Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Penerbangan Amerika Serikat (FAA) menghentikan semua penerbangan pesawat di Amerika Serikat. Penyebabnya karena salah satu kontraktor FAA telah menghapus file NOTAM secara tidak sengaja.
Sekadar informasi, NOTAM adalah sistem jaringan komputer yang dijalankan oleh FAA. Sistem ini menyediakan update real-time kepada kru penerbangan tentang berbagai data yang mendukung penerbangan.
Baca Juga
Misalnya data tentang cuaca, infrastruktur dan kondisi lokasi pendaratan, dan lain-lain yang bisa memengaruhi keselamatan terbang. Akibat kesalahan tidak disengaja ini, ribuan penerbangan pesawat di AS harus dihentikan pada 11 Januari lalu.
Advertisement
Mengutip Android Authority, Senin (24/1/2023), FAA hanya menghentikan penerbangan pada 11 Januari 2023. Masalah ini tidak hanya berdampak pada penerbangan sipil, tetapi juga pada penerbangan militer yang sebagian mengandalkan NOTAM milik FAA. Pilot pun disebut-sebut harus menelepon untuk menanyakan sendiri potensi bahaya penerbangan.
FAA belakangan melaporkan, "Kegagalan sistem NOTAM terjadi setelah ada personel yang gagal mengikuti prosedur dan merusak file tertentu. Kini penyelidikan lebih lanjut masih berlangsung."
Menurut informasi, kontraktor FAA tengah menyinkronkan database utama dan backup dan mereka secara tidak sengaja menghapus file yang rupanya, diperlukan untuk menjaga agar sistem peringatan tetap berjalan.
FAA memastikan, "Sejauh ini tidak menemukan bukti serangan atau niat jahat di dunia maya."
Menurut laporan The Washington Post, saat ini tidak jelas bagaimana sejumlah file yang dihapus bisa menyebabkan tumbangnya seluruh sistem. FAA pun kini telah memperbaiki masalah ini dan mengambil langkah untuk membuat sistem lebih tangguh.
Sayangnya, masalah ini juga membuat keandalan teknologi FAA dipertanyakan. Departemen transportasi AS sebelumnya menyebut, sistem NOTAM sebagai perangkat keras lawas yang gagal, dalam dokumen yang meminta anggaran sebesar USD 30 juta untuk mendanai pembaruan sistem ini.
Ada Ribuan File Berbahaya Beredar Tiap Hari di 2022
Terlepas dari penghentian penerbangan di AS akibat penghapusan sebuah file secara tidak sengaja, sebelumnya perusahaan keamanan siber Kaspersky menemukan rata-rata 400 ribu file berbahaya didistribusikan setiap hari selama 2022. Mereka mencatat, angka itu berarti ada pertumbuhan lima persen dibandingkan tahun 2021.
Temuan ini dan beberapa temuan lain, dilaporkan dalam Kaspersky Security Bulletin (KSB), rangkaian prediksi dan laporan analitis tahunan tentang perubahan penting dalam dunia keamanan siber.
Melalui siaran pers, dikutip Rabu (7/12/2022), sistem deteksi Kaspersky menemukan rata-rata 400 ribu file berbahaya baru setiap hari selama 10 bulan terakhir.
Sebagai perbandingan, sekitar 380 ribu file semacam ini terdeteksi setiap hari pada tahun 2021, menunjukkan peningkatan sebesar lima persen.
Total, Kaspersky mendeteksi sekitar 122 juta file berbahaya pada tahun 2022, enam juta lebih banyak dari tahun lalu.
Para peneliti di Kaspersky juga menemukan, pangsa ransomware yang ditemui setiap hari meningkat sebear 181 persen dibandingkan tahun 2021, mencapai 9.500 file enkripsi per hari.
Advertisement
Malware Instal Program Berbahaya
Di antara ancaman lainnya, Kaspersky juga mendeteksi pertumbuhan 142 persen pangsa Downloaders, program berbahaya yang menginstal versi baru malware atau aplikasi yang tidak diinginkan pada perangkat yang terinfeksi.
Windows menjadi target utama di antara semua platform tempat keluarga ancaman tersebar. Di tahun 2022, pakar Kaspersky menemukan rata-rata hampir 320 ribu file berbahaya menyerang perangkat Windows.
Dari semua penyebaran file berbahaya, 85 persen di antaranya menargetkan Windows. Namun, menurut Kaspersky, platform ini bukan satu-satunya yang populer bagi penyerang.
Sistem deteksi Kaspersky juga menemukan pangsa file berbahaya dalam format Microsoft Office yang didistribusikan setiap hari tumbuh menjadi dua kali lipat atau dengan pertumbuhan 236 persen.
Tahun 2022, pakar juga mengidentifikasi peningkatan 10 persen dalam pangsa file berbahaya yang menargetkan platform Android setiap hari. Jadi selain Windows dan Office, pengguna Android jadi target favorit penjahat siber.
Vladimir Kuskov, Kepala Penelitian Anti-Malware Kaspersky mengatakan, sangat mungkin tahun depan mereka bisa mendeteksi setengah juta file berbahaya per hari.
(Tin/Ysl)