Sukses

Elon Musk Bantah Mau PHK 75 Persen Karyawan Twitter

Saat berkunjung ke kantor pusat Twitter, Elon Musk disebut telah membantah soal PHK 75 persen karyawan

Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk telah merampungkan pembelian Twitter. Namun masalah belum selesai, salah satunya soal nasib karyawan di perusahaan media sosial yang berbasis di San Francisco, Amerika Serikat itu.

Hal ini terkait dengan isu yang menyebutkan bahwa Elon Musk bakal memecat 75 persen karyawan, setelah dirinya secara resmi menjadi pemilik Twitter.

Namun, dikutip dari New York Post, Jumat (28/10/2022), bos Tesla itu dilaporkan mengatakan kepada karyawan Twitter, bahwa dia tidak berencana untuk memangkas 75 persen karyawan perusahaan.

Sang miliarder membantah laporan tersebut ketika berkunjung ke kantor pusat Twitter pada Rabu pekan ini, seperti dilaporkan dari Bloomberg, mengutip sumber yang mengetahui percakapan itu.

Sumber Bloomberg juga menambahkan, Musk membantah angka pemangkasan yang mencapai 75 persen yang dilaporkan oleh The Washington Post beberapa waktu lalu itu.

Meskipun demikian, karyawan Twitter tampaknya masih harap-harap cemas, mengingat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih mengintai, ditambah beberapa kekhawatiran terkait pekerjaan mereka.

Musk diperkirakan bakal melakukan pemangkasan karyawan Twitter sebagai bagian dari pengambilalihan perusahaan, setelah kesepakatan senilai USD 44 miliar untuk membeli Twitter akan diselesaikan hari Jumat waktu setempat.  

2 dari 4 halaman

Ditentang Karyawan

Isu pemangkasan 75 persen karyawan Twitter sendiri sempat mendapatkan pertentangan dari pihak karyawan sendiri melalui sebuah surat terbuka, di mana hal ini bisa merusak kemampuan perusahaan dalam melayani percakapan publik.

"Ancaman sebesar ini merupakan hal sembrono, merusak kepercayaan pengguna dan pelanggan pada plaftorm kami, dan merupakan tindakan intimidasi terang-terangan pada pekerja," tulis surat tersebut.

Kabar PHK 75 persen karyawan Twitter sendiri bermula dari laporan The Washington Post, yang menyebut Musk sempat memberitahu rencana itu kepada para calon investor.

Menurut laporan ini, pengurangan karyawan besar-besaran dilakukan demi menurunkan pembiayaan.

Namun, kabar ini dibantah oleh pihak Twitter. Mereka meminta para karyawannya untuk tidak percaya, 75 persen pekerja akan kena PHK saat Elon Musk mengambil alih perusahaan.

Dikutip dari NBC News, General Counsel Twitter Sean Edgett, dalam email-nya ke karyawan mengatakan rumor atau dokumen yang bocor belum tentu benar, sehingga mereka harus menunggu fakta.

3 dari 4 halaman

Petinggi Twitter Dicopot

Meski begitu, setelah diberitakannya Elon Musk yang akhirnya secara sah menjadi pemilik Twitter, sejumlah petinggi perusahaan dilaporkan dicabut dari jabatannya, termasuk sang CEO.

CEO terakhir Twitter sebagai perusahaan publik, Parag Agrawal, disebut telah dicabut dari posisinya.

Selain itu, Chief Financial Officer Ned Segal dan Vijaya Gadde, kepala kebijakan perusahaan yang dikritik oleh CEO Tesla itu secara terbuka, juga diberitakan telah meninggalkan kantor pusat Twitter.

The New York Times juga melaporkan, Sean Edgett yang sempat menenangkan karyawan soal rumor pemecatan, telah meninggalkan kantor. Chief Customer Officer Sarah Personette, juga jadi salah satu eksekutif yang dicopot dari jabatannya.

Mengutip The Verge, Jumat (28/10/2022), para eksekutif ini juga menerima pembayaran dalam jumlah yang besar, usai perombakan tersebut.

Insider melaporkan, Agrawal mendapat USD 38,7 juta, Segal mendapat USD 25,4 juta, Gadde mendapat USD 12,5 juta, dan Personette, mendapat USD 11,2 juta.

4 dari 4 halaman

Elon Musk Jadi Beli Twitter

Seperti diketahui, Elon Musk mengungkapkan penawarannya untuk membeli Twitter pada bulan April yang lalu. Namun, ia berubah pikiran dan mencoba membatalkan akusisi di bulan Mei.

Saat itu, Musk sempat mengatakan salah satu alasan mundurnya dia dari proses akuisisi adalah karena jumlah bot dan akun palsu di platform tersebut. Konflik ini pun berlanjut sampai ke pengadilan.

Kemudian, dia berubah pikiran lagi pada awal Oktober yang lalu, dan mengajukan surat kepada Securities and Exchange Commission, yang menegaskan komitmennya pada kesepakatan awal.