Sukses

Rebellion Esports Pecat Fearless Usai Beredar Isu Pelecehan Seksual

Rebellion Esports mendepak Fearless setelah adanya dugaan pelecehan seksual yang viral di media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Tim esports Rebellion Esports memutus kontrak dengan salah satu atlet mereka dari divisi Mobile Legends atau Rebellion Zion, Fearless, yang baru-baru ini dilaporkan melakukan aksi pelecehan seksual kepada salah satu pegawai hotel.

Pengumuman ini disampaikan Rebellion Esports melalui akun resmi mereka dengan handle @rebellionesports.id, usai isu ini ramai dibicarakan di media sosial, khususnya di kalangan penikmat esports Tanah Air.

"Kami sebagai organisasi sangat menghargai wanita dan tidak mentolerir segala tindakan yang mendiskreditkan wanita," tulis Rebellion, dikutip Jumat (2/12/2022).

Dalam unggahan tersebut, Rebellion Esports juga menyampaikan permintaan maafnya kepada terduga korban yang bernama Widi, atas tindakan dari Fearless yang bernama asli Moch Dicky Setiawan tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Rebellion Esports (@rebellionesports.id)

"Dan dengan ini, kami, Rebellion Esports, memutuskan untuk secara resmi mengakhiri hubungan kontrak dengan Fearless," tulis Rebellion.

"Rebellion Esports akan membimbing seluruh anggota tim kami untuk mencegah agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali," pungkas mereka.

Sebagai latar belakang, di media sosial TikTok dan Twitter, beredar narasi yang menyebutkan bahwa Fearless melakukan pelecehan terhadap seorang wanita yang merupakan pegawai hotel.

Dalam narasi yang beredar di media sosial, disebutkan bahwa Fearless memaksa pegawai hotel tersebut untuk menemaninya di kamar. Fearless sendiri belum buka suara ke publik untuk merespon isu ini, maupun terkait pemecatan dirinya dari Rebellion.

2 dari 4 halaman

MPL Indonesia Akan Beri Penalti

Dengan pemecatan ini, Fearless tampaknya tidak akan memperkuat Rebellion Zion di MPL ID musim depan. Manajemen MPL Indonesia pun juga sudah bersuara atas kabar ini melalui akun Instagram resminya.

"MPL Indonesia menghormati keputusan yang dibuat oleh manajemen Rebellion Zion untuk memberhentikan "Fearless" setelah perilakunya yang tidak profesional," tulis @mpl.id.official.

MPL Indonesia pun juga menyatakan bahwa mereka akan mengikuti aturan liga, di mana mereka "akan memberikan penalti kepada pihak terkait atas pelanggaran ini." Tidak dijelaskan lebih lanjut soal rincian penalti yang dimaksud.

MPL Indonesia menegaskan mereka berkomitmen untuk mengasah para gamer profesional dan membangun komunitas yang sehat.

"Kami tidak akan mentolerir kompromi apa pun dari nilai-nilai yang kami perjuangkan," kata MPL Indonesia.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by MPL Indonesia (@mpl.id.official)

3 dari 4 halaman

Developer Mobile Legends Bantu Pencarian Talenta Esports di Pedesaan

Di sisi lain, Moonton Games selaku developer game Mobile Legends turun tangan turut membantu pembinaan esports Indonesia. Berkolaborasi dengan Akademi Garudaku, Moonton meluncurkan Moonton Cares, Membina Sang Legenda.

Langkah ini diambil Moonton setelah melihat industri esports Indonesia juga memiliki rintangan, semisal diperlukannya akses internet dan setidaknya telepon genggam untuk seseorang bisa mendukung ekosistem ini.

Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan bahwa masih ada 108 juta orang yang belum tersentuh ponsel pintar, terutama di daerah pedesaan.

Di lain sisi, area yang masih minim penggunaan smartphone ini bisa menjadi tempat munculnya bibit-bibit atlet esports.

Berangkat dari masalah ini, Moonton sebagai perusahaan yang ikut berkontribusi di industri game dan digital Indonesia, memiliki tanggung jawab untuk mengurangi kesenjangan akses digital di pedesaan, untuk memungkinkan lebih banyak orang menikmati kenyamanan dan informasi dengan ekonomi digital, serta membuka peluang bagi atlet-atlet esports muda.

 

4 dari 4 halaman

Malang

"Ada 210 siswa dari tujuh sekolah di Jawa Timur, yang tergabung dalam program kolaborasi Moonton Cares dan Garudaku Akademi. Kami akan memfasilitasi program pembinaan esports akademi yang di dalamnya mencakup berbagai program untuk pembekalan para siswa-siswa yang mempunyai minat terjun ke industri esports," ujar Azwin Nugraha, Public Relations & Communications Manager Moonton Indonesia.

"Bukan cuma sebagai atlet esports, peluang lainnya adalah wasit, caster, manager, bahkan influencer atau content creator. Malang menjadi langkah pertama kami dalam mendorong pertumbuhan esports di Indonesia," lanjut Azwin.

Dalam penandatanganan nota kerjasama antara Moonton dan Garudaku Akademi, juga diungkapkan bahwa Moonton akan membukakan akses digital dengan memberikan donasi smartphone ke sekolah-sekolah.

"Harapannya, agar siswa juga dapat langsung mempraktikan penggunaan telepon pintar dan bukan cuma belajar soal teori sehingga bisa langsung diimplementasikan di dunia nyata, khususnya pendidikan," tambah Azwin. 

(Dio/Isk)