Liputan6.com, Jakarta - Apple disebutkan saat ini sedang mencari opsi untuk memindahkan pabrik produksi iPad mereka ke India.
Sebelumnya, perusahaan berbasis di Cupertino itu sudah memiliki pabrik produksi utama di Tiongkok.
Baca Juga
Informasi ini diketahui lewat dua sumber anonim di pemerintahan India, sebagaimana dikutip dari CNBC, Selasa (7/12/2022).
Advertisement
Apple sendiri masih belum berkomentar tentang kabar ini. Namun, raksasa teknologi itu menaruh minat untuk membangun pabrik dekat Chennai, Tamil Nadu.
Sejak pandemi terjadi awal 2020, Apple memang sempat mempertimbangkan untuk menyebar lokasi pabrik produksi mereka.
Hal ini dilakukan perusahaan rintisan Steve Jobs itu agar tidak terlalu bergantung dengan pabrik di Tiongkok.
Diketahui, saat ini Apple sudah memindahkan proses produksi AirPods dan Beats, serta varian iPhone 14 mereka ke India.
Selain memproduksi perangkat baru, pabrik di India ini juga merakit sejumlah iPhone model lama.
Sumber mengungkap, Apple masih ragu untuk memindahkan pabrik iPad ke India karena kurangnya tenaga kerja terampil dan individu dengan keahlian membangun perangkat seluler kompleks.
Saat ini, hanya 10 persen dari seluruh iPhone dibuat oleh pabrik Foxconn di Chennai, dan 5 persen dari semua iPhone 14 berasal dari pabrik tersebut.
Walau peralihan produksi akan lambat, Apple akan terus memperluas jaringan pabriknya ke negara lain, seperti Vietnam, Malaysia, dan Amerika Serikat.
Apple Bakal Pakai Nama xrOS untuk OS XR Headset
Apple disebut akan meluncurkan mixed reality headset pertama besutannya pada 2023. Bersamaan dengan kabar tersebut, sejumlah analis menyebut Apple juga telah mempersiapkan sistem operasi yang akan dipakai di perangkat besutannya itu.
Menurut laporan Bloomberg seperti dikutip dari GSM Arena, Senin (5/12/2022), sistem operasi yang akan digunakan itu nantinya akan memiliki nama xrOS, alih-alih realityOS atau rOS yang sempat berkembang sebelumnya.
Dengan adanya kabar ini, peluncuran perangkat itu pun disebut kian dekat. Nama XR dipilih untuk eXtended Reality yang berarti headset Apple ini akan mendukung kemampuan VR (Virtual Reality) dan AR (Augmented Reality).
Kehadiran headset ini akan menjadi segmen pasar baru yang dikembangkan Apple sejak terakhir kali melakukannya dengan Apple Watch pada 2015. Laporan juga menyebut headset ini akan memiliki toko aplikasi sendiri, termasuk dengan aplikasi inti seperti Messages dan Maps.
Selain itu, headset ini akan dilengkapi dengan piranti kolaborasi yang memanfaatkan VR. Lalu, XR headset ini turut memakai teknologi LiDAR yang saat ini sudah ada di sejumlah model iPhone maupun iPad.
Sementara terkait nama perangkatnya sendiri memang belum dapat dipastikan. Namun, beberapa bulan lalu ada laporan yang mengungkap Apple telah mendaftarkan paten dengan Reality One serta Reality Pro, dan diduga kuat akan menjadi nama mixed reality headset ini.
Sebelumnya, Apple dikabarkan menunda peluncuran headset buatannya hingga awal tahun depan atau 2023. Kabar ini terungkap lewat laporan Jeff Pu dari Macrumors. Sayang, dirinya tidak mengungkap lebih lanjut alasan kenapa Apple menunda peluncuran headset ini.
Advertisement
Peluncuran Headset AR Apple Bakal Tertunda hingga 2023
Dikutip GSM Arena, Minggu (17/4/2022), Apple tidak ingin merilis headset AR pertamanya tersebut di pasaran dalam jumlah terbatas.
Diprediksi headset AR Apple ini akan mencapai angka penjualan 1 hingga 1,5 juta perangkat di tahun pertamanya. Hal ini terhitung cukup ambisius.
Meski kacamata AR dan VR bukan sebuah teknologi baru, headset buatan Apple yang diperkirakan akan dijual seharga USD 2.000 ini akan masuk ke dalam kategori premium.
Informasi, Apple berhasil meyakinkan salah satu eksekutif Meta untuk bergabung ke dalam perusahaan. Apple telah membajak pemimpin komunikasi augmented reality Meta, Andrea Schubert.
Meskipun tidak 100 persen dikonfirmasi apa yang akan dilakukan Schubert di Apple, fakta dirinya memiliki peran di departemen augmented reality (AR) Meta, menunjukkan dia akan memainkan peran yang sama di Apple.Â
Apple Hapus 540 Ribu Aplikasi Tak Terurus di App Store
Lebih lanjut, Apple kembali melanjutkan bersih-bersih aplikasi tak terurus dari platform App Store. Bahkan, ini dilaporkan membuat jumlah aplikasi yang tersisa mencapai titik terendah dalam tujuh tahun.
Data terbaru dari Finbold menunjukkan, jumlah aplikasi yang ada di App Store adalah 1.642.759, atau turun 24,79 persen sejak kalender kuartal kedua tahun 2022. Terakhir kali jumlah aplikasi serendah ini adalah di kuartal ketiga tahun 2015 yaitu di 1.672.271.
Mengutip Apple Insider, Jumat (18/11/2022), secara total, Apple telah menghapus lebih dari 540 ribu aplikasi dalam kuartal ketiga tahun 2022.
Penghapusan ini pun membuat Apple berada di posisi kedua untuk jumlah seluruh aplikasi yang ada di toko selama kuartal ketiga, di mana Play Store milik Google adalah yang terbanyak dengan 3.553.050 aplikasi.
Bulan April lalu, Apple memang diketahui melakukan penghapusan massal aplikasi-aplikasi yang tidak lagi menerima update atau pembaruan dari pengembangnya.
Apple mengirimkan email dengan subjek "App Improvement Notice" atau 'Pemberitahuan Peningkatan Aplikasi' kepada para pengembang yang terdampak.
Melalui email itu, Apple memperingatkan akan menghapus aplikasi yang belum diperbarui dalam waktu yang ditentukan, dari toko aplikasi App Store.
Mengutip The Verge, Minggu (24/4/2022), Apple memberikan waktu 30 hari kepada para pengembang untuk memperbarui aplikasi-aplikasi mereka, agar tidak ditendang dari App Store.
"Anda bisa membuat aplikasi ini tersedia untuk ditemukan bagi pengguna baru dan diunduh dari App Store dengan mengirimkan update untuk ditinjau dalam 30 hari," tulis Apple dalam emailnya.
(Ysl/Isk)
Advertisement