome memiliki pangsa pasar lebih dari 65 persen browser di dunia saat ini.
Diikuti oleh Safari di sekitar 18 persen, dan Microsoft Edge dengan angka 4,32 persen.
Meski versi lama Google Chrome masih berfungsi di Windows 7 dan 8.1 saat dukungan dihentikan, Google menyarankan pengguna untuk update OS mereka.
Dengan begini, pengguna Windows tetap akan menerima pembaruan keamanan Google Chrome yang diluncurkan secara bertahap.
"Chrome versi lama akan terus berfungsi, tetapi tidak akan ada pembaruan untuk pengguna di sistem operasi ini," tambah Google.
Deretan Browser Paling Rentan di 2022
Browser menjadi salah satu aplikasi terpenting di smartphone, tablet, dan laptop. Browser atau peramban web memungkinkan pengguna mengakses informasi penting di internet.
Saat ini ada banyak merek browser yang tersedia, namun browser-browser ini berjuang mengatasi masalah kerentanan masing-masing. Rupanya, sejumlah browser terkemuka juga ikut berjuang dengan masalah kerentanan.
Sebuah penelitian dari Atlas menemukan, browser Google Chrome menjadi web browser paling rentan di tahun 2022.
Menurut laporan tersebut, browser Chrome tercatat memiliki 303 kerentanan tahun ini. Selain itu, Chrome juga satu-satunya browser yang memiliki celah keamanan baru di bulan Oktober ini.
Mengutip Gizchina, Minggu (9/10/2022), setelah Google Chrome, browser lainnya yang juga paling rentan menurut penelitian Atlas adalah Mozilla Firefox yang ada di urutan kedua. Ditemukan sebanyak 117 kerentanan di browser ini.
Sementara pada posisi ketiga ada Microsoft Edge. Browser andalan Microsoft yang hadir sebagai pengganti Internet Explorer ini tercatat memiliki 103 kerentanan.
Selanjutnya, Safari dan Opera menempati urutan keempat dan kelima dengan jumlah kerentanan 26 dan 0Â kerentanan.
Advertisement
Kerentanan di Chrome
Sekadar informasi, berdasarkan penelitian Atlas, browser Chrome jadi peramban dengan jumlah kerentanan paling banyak. Sejak diluncurkan resmi di tahun 2008, Chrome memiliki total 3.159 kerentanan.
Meski Firefox, Safari, dan Opera semuanya lebih tua dibanding Chrome, jumlah kerentanan di ketiga browser ini lebih sedikit. Total kerentanan Mozilla Firefox sebanyak 2.361 kerentanan. Sementara Safari memiliki total 1.139 kerentanan dan Opera hanya 344 kerentanan secara total.
Lalu, browser Microsoft Edge yang dirilis pada 2015 memiliki total 806 kerentanan.
Untuk mengurangi risiko peretas mengeksploitasi kerentanan browser, para pengguna pun disarankan untuk memperbarui browser secara teratur. Pasalnya, kerentanan pada browser biasanya ditambal melalui pembaruan rutin yang dihadirkan.Â
Tips Agar Browsing Tetap Aman
Jika pengguna memperbarui browser mereka secara teratur, kemungkinan data mereka juga akan tetap aman.
Selain itu, untuk menjaga keamanan saat internetan, pengguna juga disarankan untuk selalu meneliti ekstensi browser dengan cara berhati-hati sebelum memasangnya di browser.
Pasalnya, beberapa ekstensi browser bisa saja memiliki kerentanan yang dapat dieksploitasi oleh peretas.
Pengguna juga perlu mewaspadai serangan yang menonjol, di mana peretas kerap menggunakan platform seperti email untuk menyebarkan malware yang mengeksploitasi berbagai kelemahan browser.
Dalam banyak kasus, sebagian email jahat masuk ke email spam. Pastikan agar email-email jahat tersebut tetap berada di spam dan jangan pernah membukanya. Atau, saat kamu membuka email tersebut, pastikan tidak membalas atau mengklik link apa pun di email tersebut.
(Ysl/Dam)
Advertisement