Liputan6.com, Jakarta - Meta dilaporkan bakal menghentikan dukungan pembaruan perangkat lunak baru untuk headset VR Quest 1. Selain itu, mereka juga akan mengunci beberapa fitur sosial dari perangkat lawas itu.
Mengutip The Verge, Kamis (12/1/2023), beberapa pengguna di Reddit dan Twitter, serta jurnalis Janko Roettgers, mengunggah tangkapan layar mengenai email dari perusahaan.
Baca Juga
Isinya adalah Meta akan menghentikan pengiriman fitur baru ke Quest 1, serta menghapus beberapa fitur. Namun, perangkat ini akan mendapatkan "perbaikan bug kritis dan tambalan keamanan hingga 2024."
Advertisement
Menurut email tersebut, Quest versi awal ini akan tetap bekerja. Namun, pengguna tidak akan dapat membuat atau bergabung dengan sebuah kelompok.
Selain itu, pengguna yang saat ini memiliki akses ke fitur sosial Meta Horizon Home, akan kehilangan akses ke fitur ini pada 5 Maret 2023.
Fitur tersebut tampaknya termasuk kemampuan untuk mengunjungi Home orang lain, atau meminta seseorang mengunjungi Home pengguna.
Quest dirilis dengan nama Oculus pada tahun 2019. Ini adalah pendahulu dari perangkat Quest 2 yang populer dan rilis di akhir tahun 2020.
Selama bertahun-tahun, kedua perangkat VR tersebut sebagian besar mendapatkan fitur baru yang sama, meski memiliki perangkat keras yang berbeda.
Meta Quest 2 mendapatkan tenaga dari Qualcomm Snapdragon XR2, chip yang dirilis di tahun 2020 khusus untuk headset AR dan VR. Quest 1, di sisi lain, ditenagai oleh Snapdragon 835 atau Kyro 280, yang rilis di 2017.
Â
Sulit Kembangkan Fitur Baru?
Penghentian ini mungkin karena Meta sulit mengembangkan fitur baru yang sesuai dengan kemampuan platform, tidak ingin terus mengeluarkan uang untuk perangkat lawas itu atau, karena Qualcomm mengakhiri dukungan pengembangan.
Sebelum kabar ini, John Carmack, pelopor virtual reality (VR) yang bergabung dengan Meta dari Oculus setelah akuisisi senilai USD 2 miliar, juga telah meninggalkan perusahaan.
Diwartakan Business Insider, sejumlah karyawan yang mengetahui informasi ini mengungkap memo internal dari John Carmack yang berisi sentimen kritis terhadap Meta serta upaya augmented reality dan virtual reality-nya.
Setelah laporan Business Insider dan The New York Times terbit, John Carmack memberikan konfirmasi di Twitter dan Facebook bahwa dia benar-benar keluar dari perusahaan dan mengirim memo ke seluruh stafnya.
"Ini adalah akhir dekade saya di VR," kata Carmack dalam memonya, sebagaimana dikutip dari Engadget, Sabtu (17/12/2022).
Â
Advertisement
Bos VR Meta John Carmack Mundur
Dalam memo itu, konsultan CTO untuk VR di Meta ini memuji headset Quest 2 karena memiliki pelacakan luar dalam, streaming PC opsional, efektivitas biaya, dan layar dengan resolusi hampir 4K.
Namun, dia berargumen bahwa Quest 2 sebenarnya bisa hadir sedikit lebih cepat dan berjalan lebih baik jika keputusan yang berbeda dibuat. Masalah utama Carmack dengan Meta tampaknya adalah efisiensi perusahaan (salah satunya PHK).
"Kami memiliki jumlah orang dan sumber daya yang sangat banyak, tetapi kami terus-menerus menyabotase diri sendiri dan menyia-nyiakan upaya," tulisnya.
"Tidak ada hal yang harus ditutup-tutupi, saya pikir organisasi kami beroperasi dengan setengah efektivitas yang akan membuat saya bahagia," sambungnya.
Lelah
Eksekutif itu mengatakan bahwa sebagai "suara di tingkat tertinggi", dia merasa seharusnya bisa bergerak maju, tetapi ternyata tidak cukup persuasif.
Meskipun dia tidak memberikan contoh terperinci, Carmack mencatat bahwa sebagian kecil dari hal-hal yang dia keluhkan hanya berubah satu atau dua tahun setelah bukti masalah telah menumpuk.
"Saya tidak pernah bisa 'membunuh' hal-hal bodoh sebelum menyebabkan kerusakan, atau menetapkan arah dan memiliki tim yang benar-benar menaatinya," tambahnya.
Carmack mengakui di akhir memo bahwa dia 'lelah dengan pertarungan' tetapi masih percaya bahwa VR dapat memberikan nilai bagi sebagian besar orang di dunia, dan tidak ada perusahaan yang berada pada posisi yang lebih baik untuk melakukannya selain Meta.
(Dio/Ysl)
Advertisement