Sukses

BRIN dan Telkom Lakukan Kolaborasi Riset untuk Perkuat Digitalisasi UMKM

Kolaborasi riset yang akan dilakukan BRIN dan Telkom diharapkan dapat memberikan kontribusi yang real bagi masyarakat dalam upaya mendukung ekonomi di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan hasil riset Pusat Riset Ekonomi Makro Keuangan BRIN pada 2021, terdapat kesenjangan yang cukup besar antara usaha skala besar dan mikro kecil dalam memanfaatkan teknologi digital.

Selain itu, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) belum banyak dapat diakses karena isu infrastruktur, literasi teknologi, dan ketersediaan teknologi.

Literasi dan adopsi teknologi menjadi hal yang penting dilakukan karena mengingat pemanfaatan teknologi akan menentukan tingkat produktivitas dan daya saing baik di nasional maupun internasional.

Kepala Pusat Riset Ekonomi Makro dan Keuangan BRIN (PREMK-BRIN), Zamroni, menilai teknologi saat ini masih dipahami dalam proses untuk mengembangkan ekonomi di sisi hilir, namun masih lemah di sisi hulunya.

"Oleh karena itu, kolaborasi menjadi langkah strategis yang harus didukung bersama. Aspek produktivitas jadi hal yang penting untuk dikaji yang bisa meningkatkan perekonomian Indonesia,” kata Zamroni melalui keterangannya, Kamis (24/11/2022).

Ia pun berharap dan meyakini kolaborasi riset yang akan dilakukan nantinya dapat memberikan kontribusi yang real bagi masyarakat dalam upaya mendukung ekonomi di Indonesia.

Kolaborasi riset yang dimaksud adalah antara PREMK-BRIN dengan Telkom Indonesia, melalui ITDRI (Indonesia Telecommunication & Research Institute).

PREMK-BRIN meyakini bahwa kolaborasi bersama Telkom-ITDRI akan mempercepat transformasi digital khususnya bagi pelaku UMKM di Indonesia.

“Ketika berbicara tentang UMKM, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. Dalam hal ini kita harus membantu rekan-rekan UMKM agar bisa menjadi kekuatan ekonomi nasional yang benar-benar tidak tergoyahkan," kata Chairman of ITDRI, Jemy V Confido.

Ia memaparkan kolaborasi ini menjadi inisiatif yang sangat baik untuk riset secara cermat, mendalam dan objektif terkait riset kesiapan digitalisasi UMKM.

Ia pun meyakini bahwa UMKM di Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan ekonomi nasional, dengan adanya digitalisasi yang berlangsung diseluruh dunia maka seluruh sektor akan tedisrup teknologi.

"Oleh karena itu kolaborasi riset ini harus didukung karena menjadi inisiatif yang sangat baik sebagai bentuk riset dalam menyiapkan kesiapan digital UMKM," ucapnya memungkaskan.

2 dari 4 halaman

BRIN Apresiasi Peluncuran Satelit Nano Karya Anak Muda Indonesia ke ISS

Di sisi lain, Satelit Nano hasil pengembangan ilmuwan muda Indonesia yang didukung PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) akan diluncurkan menuju International Space Station (ISS) menggunakan roket Falcon 9 SpaceX pada Rabu, 23 November 2022 dini hari.

Peluncuran satelit yang diberi nama Surya Satellite-1 (SS-1) itu dinilai menjadi sejarah bagi industri antariksa nasional karena menjadi satelit pertama yang dikembangkan secara mandiri oleh anak-anak muda Indonesia. 

Head of Research Center of Satellite Technology, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr Ing Wahyudi Hasbi menyatakan dukungan penuh BRIN terhadap pengembangan teknologi satelit nano.

Menurut Wahyudi, peluncuran satelit ini menjadi bukti dari konsistensi para ilmuwan dan pihak-pihak pendukung. Dia menilai, SS-1 menjadi titik awal yang menunjukkan bahwa Indonesia mampu menjadi pionir karya besar yang akan membuka jalan bagi generasi muda Indonesia untuk memajukan satelit bangsa.

"Peluncuran SS-1 yang dikembangkan oleh generasi muda Indonesia dengan dukungan seluruh stakeholder adalah salah satu tonggak sejarah baru dalam perkembangan satelit di Indonesia dan memberikan suntikan motivasi pentingnya penguasaan teknologi satelit bagi Indonesia," ujar Wahyudi Selasa (22/11/2022).

