Liputan6.com, Jakarta - Twitter dilaporkan kebanjiran spam dan bot yang berisi konten judi dan porno, disebut-sebut sebagai upaya mengaburkan pemberitaan tentang gelombang demonstrasi di Tiongkok.
Konten-konten itu diketahui muncul dalam pencarian untuk kota-kota besar di Tiongkok di Twitter, yang mana ini terlihat seperti dalam hasil penelusuran untuk Beijing atau Shanghai dalam bahasa Mandarin.
Baca Juga
Alex Stamos dari Stanford Internet Observatory, dikutip dari The Verge, memperkirakan lebih dari 95 persen cuitan di bawah istilah pencarian Beijing berasal dari akun spam, dengan lebih dari 70 persen akun baru mencuitkan dalam volume besar.
Advertisement
Kemunculan akun bot dan spam ini juga tidak lepas dari penggunaan media sosial seperti Twitter dan Telegram oleh para pengunjuk rasa di Tiongkok, yang menggunakan VPN untuk mengaksesnya.
Konten spam itu sendiri kabarnya berasal dari akun-akun yang terkait dengan pemerintah. Jumlahnya yang besar mempersulit pencarian informasi yang sah dan berguna untuk aksi massa.
Sementara pengguna Twitter di luar Tiongkok yang mencoba mendapatkan informasi di lapangan soal protes, juga akan mengalami kesulitan.
Dilaporkan Tech Crunch, dikutip Rabu (30/11/2022), aplikasi Twitter mengalami lonjakan unduhan di Tiongkok, menyusul protes besar-besaran terhadap pembatasan Covid-19 yang ketat di negara itu dalam beberapa hari terakhir.
Sensor Tower menyebut, aplikasi ini berada di peringkat ke-9 di antara semua aplikasi iOS gratis di Tiongkok pada 29 November 2022.
Sejak akhir pekan lalu, diskusi soal protes, hingga tindakan pembangkangan yang jarang terjadi, telah dipantau secara ketat oleh sensor dan sebagian besar dibungkam di media sosial lokal.
Akibatnya, masyarakat beralih ke aplikasi luar negeri seperti Twitter dan Telegram untuk mengorganisir demonstrasi.
Â
Lonjakan Unduhan Twitter di Tiongkok
Lonjakan unduhan Twitter di Tiongkok sendiri terbilang menarik karena aplikasi ini sudah lama diblokir oleh "Great Firewall" Tiongkok. Mengaksesnya pun membutuhkan alat pengelak sensor atau VPN.
Namun, aplikasi tersebut tetap tersedia untuk diunduh di App Store, setidaknya sejak Februari 2019, menurut Sensor Apple, sebuah proyek independen yang melacak penyensoran di App Store.
Untuk unduhan di Android sendiri tidak diketahui, mengingat Google Play Store tidak tersedia di Tiongkok.
Toko aplikasi Android dioperasikan oleh perusahaan seperti Huawei dan Xiaomi, yang cenderung mengikuti aturan sensor lokal secara ketat. Apple sendiri juga sempat dikecam karena tunduk terhadap permintaan sensor pemerintah.
Bahkan, saat pengguna berhasil mengakses Twitter pun, mereka masih harus menghadapi sejumlah akun bot yang membombardir pencarian kota-kota di Tiongkok dengan cuitan porno, hingga tautan judi.
Mengingat peningkatan aktivitas bot berbahasa Mandarin, yang disebut-sebut diarahkan pemerintah, sulit untuk mengetahui berapa banyak pemasangan aplikasi baru milik para pengunjuk rasa.
Â
Â
Advertisement
Bertepatan dengan Gelombang PHK Twitter
Gelombang spam di Twitter terkait protes Tiongkok bertepatan dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja besar-besaran di media sosial itu, usai diambil alih oleh Elon Musk.
Hal ini sangat mempengaruhi tim kepercayaan dan keamanannya. Ironisnya, Musk sempat mengatakan ingin membasmi akun-akun bot dan spam di platform tersebut, di mana masalah ini adalah alasannya ingin membatalkan akuisisi kala itu.
Meski begitu, kepada The Washington Post, seorang pekerja di Twitter yang tidak disebutkan namanya menyebut perusahaan sudah mengetahui masalah spam itu, dan tengah bekerja memperbaikinya.
Di sisi lain, polisi Tiongkok dilaporkan merazia beberapa pengguna ponsel untuk mengecek keberadaan aplikasi asing, termasuk Instagram, Twitter, dan aplikasi pesan terenkripsi Telegram.
Menurut laporan dari The Wall Street Journal dan CNBC, polisi terlihat menghentikan warga di pusat transportasi di Shanghai. DW News juga melaporkan hal serupa juga terjadi di Beijing dan Hangzhou.
Â
Gelombang Demonstrasi di Tiongkok
Koresponden DW News, William Yang, mengatakan pihak berwenang di ibu kota China menuliskan informasi pribadi kepada siapa pun yang mereka tangkap dengan aplikasi asing dan memberi mereka peringatan.
“Jika mereka menghadapi perlawanan, polisi akan melaporkan orang tersebut. Razia pengguna ponsel ini dapat terjadi di mana saja, seperti di jalan dan di pintu masuk mal," Yang menambahkan, mengutip The Verge, Selasa (29/11/2022).
Diwartakan BBC, polisi China juga mengancam akan menangkap orang-orang yang tidak menghapus foto-foto protes tersebut.
Aksi protes mencuat di seluruh China dan Hong Kong setelah kebakaran di sebuah gedung apartemen di provinsi Xinjiang China menewaskan 10 orang pada Jumat (25/11/2022).
Begitu berita kebakaran tersebar, masyarakat mulai mempertanyakan apakah pembatasan Covid-19 di China menghambat upaya tanggap darurat atau mencegah penyewa bangunan untuk mengungsi.
Api baru bisa dipadamkan setelah tiga jam, dan seorang warga mengatakan kepada BBC bahwa pihak berwenang mengendalikan kapan mereka diizinkan meninggalkan rumah.
Pekan lalu, demonstrasi kekerasan di Foxconn pecah setelah para pekerja, yang terdampak lockdown Covid-19 selama berminggu-minggu, mengetahui bahwa pembayaran bonus mereka akan ditunda.
(Dio/Isk)
Advertisement