Sukses

Twitter Berencana Tutup Kantor di Sejumlah Negara

Menurut laporan, Twitter berencana untuk menutup sejumlah kantor internasionalnya yang berada di beberapa negara.

Liputan6.com, Jakarta - Twitter dilaporkan berencana menutup sejumlah kantornya di berbagai negara. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mengurangi biaya operasional perusahaan, sambil mencari cara agar perusahaan bisa mendapatkan uang.

Mengutip informasi dari Business Insider, Sabtu (14/1/2023), setidaknya ada 12 kantor internasional Twitter yang dilaporkan telah tutup atau akan ditutup. Bahkan, beberapa kantor di Amerika Serikat juga disebut akan ditutup dalam beberapa minggu ke depan.

Menurut sumber yang mengetahui rencana ini, beberapa kantor Twitter yang direncanakan akan ditutup berlokasi di Hong Kong dan Filipina, serta Meksiko dan Afrika.

Untuk informasi, karyawan-karyawan di kantor tersebut diketahui sudah terdampak pemutusan kerja yang dilakukan perusahaan pada November tahun lalu.

Tidak hanya itu, kantor pusat Twitter untuk wilayah Asia yang ada di Singapura juga dilaporkan sempat tutup. Bahkan, para karyawannya diminta keluar gedung karena perusahaan telat membayar uang sewa.

Namun dari sumber yang mengetahui masalah tersebut menuturkan, Elon Musk telah membayar sewa dan karyawan yang sempat meninggalkan gedung diminta kembali bekerja di kantor.

Seperti diketahui, Twitter sebelumnya memiliki lebih dari dua lusin kantor internasional yang berada di kota-kota besar di seluruh dunia, termasuk Paris, Madrid, Berlin, Mumbai, serta Jakarta.

Hanya dari laporan, perusahaan kini tengah membahas pembatasan kantor hanya untuk sejumlah karyawan saja, termasuk kantor yang berlokasi di Amerika Serikat seperti San Fransisco, New York, dan Los Angeles.

Sejak Elon Musk mengambil alih Twitter, bos Tesla itu memang telah melakukan banyak perubahan besar-besaran. Salah satunya adalah dengan mengurangi jumlah karyawan di awal-awal kepemimpinannya. 

2 dari 5 halaman

Twitter Lakukan PHK Lagi, Belasan Karyawan di 2 Negara Terdampakf

Sebelumnya, Twitter dikabarkan memangkas karyawannya pada pekan lalu. Laporan menyebut, "setidaknya selusin" pekerja di kantor Dublin dan Singapura terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Dilaporkan Bloomberg, seperti dikutip dari Engadget (9/1/2023), salah satu yang terkena PHK adalah Analuisa Dominguez, mantan Senior Director of Revenue Policy.

Mengutip Mint, Bloomberg juga melaporkan Head of Site Integrity untuk wilayah Asia Pasifik, Nur Azhar Bin Ayob, ikut terkena dampak PHK karyawan Twitter tersebut.

Selain itu dikabarkan Twitter memangkas karyawan yang bertanggung jawab menangani kebijakan misinformasi, di samping mereka yang terlibat dalam proses banding global platform dan program media pemerintah.

Ella Irwin, Head of Trust and Safety Twitter, mengonfirmasi Twitter telah melakukan pemangkasan jumlah karyawan baru-baru ini. Namun dia membantah mengenai tim yang terkena dampak PHK tersebut.

"Lebih masuk akal untuk mengonsolidasikan tim di bawah satu pemimpin (bukan dua) sebagai contohnya," katanya kepada Bloomberg.

Irwin menambahkan, Twitter menghilangkan peran di area di mana perusahaan tidak melihat "volume" yang cukup untuk membenarkan pengeluaran talenta.

Selain itu, ia menyebut, Twitter menambah staf di departemen banding dan akan terus memiliki kepala kebijakan pendapatan (Revenue Policy), serta kepala untuk Trust and Safety di Asia Pasifik.

3 dari 5 halaman

Divisi Infrastruktur Kena Imbas PHK

Twitter tahun lalu sudah dilanda PHK besar-besaran, usai platform microblogging dan media sosial itu diambil alih oleh Elon Musk.

Menurut The Information, Desember lalu perusahaan juga memangkas sebagian divisi infrastrukturnya pada Jumat malam (16/12/2022) waktu Amerika Serikat, seperti dikutip dari Engadget.

Jumlah karyawan yang terdampak belum jelas, tetapi beberapa engineer melalui Twitter mengaku mereka diberi tahu melalui email bahwa kontribusinya sudah tak lagi diperlukan.

PHK ini terjadi setelah The New York Times melaporkan bahwa Musk telah memberhentikan Nelson Abramson, kepala infrastruktur Twitter, di antara segelintir karyawan berpangkat tinggi lainnya di perusahaan tersebut.

Menurut The Information, Musk menunjuk insinyur Tesla Sheen Austin untuk menjalankan tim infrastruktur situs web media sosial setelah kepergian Abramson.

Twitter belum menanggapi mengenai isu PHK karyawan ini. Untuk diketahui, perusahaan belum memiliki tim komunikasi sejak mengurangi tenaga kerjanya.

Menurut perkiraan The Information, jumlah karyawan Twitter telah menyusut sekitar 75 persen sejak Elon Musk mengambil alih perusahaan pada akhir Oktober.

4 dari 5 halaman

Karyawan Twitter Bawa Tisu Toilet Sendiri

Selain itu, ia juga dilaporkan telah memberhentikan sejumlah petugas kebersihan, di mana kabarnya, ini juga mempengaruhi aktivitas pekerja di kantor Twitter.

Beberapa karyawan Twitter yang "tersisa" dilaporkan mulai membawa tisu toilet sendiri ke kantor karena Elon Musk menerapkan langkah-langkah pemotongan biaya besar-besaran di perusahaan tersebut.

Dilansir New York Post, Sabtu, 31 Desember 2022, keputusan Musk menghemat uang termasuk secara tiba-tiba memecat petugas kebersihan yang bekerja di kantor pusat perusahaan di San Francisco, Amerika Serikat (AS).

Pemberhentian terjadi setelah petugas kebersihan melakukan pemogokan untuk mendapatkan gaji lebih.

Tidak adanya petugas kebersihan telah "meninggalkan kantor dalam keadaan berantakan," dengan kamar mandi kotor, serta bau sisa makanan dan bau badan yang terus-menerus ada, lapor New York Times, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Laporan itu mengatakan beberapa karyawan membawa tisu toilet mereka sendiri karena tidak ada petugas kebersihan yang siap menggantikan persediaan. Musk konon juga telah memadatkan karyawan Twitter ke dua lantai sambil mematikan empat lantai lain.

Langkah sadar anggaran lain termasuk keputusan Musk menutup salah satu pusat data Twitter di Sacramento, California, meski dilaporkan ada kekhawatiran di antara beberapa karyawan bahwa hal itu dapat merusak kinerja situs.

(Dam/Isk)

5 dari 5 halaman

Infografis Cek Fakta: 6 Tips Cara Identifikasi Hoaks dan Disinformasi di Medsos