Sukses

Kebocoran Data Pribadi Intai Pengguna VPN Gratis

VPN gratis berisiko riwayat koneksi akan mudah diketahui dan dilacak, alamat internet bisa diintip, begitu pula kata sandi pada aplikasi yang digunakan.

Liputan6.com, Jakarta - Menurut survei We are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta orang atau setara 73,7 persen dari populasi. Sementara pengguna aktif media sosial sebanyak 191,4 juta orang.

Dalam webinar bertajuk 'Bagaimana Teknologi Informasi akan Mengubah Masa Depan Kita' di Pontianak, Head of Digital Marketing Chronox Idul Futra, menilai semakin tingginya ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan internet sejalan dengan pentingnya memperhatikan faktor keamanan.

Ia menyarankan penggunaan Virtual Private Network (VPN), yaitu layanan koneksi internet yang dikembangkan untuk memberikan akses atau jalur komunikasi secara aman dan privat.

Kegunaannya adalah untuk membuka situs yang terblokir, mengamankan data pribadi pada jaringan publik, data dienkripsi, dan mengamankan informasi pribadi maupun perangkat digital pribadi.

“Dengan menggunakan VPN, data lebih aman dan terjaga kerahasiaannya. Namun, ada kelemahannya, seperti koneksi yang lambat dan tak stabil; konfigurasi manual; atau penggunaannya yang terbatas,” ucap Idul.

Kendati ada fitur layanan VPN gratis, menurut Idul, dirinya tidak menyarankan penggunaannya. Pasalnya, tetap ada potensi masalah mengenai kebocoran data pribadi.

"Riwayat koneksi akan mudah diketahui dan dilacak, alamat internet bisa diintip, begitu pula kata sandi pada aplikasi yang digunakan. Penggunaan VPN gratis untuk transaksi keuangan sangat tidak disarankan," tuturnya menjelaskan.

Teknologi memang sangat memudahkan pekerjaan sehari-hari, namun, ia mengimbau untuk perlu bijak menggunakannya dan memanfaatkan setiap kemudahan yang diberikan dengan baik dan benar. 

 

2 dari 4 halaman

Meningkatkan Literasi Digital

Terkait maraknya penggunaan teknologi internet, Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muslim Indonesia Makassar Izki Fikriani Amir, mengingatkan orangtua agar meningkatkan literasi digital guna pendampingan akses internet terhadap anak-anak mereka.

Sebab, anak-anak sekarang sudah memiliki kemampuan mengakses internet. Padahal, konten internet tak seluruhnya sehat, bahkan banyak ditemukan konten negatif di internet yang bisa diakses anak-anak.

“Banyak risiko yang mengancam di era digital sekarang ini. Oleh karena itu, orang tua harus memiliki kecakapan digital untuk mendampingi dan mengawasi anaknya saat beraktivitas di ruang internet,” ucap Izki.

 

 

3 dari 4 halaman

Penggunaan Kecerdasan Buatan

Sementara itu, Founder Kitchen Groove Catering Online sekaligus praktisi media John Patrick Jonathans, menambahkan masifnya penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

AI adalah teknologi pengembangan pada sistem komputer sehingga membuatnya bisa melakukan tugas yang biasa dilakukan manusia, seperti pengenalan suara, persepsi visual, pengambilan keputusan, menerjemahkan bahasa, dan lain sebagainya.

“Kegunaan teknologi AI adalah sebagai asisten manusia. Pada dasarnya, AI diciptakan sebagai pendamping, bukan pengganti manusia. Namun, AI dapat diprogram sedemikian rupa sehingga kecerdasannya bisa melebihi kecerdasan manusia,” kata Patrick.

4 dari 4 halaman

Infografis Pembatasan Medsos dan Bahaya VPN Gratis. (Liputan6.com/Abdillah)