Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pendiri Twitter Jack Dorsey beberapa waktu lalu mengungkapkan aplikasi jejaring sosial besutannya Bluesky, sedang memasuki tahap uji coba beta.
Hal ini diungkap mantan CEO Twitter itu sepekan sebelum Elon Musk resmi mengambil alih Twitter pada hari Kamis, dan memecat CEO Parag Agrawal dan sejumlah petinggi perusahaan lainnya.
Baca Juga
Dilansir People, dikutip Selasa (2/11/2022), Jack Dorsey mengatakan aplikasi sosial yang terdesentralisasi garapannya itu, sedang mencari penguji beta atau beta tester.
Advertisement
Perusahaan dalam rilis beritanya mengumumkan, langkah berikutnya adalah uji protokol. Menurut mereka, pengembangan protokol terdistribusi adalah proses rumit.
"Ini membutuhkan koordinasi dari banyak pihak setelah jaringan dikerahkan, jadi kami akan memulai dalam versi beta privat untuk menyelesaikan masalah," kata pihak Bluesky.
"Saat menguji beta, kami akan terus mengulangi spesifikasi protokol dan membagikan detail tentang cara kerjanya. Saat sudah siap, kami akan pindah ke beta terbuka," tambahnya.
Selain itu, Bluesky juga membagikan tautan untuk mendaftar ke daftar antrean uji coba beta.
Rilis terbaru menjelaskan, aplikasi baru akan menggunakan Authenticated Transfer Protocol (AT Protocol), yang merupakan jaringan sosial gabungan yang dijalankan oleh beberapa situs alih-alih cuma satu.
Perusahaan juga menyebut, kata "Bluesky" membangkitkan ruang kemungkinan yang terbuka lebar.
"Itu adalah nama asli untuk proyek ini sebelum terbentuk, dan terus menjadi nama perusahaan kami," kata mereka. "Kami menyebut aplikasi yang sedang kami bangun Bluesky karena itu akan jadi portal ke dunia kemungkinan di atas AT Protocol."
Membangun Protokol yang Tahan Lama
Dorsey sendiri sempat menyebut bahwa Bluesky bertujuan untuk jadi "pesaing bagi perusahaan mana pun yang mencoba memiliki fundamental yang mendasari media sosial atau data orang-orang yang menggunakannya."
Pendirian Bluesky pun sesungguhnya tak lepas dari andil Twitter, di mana platform itu didirikan di 2019, untuk membantu mengembangkan konsep desentralisasi serupa untuk raksasa media sosial.
Dorsey mengatakan saat ini, tujuan terbesar dan jangka panjang adalah membangun protokol yang tahan lama dan terbuka untuk percakapan publik.
"Bahwa itu tidak dimiliki oleh satu organisasi tetapi disumbangkan oleh sebanyak-banyaknya," tambahnya kala itu. "Dan itu lahir dan berkembang di internet dengan prinsip yang sama."
Februari 2022, perusahaan mengumumkan pembentukan Bluesky PBLLC, sebuah "Public Benefit LLC" yang akan mengimplementasikan visi tersebut sebagai organisasi independen. Di sini, Dorsey adalah salah satu anggota dewannya.
Â
Advertisement
Wacana Hidupkan Lagi Vine
Sementara itu, Elon Musk akhirnya secara resmi telah menjadi pemilik Twitter. CEO Tesla itu pun segera memenuhi pemberitaan dengan berbagai "gebrakan" yang ia lakukan untuk media sosial itu, tak lama setelah jadi pemilik perusahaan.
Salah satu laporan terbaru dari Axios menyebut CEO Tesla itu ingin menghidupkan kembali layanan Vine.
Mengutip informasi dari The Verge, Selasa (1/11/2022), tim Elon disebut telah meminta para insinyur di perusahaan untuk mencari kembali kode Vine, dan mencari tahu apa yang harus dilakukan untuk bisa menghidupkannya kembali.
Dijelaskan lebih lanjut, rencana untuk menghidupkan kembali Vine ini ditargetkan bisa selesai pada akhir 2022. Namun, apabila rencana ini benar-benar dilakukan, jadwal yang dibutuhkan untuk kembali menghidupkan kembali Vine di Twitter terbilang ambisius.
Alasannya, layanan Vine telah ditutup sejak 2017, sehingga kode aplikasi itu sudah terusia setidaknya 5 tahun. Product Director Twitter, Sara Beykpour menyebut beberapa kode Vine telah berusia lebih dari 10 tahun.
Meski belum dapat dipastikan, Elon Musk memang sempat membuka polling di Twitter mengenai apakah dirinya harus kembali menghidupkan layanan Vine. 69 persen dari 4 juta suara memilih menyatakan ia harus menghidupkan kembali layanan tersebut.
Tidak hanya itu, salah satu perombakan yang akan digarap Elon Musk adalah mengubah Twitter Blue serta verifikasi akun.
Â
Perubahan Proses Verifikasi Akun
Dilansir The Verge, dikutip Senin (31/10/2022), Musk dikabarkan meminta agar harga layanan berlangganan Twitter Blue, di mana pengguna bisa membuka fitur tambahan, dinaikkan agar pelanggan juga bisa melakukan verifikasi pengguna.
Menurut narasumber The Verge, Twitter sekarang berencana membebankan biaya USD 19,99 untuk langganan Twitter Blue yang baru. Dengan paket tersebut, pengguna terverifikasi akan punya 90 hari untuk berlangganan atau centang birunya dicabut.
Karyawan yang mengerjakan proyek itu diberitahu pada hari Minggu bahwa mereka harus memenuhi tenggat waktu 7 November 2022 untuk merilis fitur ini, atau mereka akan dipecat.
Dalam cuitan di akun Twitter resminya pada hari Minggu waktu setempat, bos Tesla itu juga mengatakan: "Seluruh proses verifikasi sedang diubah sekarang."
Namun, CEO SpaceX ini belum menjabarkan lebih lanjut seperti apa bentuk perubahan proses verifikasi tersebut nantinya.
Elon Musk juga kabarnya akan membentuk dewan moderasi. Mengutip Engadget, Sabtu (29/10/2022), rencana tersebut diungkapkannya melalui cuitan di akun Twitternya. Ia menuliskan, dewan moderasi konten ini akan terdiri dari berbagai sudut pandang.
(Dio/Ysl)
Advertisement