Sukses

Topik Metaverse hingga Isu Lingkungan Bakal Jadi Tren di Media Sosial pada 2023

Berikut tiga topik, termasuk metaverse, yang diprediksi akan menjadi tren di media sosial pada 2023 di kawasan Asia Tenggara.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan solusi consumer intelligence dan deep listening, Talkwalker, bersama perusahaan software Khoros, merilis laporan Social Media Trends 2023.

Laporan ini diterbitkan setelah kedua perusahaan berkolaborasi dalam menyediakan solusi deep listening dan manajemen media sosial.

Laporan Social Media Trends 2023 bertajuk 'From Insights to Action: How to Disrupt a Disruptive Consumer' ini menyoroti tren-tren media sosial yang paling penting untuk diamati di tahun mendatang bagi brand, marketer (pelaku pemasaran), dan ahli PR.

Melalui keterangan resminya, dikutip Kamis (10/11/2022), laporan ini memanfaatkan kemampuan social listening dan analitik AI dari Talkwalker untuk mengungkap 10 tren media sosial paling berpengaruh pada 2023.

Juga menunjukkan bagaimana konsumen mendorong tren ini di Asia dan di seluruh dunia. Informasi di balik setiap tren ini didukung aksi keterlibatan sosial (social engagement) spesifik sesuai industrinya yang bisa dilakukan marketer dari tim Layanan Strategis Khoros.

Laporan ini juga menampilkan kontribusi dari 70+ pakar industri dan pemimpin industri di tingkat regional dan global, di antaranya Samit Malkani dari Google SEA and India, Ervin Ha dari YouGov, dan Tom Simpson dari Mobile Marketing Association (MMA) APAC.

CMO Talkwalker, David Low, menilai para pelaku pemasaran saling kejar-kejaran dengan konsumen akibat perubahan lanskap digital yang sangat cepat.

“Ini terlihat jelas di kawasan Asia Pasifik yang beberapa negaranya merupakan basis populasi konsumen digital terbesar di dunia, dan memimpin dalam belanja online di dunia,” ujarnya.

Sementara CMO Khoros, Dillon Nugent, mengakui bahwa nilai dari data dan masukan konsumen sangat berarti bagi perusahaan.

“Level kenyamanan konsumen dalam melakukan hal-hal secara online--berbelanja, melakukan riset, bersosialisasi--tidak berkurang saat dunia mulai terbuka. Mereka juga lebih peduli dengan komunitas mereka," katanya.

Ia menambahkan, pelaku pemasaran harus memahami tren-tren dan perilaku ini secara lebih mendalam untuk mempersonalisasi pengalaman konsumen dan menciptakan strategi yang lebih berdampak untuk memberdayakan brand agar tetap terhubung dengan konsumen.

Nah, berikut ini tiga topik yang diprediksi akan menjadi tren di media sosial pada 2023 di kawasan Asia Tenggara.

 

2 dari 4 halaman

Serbuan Metaverse

Topik metaverse menjadi tren di kalangan pemirsa Asia Tenggara dengan lebih dari 5,9 juta percakapan yang direkam dari saluran media sosial sepanjang tahun lalu.

Indonesia mencatatkan jumlah mention dan engagement tertinggi di antara negara-negara yang dimonitor, mencapai 60% dari seluruh percakapan, dan sepertiga dari engagement terkait topik ini.

Filipina menempati urutan kedua dengan hampir 24% mention dan 29% engagement di seluruh Asia Tenggara.

Brand-brand yang ingin meluncurkan kampanye metaverse harus tetap berada dalam tren percakapan terbaru, dan memastikan realita baru ini terhubung dengan kebutuhan konsumen di dunia nyata. Perdagangan Melalui Media Sosial Jadi Populer

Pertumbuhan digital pasca-pandemi dan naiknya biaya hidup mendorong meningkatnya permintaan produk dan layanan yang harganya lebih terjangkau.

Konsumen semakin ingin mencoba saluran-saluran belanja baru seperti media sosial. Namun, beberapa negara lebih siap untuk mengadopsi perdagangan melalui media sosial dibandingkan negara-negara lain.

Di Asia Tenggara, pandemi mendorong lebih banyak pembelanja online tahun lalu, dengan jumlah perdagangan elektronik (e-commerce) dan perdagangan melalui media sosial mencapai lebih dari 50% dari pembelian online pada tahun 2021, menurut data laporan M&C Saatchi Performance.

Tren ini akan mengalami akselerasi pada tahun 2023 dan seterusnya. Platform media sosial akan membuat pengalaman berbelanja di media sosial semakin mulus bagi konsumen.

 

3 dari 4 halaman

Isu Lingkungan

Meningkatnya kesadaran terhadap kenaikan suhu global, dan semakin banyaknya konsumen yang menghadapi dampak langsung dari perubahan iklim membuat mereka mengharapkan berbagai brand menjadikan keberlanjutan sebagai prioritas.

Menurut Wunderman Thompson, konsumen di Asia Pasifik telah lebih menyukai brand yang memiliki tanggung jawab lingkungan dibandingkan dengan rata-rata global.

Thailand dan Indonesia adalah pasar terdepan dimana sebagian besar konsumen menuntut pilihan produk yang berkelanjutan, yakni masing-masing sebesar 83% dan 82%.

Untungnya, penelitian Talkwalker mendapati bahwa brand belajar mengucapkan bahasa yang sama dengan konsumennya, karena keduanya semakin sering menggunakan kata kunci yang sama untuk mendorong percakapan mengenai keberlanjutan.

Hal ini mengindikasikan adanya kesamaan visi yang terpadu antara konsumen dan brand, dan menunjukkan bahwa semakin banyak brand bertekad untuk mengintegrasikan praktik berkelanjutan pada 2023 untuk membuat perbedaan nyata terhadap situasi ini.

4 dari 4 halaman

Infografis Waspada Penipuan Online Shop via Medsos. (Liputan6.com/Abdillah)