Sukses

Perusahaan Induk TikTok PHK Ratusan Karyawan di Tiongkok

Menurut sumber anonim, pemangkasan karyawan ByteDance telah dilakukan di Douyin, platform yang sama dengan TikTok untuk versi Tiongkok, serta operasional game dan real estate-nya

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan induk platform berbagi video TikTok, ByteDance, dikabarkan memangkas ratusan karyawan di beberapa departemen di Tiongkok, pada akhir 2022..

Menurut laporan South China Morning Post pada Selasa pekan ini, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) itu dilakukan demi memangkas biaya.

Menurut sumber anonim, pemangkasan karyawan telah dilakukan di Douyin, platform yang sama dengan TikTok untuk versi Tiongkok, serta operasional game dan real estate-nya.

Namun, dikutip dari Straits Times, Jumat (6/1/2023) menurut laporan tersebut, PHK ini hanya mewakili sebagian kecil dari total pekerja di ByteDance.

Publikasi Tiongkok Jiemian juga melaporkan, platform kolaborasi ByteDance, Lark (yang dikenal sebagai Feishu di Tiongkok), mencatat 10 persen pekerjanya ikut dipangkas. Lebih lanjut dikutip dari Gamesindustry.biz, jumlah pasti dari karyawan yang terkena PHK belum terungkap.

South China Morning Post melaporkan bahwa mereka yang terkena dampak PHK ini, akan diberikan kompensasi berdasarkan tingkat senioritas, ditambah satu bulan gaji.

Dikabarkan juga, perusahaan saat ini tengah melakukan perekrutan massal, dengan lebih dari 10 ribu lowongan pekerjaan terdaftar di situs web-nya.

Lowongan ini dibuka untuk berbagai posisi mulai dari engineering hingga marketing, di berbagai kota di dunia termasuk Beijing, London, dan Mountain View, California.

Pada September 2022 lalu, ByteDance dikabarkan telah memberhentikan ratusan staf dari operasional game-nya, di mana diumumkan juga "perampingan secara agresif."

2 dari 4 halaman

Amazon PHK 18 Ribu Karyawan

Tak cuma ByteDance perusahaan teknologi besar yang baru-baru ini dikabarkan melakukan pemangkasan karyawan. Sebelumnya, Amazon mengonfirmasi akan melakukan PHK 18.000 karyawan. Hal ini terungkap lewat memo internal yang ditulis oleh CEO Andy Jassy.

Angka ini jauh lebih besar daripada laporan New York Times, di mana perusahaan dikabarkan ingin memangkas tenaga kerjanya sekitar 10.000 posisi. Pada September 2022, perusahaan mengatakan memiliki total karyawan sekitar 1,5 juta orang.

Berita Amazon PHK karyawan ini pertama kali dilaporkan oleh The Wall Street Journal, di mana ada sekitar 17.000 karyawan terkena dampak PHK.

"Perusahaan biasanya akan menunggu keputusan hingga dapat berkomunikasi dengan orang-orang yang terkena dampak langsung," tulis Andy di email sebagaimana dilansir The Verge, Kamis (5/1/2023).

Dia menambahkan, "Karyawan terkena dampak PHK akan diberitahukan secara resmi oleh perusahaan pada 18 Januari."

Sebagaimana diungkap SVP Dave Limp pada November lalu, Amazon memang sedang mengonsolidasikan beberapa tim dan program di divisi hardware dan layanannya.

 

3 dari 4 halaman

PHK Massal di Sektor Teknologi

Perusahaan mengatakan, "berusaha untuk mendukung karyawan terkena dampak PHK, dan menyediakan pesangon mencakup tunjangan asuransi kesehatan hingga dukungan penempatan kerja eksternal."

PHK massal terjadi di sektor teknologi Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir. Pada 9 November, perusahaan induk Facebook 'Meta' memangkas sekitar 13 persen tenaga kerjanya, menyebabkan lebih dari 11.000 orang kehilangan pekerjaan.

Sebelumnya, Twitter juga kena pukulan keras setelah Elon Musk memerintahkan pengurangan 50 persen jumlah karyawan perusahaan.

Selama akhir pekan, perusahaan juga memberhentikan sebagian besar pekerja kontraknya. Perusahaan lainnya seperti Lyft dan Snap juga telah memberhentikan karyawannya dalam beberapa bulan terakhir.

4 dari 4 halaman

Elon Musk PHK Karyawan Twitter Lagi

Elon Musk dikabarkan telah memberhentikan (PHK) lebih banyak tenaga kerja Twitter. Menurut The Information, perusahaan memangkas sebagian divisi infrastrukturnya pada Jumat malam (16/12/2022) waktu Amerika Serikat.

Jumlah karyawan yang terdampak belum jelas, tetapi beberapa engineer melalui Twitter mengaku mereka diberitahu melalui email bahwa kontribusinya sudah tak lagi diperlukan. Demikian sebagaimana dikutip dari Engadget, Minggu (18/12/2022).

PHK terbaru terjadi setelah The New York Times melaporkan bahwa Elon Musk telah memberhentikan Nelson Abramson, kepala infrastruktur Twitter, di antara segelintir karyawan berpangkat tinggi lainnya di perusahaan tersebut.

Menurut The Information, Musk menunjuk insinyur Tesla Sheen Austin untuk menjalankan tim infrastruktur situs web media sosial setelah kepergian Abramson.

Twitter belum menanggapi mengenai isu PHK karyawan ini. Untuk diketahui, perusahaan belum memiliki tim komunikasi sejak mengurangi tenaga kerjanya.