Sukses

Game Buatan Indonesia 'Duckie Land' Raih Penghargaan Asia Star 10x10 2022

Duckie Land terinspirasi oleh kecintaan setiap meme bebek, emoji bebek, karakter bebek, dan segala sesuatu tentang bebek.

Liputan6.com, Jakarta - Duckie Land yang merupakan game online berbasis metaverse multiplatform asal Indonesia, yang berjalan di atas blockchain, meraih penghargaan untuk Kategori Growth di Asia Star 10x10 2022.

Asia Star 10x10 2022 merupakan ajang yang diinisiasi oleh Alibaba Cloud, bekerja sama dengan mitra ekosistem teknologi untuk merayakan beragam pencapaian entitas berbasis teknologi di Asia Tenggara, dengan cara memberikan pengakuan kepada 100 perusahaan, komunitas, dan proyek dalam sepuluh kategori di seluruh wilayah.

Ada 10 Kategori yang dikompetisikan dalam Asia Star 10x10 2022. Antara lain Trailblazer, Gamechangers, Growth, Enablers, Explorers, Opensource, Frontiers, Impact, Investors, Launchpads. Sedangkan Duckie Land meraih penghargaan Growth dalam kompetisi tersebut.

“Duckie Land meraih kategori Growth karena Duckie Land dinilai para juri Asia Star 10x10 2022, sebagai perusahaan rintisan yang menjanjikan dan mampu mengembangkan produk dan solusi yang unik serta inovatif," ujar CEO Duckie Land, Febrian Pottanobu, Selasa (15/11/2022).

Dalam perjalanannya, Duckie Land telah mendapatkan investasi sebesar US$ 4 juta, dari penjualan private token untuk dapat bertumbuh, sehingga bisa menciptakan ekosistem Duckie Land itu sendiri.

Menurut Febrian, Duckie Land adalah game berbasis NFT dan blockchain. Setiap Duckie itu sendiri adalah sebuah NFT yang memiliki nilai dan dapat diperjualbelikan.

Duckie Land terinspirasi oleh kecintaan setiap meme bebek, emoji bebek, karakter bebek, dan segala sesuatu tentang bebek.

"Game ini memberi pemain kepemilikan aset dalam game dan memungkinkan mereka meningkatkan nilainya dengan memainkan game secara aktif. Dengan berpartisipasi dalam ekonomi dalam game, pemain akan menerima hadiah dan menciptakan nilai lebih bagi pemain lain dan ekosistem," ucapnya memungkaskan.

2 dari 4 halaman

SEGA, Pengembang Game Jepang Jajaki NFT dan Metaverse

Di sisi lain, SEGA, salah satu perusahaan pengembang game Jepang yang paling berpengaruh, telah memberikan rincian lebih lanjut tentang inisiatif proyek yang disebut "Super Game" dan bagaimana teknologi baru seperti NFT dan metaverse dapat dimasukkan di dalamnya. 

Perusahaan merinci kerangka "Game Super" mencakup serangkaian persyaratan yang harus dipenuhi oleh game di bawah filosofi baru ini.

Menurut sebuah wawancara yang dilakukan oleh VP eksekutif Sega, Shuji Utsumi, persyaratan yang harus dipenuhi oleh game-game ini adalah memiliki rilis multi-platform, pengembangan multi-bahasa global, rilis serentak di seluruh dunia, dan untuk dikembangkan sebagai judul AAA dengan anggaran besar.
 
Semua ini menunjukkan game-game ini sedang dikembangkan sebagai “blockbuster global.” Sega sebelumnya mengumumkan akan mempertimbangkan untuk menginvestasikan 100 miliar yen atau sekitar Rp 12,6 triliun agar inisiatif ini membuahkan hasil.

NFT dan Metaverse 

Eksekutif Sega tidak membatasi diri hanya untuk menjelaskan inisiatif baru ini dalam waktu dekat. Dalam wawancara tersebut, mereka juga mengacu pada masa depan perusahaan dan masa depan game secara keseluruhan. 

"Ini adalah perpanjangan alami untuk masa depan game yang akan diperluas untuk melibatkan area baru seperti cloud gaming dan NFT. Kami juga mengembangkan SuperGame dari sudut pandang seberapa jauh game yang berbeda dapat terhubung satu sama lain,” kata Produser Sega, Masayoshi Kikuchi, dikutip dari Bitcoin.com, Sabtu (7/5/2022). 

Sega telah mendaftarkan merek dagang "Sega NFT" di Jepang pada Desember 2021, meskipun mereka juga mengatakan dapat menghentikan eksperimen NFT di dalam perusahaan jika para gamer melihatnya hanya sebagai skema menghasilkan uang.

Namun, ini bukan ide baru, karena pengembang Jepang lainnya sudah menuju ke arah ini. Bandai Namco saat ini mengembangkan metaverse, dengan tema Gundam yang dikembangkan dalam rencana ini.

3 dari 4 halaman

Perusahaan Modal Ventura Mulai Terkena Demam Kripto

Sebelumnya, beberapa tahun terakhir semakin banyak perusahaan modal ventura (VC) yang memberikan suntikan dana pada perusahaan yang bergerak dalam industri kripto. Mulai dari proyek-proyek blockchain, NFT, hingga metaverse.

Takut tertinggal dalam debu digital, perusahaan modal ventura menyerbu proyek kripto, aplikasi dan platform berbasis blockchain yang didorong oleh cryptocurrency yang asli dari ekonomi virtual metaverse dan Web3.

Dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 6 Mei 2022, investasi VC dalam proyek-proyek semacam itu mencapai USD 10 miliar atau sekitar Rp 144,5 triliun (asumsi kurs Rp 14.458 per dolar AS) secara global pada kuartal pertama tahun ini.

Angka tersebut menjadi jumlah kuartalan terbesar yang pernah ada dan lebih dari dua kali lipat tingkat yang terlihat pada periode yang sama tahun lalu, menurut data dari Pitchbook.

CEO perusahaan pialang kripto. Voyager Digital, Steve Ehrlich mengatakan, banyaknya VC berinvestasi pada proyek seperti itu karena kepercayaan mereka pada teknologi tersebut.

“Anda melihat banyak investasi VC ke banyak protokol karena mereka semua percaya, seperti kami, bahwa beberapa dari protokol ini adalah infrastruktur masa depan,” ujar Ehrlich, dikutip dari Channel News Asia.

Proyek semacam itu, yang dapat berkisar dari pertukaran kripto dan NFT hingga aplikasi keuangan terdesentralisasi serta penerbit token, sering dikenal sebagai protokol yang mengacu pada aturan yang tertanam dalam kode komputer mereka.

Jumlah kesepakatan modal ventura yang melibatkan perusahaan target kripto juga membengkak secara global seiring berkembangnya desas-desus di sekitar metaverse dunia virtual dan utopia online terdesentralisasi Web3.

4 dari 4 halaman

Infografis: 5 NFT termahal di Dunia (Liputan6.com / Abdillah)