"Pusat Riset Teknologi Satelit-BRIN akan selalu mendukung pengembangan satelit yang dikembangkan oleh universitas-universitas & startup Indonesia dengan expertise yang telah dimiliki, dalam skema dukungan riset serta fasilitas pengujian dan integrasi satelit yang disiapkan oleh BRIN," lanjut dia. 

CEO Pasifik Satelit Nusantara, Adi Rahman Adiwoso mengatakan pihaknya sangat bangga karena empat anak muda yang terlibat dalam pengembangan satelit nano merupakan insinyur di PSN yang mewakili visi kami dalam mendorong inovasi di Indonesia. 

"Satelit SS-1 ini juga merupakan bagian dari visi dan ambisi strategis PSN dalam berkontribusi kepada Indonesia sesuai dengan komitmen perusahaan untuk menjadi perusahaan Indonesia yang berskala global. PSN akan terus berinovasi dalam rangka mempercepat konektivitas digital di Indonesia,” ujar Adiwoso.

Satelit SS-1 meluncur dalam misi CRS-26 dengan menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX dari NASA Kennedy Space Center, Florida. SS-1 akan meluncur menggunakan kargo Dragon SpaceX menuju ISS, dan akan menjalani proses orbit raising selama kurang lebih 11 hari hingga sampai di ISS.

Tahapan berikutnya yang akan dilalui adalah proses deployment yang juga tak kalah penting dari proses peluncuran. PSN memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan satelit nano yang diinisiasi oleh sekelompok mahasiswa Surya University sejak 2016 lalu.

Ide dan proyek pengembangan satelit nano ini diprakarsai oleh Universitas Surya yang didukung kolaborasi multi-pihak antara Tim insinyur muda bersama PT Pasifik Satelit Nusantara, Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI), PT Pudak Scientific, serta dukungan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Pusat Teknologi Satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Pusteksat LAPAN), dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Sedangkan Kepala Prodi Teknik Fisika Surya University sekaligus Principal Investigator SS-1, Prof. Sunartoto Gunadi meyakini bahwa masa depan industri satelit di Indonesia akan semakin cerah.

Dukungan penuh dari PSN dan stakeholder lainnya selama proses pengembangan juga menjadi bukti bahwa dukungan dari pelaku industri bisa menghasilkan ilmuwan-ilmuwan muda yang bisa berkontribusi bagi Indonesia.

"Saya bersyukur atas keberhasilan anak-anak hebat saya, yaitu Zulfa Dhiyaulhaq, Setra Yoman Prahyang, Hery Steven, Suhandinata, Afiq Herdika Sulistya, dan Roberto Gunawan, yang bisa menyelesaikan project satelit nano SS-1 ini," kata dia.

"Mudah-mudahan apa yang dilakukan oleh anakku semua bisa lebih mendorong dan meramaikan usaha generasi milenial, untuk berkontribusi sebagai anak bangsa dalam memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa," ujar Prof. Sunartoto Gunadi.

Setelah melalui proses rancang bangun dan serangkaian pengujian yang terdiri dari payload test, vacuum test, thermal test, vibration test, fitcheck test, functional test dan handover kepada JAXA untuk diinspeksi dan diintegrasikan dengan sistem peluncur, SS-1 kini memasuki tahap peluncuran dari SpaceX menuju ISS.

3 dari 4 halaman

Sayembara program KiboCUBE UNOOSA

Sebelumnya, pada Februari 2018, Tim Surya Satellite-1 mengikuti sayembara program KiboCUBE yang diinisiasi oleh United Nations Office for Outer Space Affairs (UNOOSA) dan Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA).

Pada Agustus 2018, Tim Surya Satellite-1 diumumkan menjadi pemenang pada sayembara ini sehingga satelitnya dapat diluncurkan dari ISS secara gratis.

"Hari ini menjadi kali pertama Indonesia memiliki CubeSat yang akan menggapai luar angkasa. Melalui satelit nano ini, kami ingin menunjukkan bahwa luar angkasa itu bisa dijangkau," kata Ketua Tim Pengembangan Satelit Nano, Setra Yoman Prahyang.

"Meskipun ruang angkasa merupakan wilayah yang secara environment tidak friendly dan banyak tantangan yang dihadapi, namun dengan semangat membangun Indonesia, kami terus maju. Seluruh tim juga berterima kasih atas dukungan penuh dari berbagai pihak hingga proyek yang digagas sejak 2016 ini bisa direalisasikan. Kami berharap peluncuran cargo ini lancar, sehingga satelit bisa tiba di ISS dengan selamat," ujar Setra Yoman.

Peluncuran Surya Satellite-1 dapat disaksikan secara live di Youtube Channel SpaceX.

4 dari 4 halaman

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)