Sukses

Curhat Mantan Karyawan yang Kena PHK Google: Seperti Ditampar dan Dibuang

Tidak sedikit mantan karyawan yang curhat di media, setelah dirinya menjadi korban dari PHK Google

Liputan6.com, Jakarta - Google beberapa waktu lalu mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 12 ribu karyawan, di mana pemangkasan juga terjadi untuk pekerja di Amerika Serikat dan secara global.

PHK ini tentu membuat banyak karyawan yang merasa terkejut. Tidak sedikit dari mereka yang mencurahkan isi hatinya ke media sosial, maupun lewat media massa.

Apalagi, mereka yang terdampak juga di antaranya adalah karyawan yang memiliki performa baik selama bekerja.

Mengutip New York Post, Sabtu (28/1/2023), eks engineering manager Justin Moore, mengungkapkan dalam sebuah unggahan di LinkedIn, ia tahu terkena PHK Google usai menemukan akun kerjanya nonaktif otomatis pada jam tiga pagi.

"Ini juga menunjukkan pekerjaan bukanlah hidup Anda, dan pemberi kerja — terutama yang besar, yang tidak berwajah seperti Google — menganggap Anda 100 persen dapat dibuang," kata Moore.

"Jalani hidup, bukan bekerja," kata mantan karyawan Google yang sudah bekerja selama lebih dari 16 tahun di perusahaan itu.

Jeremy Joslin, mantan insinyur perangkat lunak di raksasa teknologi itu, juga mengatakan bahwa kabar tersebut seperti sebuah tamparan di wajah. Joslin sendiri sudah bekerja 20 tahun di Google. Ia mengetahui dirinya terkena PHK melalui sebuah email.

"Benar-benar tamparan di wajah. Saya berharap bisa mengucapkan selamat tinggal kepada semua orang secara langsung," kata Joslin melalui akun Twitter-nya @jcj.

Elizabeth Hart, eks manajer pemasaran senior, juga menceritakan bahwa dirinya mendapatkan pemeritahuan bahwa aksesnya ke perusahaan berakhir di tengah malam. Hart sudah bekerja lebih dari 15 tahun di Google.

2 dari 4 halaman

Kreator TikTok Bikin Video 'Day in My Life' Kena PHK Google

Seorang kreator TikTok, Nicola Tsai, yang kerap membagikan video "day in my life" saat bekerja di Google, juga mengunggah video curhat bahwa dirinya menjadi salah satu korban PHK massal itu.

Dalam video singkatnya di akun @nicolesdailyvlog, seperti dikutip dari New York Post, atasan dari Tsai memintanya untuk memeriksa berita dan email. Selain itu, ia juga diminta untuk tidak ragu meneleponnya.

Namun saat mencoba masuk ke email dan kalender kantor, Tsai malah mendapatkan pesan: "Anda tidak memiliki akses." Pesan itu juga ditampilkan dalam videonya.

Tsai pun mengunggah gambar dirinya sedang menangis sambil berkata: "Saya menelepon bos saya kembali dan kami hanya menangis di telepon karena dia juga mengetahui tentang PHK saya untuk pertama kalinya hari ini juga."

3 dari 4 halaman

Banyak yang Senasib dengannya

Video tersebut kemudian menunjukkan tangkapan layar pesan teks yang dikirim dan diterima Tsai kepada orang-orang di timnya, dan karyawan lain di perusahaan, yang juga diberi tahu bahwa mereka kehilangan pekerjaan.

Masuk ke LinkedIn, Tsai juga mengungkapkan ternyata banyak orang yang mengalami hal tersebut. Dia pun mengatakan, membaca orang lain yang di-PHK tidak bagus untuk kesehatan mentalnya.

"Saya menghabiskan begitu banyak hari menangis sehingga saya merasa sangat lelah karena sedih," kata Tsai.

Akhirnya, dia memilih menggunakan tiket tahunannya ke Disneyland untuk menghibur diri.

"Saya tidak benar-benar tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi saya akan membuat vlog perjalanan saya dan memposting lebih banyak konten tentangnya," pungkasnya.

4 dari 4 halaman

CEO Google Ungkap Alasan PHK 12.000 Karyawan

Sebelumnya, Google PHK 12.000 karyawan baik yang berada di Amerika Serikat maupun secara global. Raksasa mesin pencari ini adalah perusahaan teknologi terkini yang melakukan aksi PHK.

Dikutip dari AP News, Jumat (20/1/2023), pemutusan ini akan berdampak pada sekitar 6 persen dari keseluruhan karyawan Google. Pengumuman ini diinformasi langsung CEO Google dan Alphabet Sundar Pichai melalui email serta unggahan di blog perusahaan.

Terbaru, dalam town hall yang digelar awal pekan ini, Sundar akhirnya mengungkap alasan di balik PHK tersebut. Menurutnya, PHK itu merupakan keputusan yang sudah dipertimbangkan secara matang.

Seperti dikutip dari NDTV, Selasa (24/1/2023), keputusan ini dibuat dengan berkonsultasi terlebih dulu dengan pendiri Google, termasuk dewan direksi. Ia menuturkan, langkah ini perlu diambil karena pertumbuhan perusahaan yang melambat.

"Jika Anda tidak bertindak dengan jelas dan tegas, serta lebih awal, kami malah akan menambah masalah dan membuatnya jauh lebih buruk. Ini adalah keputusan yang perlu saya buat," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyebut PHK ini tidak dilakukan secara acak. Menurut Sundar, keputusan PHK ini melibatkan sekitar 750 pimpinan senior dan dilakukan dalam beberapa minggu, sebelum akhirnya menentukan siapa saja karyawan Google yang di-PHK.

Chief Financial Officer Alphabet Ruth Porat juga menekankan PHK dilakukan untuk bisa memberikan kesempatan bagi perusahaan agar bisa terus berinvestasi pada prioritas utama.

"Bertindak lebih awal, dan selanjutnya Anda bisa menciptakan kapasitas agar bisa berinvestasi untuk pertumbuhan jangka panjang. Sesulit apa pun ini, itulah kesimpulannya," tutur Ruth.

Selain PHK, Sundar juga mengatakan perusahaan akan melakukan penyesuaian nilai bonus tahunan yang diterima pada petinggi Google.

(Dio/Isk)