Sukses

Waspada, Sederet Kejahatan Siber Mengancam di Momen Belanja Online Akhir Tahun

Kaspersky mengungkapkan beberapa kejahatan siber yang mengancam di momen belanja online akhir tahun 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Belanja online saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Biasanya, platform-platform e-commerce memberikan diskon besar-besaran dalam rangka menyambut liburan akhir tahun.

Meskipun begitu, momen semacam ini kerap kali dimanfaatkan penjahat siber untuk menjebak korban, yang ingin menggunakan platfrom untuk berbelanja secara daring di akhir tahun.

Perusahaan keamanan Kaspersky pun memberikan beberapa ancaman yang dapat mengintai pengguna, saat melakukan belanja online di akhir tahun 2022.

Mengutip siaran persnya, Rabu (21/12/2022), Kaspersky mengungkapkan ancaman pertama adalah pencurian akun. Penyerang senantiasa menargetkan akun pengguna dalam layanan yang terkait dengan e-commerce.

"Terkadang semuanya sangat sederhana: mereka ingin mendapatkan akses kekartu pembayaran yang ditautkan ke akun dan bersenang-senang dengan dana yang Anda miliki," tulis Kaspersky.

Sehingga, jelas konsekuensi dari pembajakan akun adalah dapat menyebabkan kerugian moneter langsung.

Selain itu, ada kasus yang lebih kompleks ketika akun yang diretas dimanfaatkan untuk berbagai skema penipuan. Contohnya, untuk menjebak pengguna lain atau layanan online, serta untuk mencuci dan mencairkan dana.

Jadi, jika akun diretas untuk aktivitas ilegal, reputasi korban peretasan pun turut dipertaruhkan. Nah, ada beberapa cara bagaimana penjahat bisa melakukan kejahatan siber berupa pembajakan akun, menurut Kaspersky.

 

2 dari 4 halaman

Phishing dan Malware

1. Phishing

Kaspersky mengingatkan agar pengguna untuk tidak mengklik email giveaway atau pemberitahuan menakutkan tentang akun yang ditangguhkan. Menurut mereka, ini mungkin scammer yang memburu kredensial Anda.

Sebagai contoh, hal ini ini menjadi cara penjahat dunia maya memikat pengguna Amazon ke halaman phishing, menggunakan poin bonus yang harus segera diuangkan.

"Jika pengguna mengklik tautan dan memasukkan data pribadi mereka, ini langsung menuju ke scammers," kata mereka.

2. Malware

Menggunakan Trojan perbankan, penjahat dunia maya dapat memalsukan layar login dan mengetahui kredensial atau mengarahkan Anda ke situs palsu yang akan memberikan informasi kepada mereka atas apapun yang Anda masukkan.

 

3 dari 4 halaman

WiFi Gratisan di Tempat Publik

3. Wifi Publik

Beberapa orang mungkin pergi untuk melihat dan mencoba secara langsung sebuah produk, untuk kemudian memesannya secara daring agar dapat harga yang lebih murah.

Orang pun sering menggunakan pemesanan dengan WiFi gratisan yang tersedia di mal atau tempat-tempat publik lainnya. Inilah momen para scammer mengincar para pemburu diskon besar-besaran.

Saat melakukan pembelian secara online, Anda mengirim dan menerima banyakinformasi berharga, termasuk detail akun pribadi. Siapa pun dengan keterampilan yang tepat dan akses ke jaringan yang sama dapat mengintai data ini.

Dalam kasus Wi-Fi gratis mal, mungkin ada puluhan, bahkan ratusan orang asing yang terhubung ke jaringan yang sama. Beberapa di antaranya mungkin berada di sana untuk maksud berbahaya.

Namun, menggunakan WiFi rumah pun tetap harus berhati-hati. Terutama jika Anda tidak pernah mengubah kata sandi router dan tidak yakin protokol enkripsi mana yang digunakan jaringan.

 

4 dari 4 halaman

Serangan Terhadap Toko Online

4. Kebocoran toko online

Toko online pun tidak luput dari incaran penjahat siber. Kita juga pastinya tidak asing dengan berbagai kasus kebocoran database akun pengguna dari platform-platform e-commerce.

Bagi para penjahat siber, data ini adalah harta karun. Jika Anda menggunakan kata sandi yang sama untuk layanan berbeda, penyerang dapat memanfaatkannya untuk mengakses semuanya.

Selain ancaman dari empat hal di atas, Kaspersky juga mengingatkan pengguna untuk waspada terhadap website palsu. Para scammer yang kreatif seringklai membuat situs mereka sendiri, untuk meniru layanan belanja online yang asli.

Beberapa pemalsuan ini adalah bentuk penipuan yang digunakan, untuk mengambil uang korban tanpa memberikan barang atau jasa yang dijanikan. Sebagai keuntungan tambahan, mereka juga bisa mencuri data kartu pembayaran.

(Dio/Isk)