Liputan6.com, Jakarta Google dikabarkan secara diam-diam mengakuisisi Alter, startup avatar kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), yang membantu kreator dan jenama mengekspresikan identitas virtual mereka.
Sebuah sumber yang mengetahui ini kepada TechCrunch, dikutip Minggu (30/10/2022), mengklaim akuisisi dilakukan di harga sekitar USD 100 juta, dan bertujuan meningkatkan konten permainan dan bersaing lebih baik dengan TikTok.
Baca Juga
Sumber anonim ini TechCrunch juga menyebut, akuisisi selesai sekitar dua bulan yang lalu. Namun, tidak ada satu pun dari perusahaan yang mengungkapkannya ke publik.
Advertisement
Beberapa petinggi Alter juga dilaporkan telah memperbarui profil LinkedIn mereka untuk memberitahu bahwa mereka sudah bergabung dengan Google, tanpa mengakui akuisisi tersebut.
Mengutip CNET, Chief Operating Officer yang juga salah satu pendiri Alter, Jon Slimak, adalah salah satu yang mengubah profil LinkedIn-nya, untuk merefleksikan peran barunya di proyek avatar Google. Situs Alter sendiri tidak bisa diakses.
Juru bicara Google pun mengonfirmasi akuisisi ini kepada TechCrunch, tapi dia menolak untuk berkomentas soal syarat-syarat finansial dari kesepakatan tersebut.
Alter sendiri adalah perusahaan rintisan alias startup, yang berkantor di Amerika Serikat dan Ceko, yang memulai usahanya sebagai Facemoji.
Platform besutan startup ini menawarkan teknologi plug-and-play, untuk membantu pengembang game dan aplikasi memasukkan avatar ke dalam aplikasi mereka.
Â
Berawal dari Facemoji
Alter punya pekerjaan untuk membuat avatar menggunakan AI, tidak hanya orang, tapi juga pakaian dan aksesoris yang mereka kenakan. Misalnya, seseorang bisa membeli NFT tas desainer dan mengakses avatar mereka.
Teknologi mereka pun bisa diintegrasikan ke dalam video game maupun metaverse atau dunia virtual.
Startup tersebut menerima pendanaan awal sebesar USD 3 juta dari investor termasuk Play Ventures, Roosh Ventures, dan Twitter. Facemoji lalu mengganti namanya menjadi Alter.
Narasumber yang mengetahui akuisisi ini mengklaim, Google berharap agar Alter bisa digunakan untuk meningkatkan dan meningkatkan penawaran kontennya. Meski begitu, belum diketahui strategi apa yang akan diterapkan untuk mengejar TikTok.
Sementara itu, Jon Slimak dan pendiri Alter lainnya Robin Raszka, tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Advertisement
Google Chrome Pamit dari Windows 7 dan 8
Google mengumumkan akan menyetop dukungan Google Chrome untuk Windows 7 dan 8.1 mulai Februari 2023.
Walau pamit dari Windows 7 dan 8.1, Google meyakinkan pengguna Windows 10 masih dapat menggunakan browser Chrome untuk menjelajah internet.
"Dengan peluncuran Chrome 110 (7 Februari 2023), kami resmi mengakhir dukungan untuk Windows 7 dan Windows 8.1," tulis Google yang dikutip Bleeping Computer, Rabu (26/10/2022).
Keputusan Google menghentikan dukungan Chrome ini sesuai dengan kebijakan siklus Microsoft Windows. Disebutkan, dukungan program Extended Security Update (ESU) untuk Windows 7 dan Windows 8.1 ini akan berakhir pada 10 Januari 2023.
Menurut Statcounter GlobalStats, Windows 7 saat ini masih dipakai di lebih dari 10 persen seluruh perangkat Windows di dunia, dan Windows 8.1 hanya 2,8 persen.
Â
Pangsa Pasar Google Chrome
Informasi, Google Chrome memiliki pangsa pasar lebih dari 65 persen browser di dunia saat ini. Diikuti oleh Safari di sekitar 18 persen, dan Microsoft Edge dengan angka 4,32 persen.
Meski versi lama dari Google Chrome masih berfungsi di Windows 7 dan 8.1 saat dukungan dihentikan, Google menyarankan pengguna untuk melakukan pembaruan atau update terhadap OS mereka.
Dengan begini, pengguna Windows tetap akan menerima pembaruan keamanan Google Chrome yang diluncurkan secara bertahap. "Chrome versi lama akan terus berfungsi, tetapi tidak akan ada pembaruan untuk pengguna di sistem operasi ini," tambah Google.Â
(Dio/isk)
Advertisement