Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi pengemudi truk perempuan menuduh Meta menampilkan iklan Facebook yang 'secara rutin mendiskriminasi' wanita. Demikian menurut pengaduan yang diajukan ke Komisi Kesempatan Kerja Setara AS, belum lama ini.
Organisasi bernama 'Real Women in Trucking' ini menilai bahwa wanita jauh lebih kecil kemungkinannya untuk melihat iklan Facebook untuk pekerjaan kerah biru atau pekerjaan yang secara historis mengecualikan wanita.
Baca Juga
“Perempuan menerima bagian iklan yang tidak proporsional untuk pekerjaan bergaji rendah di layanan sosial, layanan makanan, pendidikan, dan perawatan kesehatan, terutama posisi administratif yang secara historis dianggap sebagai pekerjaan perempuan,” kata asosiasi tersebut dalam pengaduannya, dikutip dari New York Post, Selasa (6/12/2022).
Advertisement
“Algoritme Facebook secara teratur bertindak seperti perekrut di tahun 1960-an yang mengidentifikasi pekerjaan sebagai 'Pria' atau 'Wanita' berdasarkan stereotip gender atau menunjukkan preferensi mereka untuk mempekerjakan pekerja yang lebih muda,” tambah keluhan tersebut.
Keluhan itu juga menuduh Meta jauh lebih kecil kemungkinannya untuk menampilkan orang yang lebih tua dalam segala jenis iklan pekerjaan.
Padahal, hukum hak sipil melarang iklan bertarget berdasarkan jenis kelamin atau usia. Meta kemudian memberikan tanggapan atas tudingan tersebut.
"Menangani keadilan dalam iklan merupakan tantangan industri dan kami telah bekerja sama dengan kelompok hak sipil, akademisi, dan regulator untuk memajukan keadilan dalam sistem iklan kami," ujar Facebook dalam pernyataan tertulisnya.
Perusahaan menambahkan bahwa mereka secara aktif membangun teknologi yang dirancang untuk membuat kemajuan tambahan di industri ini.
Ini bukan kali pertama Meta menerima tuduhan diskriminasi iklan. Sebelumnya raksasa teknologi itu menghadapi gugatan Departemen Kehakiman pada Juni 2020, menuduh Meta menyebarkan iklan perumahan yang ditargetkan secara rasial.
Meta juga membayar US$ 5 juta untuk lima tuntutan hukum yang berbeda pada 2019 yang berpusat pada penempatan iklan diskriminatif.
Facebook Akan Hapus Informasi Pandangan Politik dan Agama di Profil Pengguna
Sebelumnya, Facebook menyatakan mereka akan menghapus beberapa bagian informasi pribadi mulai 1 Desember 2022.
Beberapa informasi yang akan dihilangkan dari profil termasuk agama, pandangan politik, alamat, dan "tertarik pada" yang menunjukkan orientasi seksual pengguna.
Pengumuman tentang perubahan ini pertama kali dilihat oleh konsultan media sosial Matt Navarra di Twitter. Ia mengunggah tweet berisi tangkapan layar dari pemberitahuan dikirim ke pengguna, sudah mengisi informasi-informasi tersebut.
Pemberitahuan juga menunjukkan informasi pengguna lainnya akan tetap ada di profil mereka, bersama dengan kontak dan informasi dasar lainnya.
Juru bicara perusahaan kepada TechCrunch, dikutip Selasa (22/11/2022), juga telah mengonfirmasi perubahan ini. Tujuannya, adalah untuk membuat jejaring sosial milik Meta itu, jadi lebih mudah digunakan.
"Sebagai bagian dari upaya kami untuk membuat Facebook lebih mudah dinavigasi dan digunakan, kami menghapus beberapa bidang profil: Ketertarikan, Pandangan Keagamaan, Pandangan Politik, dan Alamat," ujarnya.
Facebook menambahkan, pemberitahuan dikirimkan kepada mereka yang sudah mengisi kolom tersebut, dan mengatakan bahwa bidang-bidang itu akan dihapus.
"Perubahan ini tidak memengaruhi kemampuan siapa pun untuk membagikan informasi tentang diri mereka di tempat lain di Facebook," imbuh juru bicara perusahaan.
Advertisement
Informasi yang Tak Ada di Platform Lain
Dilaporkan, keputusan Facebook untuk menghilangkan kolom informasi tersebut adalah upaya untuk merampingkan platformnya, yang saat ini masih memiliki beberapa fitur yang agak ketinggalan zaman.
Kolom-kolom informasi yang dihapus oleh Facebook sendiri tidak ada di jejaring sosial besar lainnya, bahkan termasuk Instagram yang merupakan saudara satu perusahaan.
Instagram dan TikTok misalnya, memiliki bio sederhana yang memungkinkan pengguna berbagi sedikit tentang diri mereka, tanpa merinci secara spesifik soal pandangan politik atau agama.
Orang dulu mungkin tertarik untuk mengisi informasi semacam itu. Namun, dengan semakin besarnya perhatian soal pelanggaran privasi, banyak pengguna yang mungkin tidak ingin membagikan rincian soal diri mereka secara daring.
Meta Facebook PHK 11.000 Karyawan
Perusahaan induk Facebook, Meta, sementara itu telah memberhentikan atau melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 11.000 karyawan. Ini merupakan PHK paling signifikan dalam sejarah raksasa teknologi itu.
"Hari ini saya membagikan beberapa perubahan tersulit yang telah kami buat dalam sejarah Meta," tulis CEO Meta Mark Zuckerberg dalam posting blog kepada karyawan, sebagaimana dikutip dari CNN Global, Kamis (10/11/2022).
“Saya telah memutuskan untuk mengurangi ukuran tim kami sekitar 13 persen dan melepaskan lebih dari 11.000 karyawan berbakat kami,” Mark Zuckerberg menambahkan.
PHK akan berdampak pada banyak sektor perusahaan, dan tim HR Meta akan sangat terpukul karena perusahaan akan menyetop perekrutan karyawan baru.
"kami berencana untuk mempekerjakan lebih sedikit orang tahun depan," kata Zuckerberg dalam posting tersebut. Dia menambahkan, pembekuan perekrutan akan diperpanjang hingga kuartal pertama, dengan beberapa pengecualian.
Pada September 2022, Meta tercatat memiliki jumlah karyawan lebih dari 87.000 orang.
Advertisement